176-2011. Syair Untuk Kekasih (4)
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Kekasih, dihadapan-Mu bersimpuh seorang pengembara letih.
Didalam takut dan harap ia tertunduk dengan bibir merintih.
Memohon pada-Mu berharap Engkau ulurkan cinta kasih.
Agar Engkau ampuni dosa jiwanya dan kembali bersih.
Kekasih, ia datang pada-Mu dengan wajah tertunduk.
Tak sanggup ia hadapkan hatinya yang kotor membusuk.
Cintanya bernanah karena lemahnya diri sebagai makhluk.
Sungguh dosa membuat kebersihan dan kesucian jiwa terpuruk.
II
Kekasih, dipintu rahmat-Mu hamba besimpuh sebagai pengemis.
Tak mau berulang-ulang kupinta ampunan-Mu didalam tangis.
Karena keyakinnya bahwa rahmat-Mu tak pernah habis.
Walaupun pembangkangan dan dosa manusia berlapis.
Kekasih, betapa takutnya ketika kelak menghadap-Mu.
Sebesar debu pun dosa hamba tak terlepas dari hisab-Mu.
Kemutlakan untuk menyiksa atau mengampuni makhluk pada-Mu.
Sungguh betapa hamba berharap kemurahan satu-satunya pada-Mu
III
Kekasih, di pintu rahmat-Mu menghiba seorang hamba yang miskin amalan.
Is sesali perjalanan hidupnya yang bernoda dosa dan pelanggaran.
Berharap belas kasih-Mu akan memberikan secercah harapan.
Kesalahan yang dilakukannya akan mendapat ampunan.
Kekasih, dihadapan-Mu bersimpuh hamba tak berharga.
Yang berharap Engkau karuniakan baginya balasan surga.
Berilah ia ampunan sebagai musafir yang menyerah karena dahaga.
Yang akui segala kesalahan selama hidupnya dan pasrah jiwa dan raga.
IV
Kekasih, terbayang dimata hamba-Mu betapa panas dan sempitnya kubur.
Dan betapa cepatnya kulit dan daging akan hancur seperti bubur.
Berilah ampunan-Mu agar dalam sendiri kelak hamba terhibur.
Karena Engkau pemilik segala kemutlakan yang tak terukur.
Ampuni hamba wahai Yang Maha Ghaffur.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar