166-2011. Surat Terbuka Untuk Para Orang Tua
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Tak lagi kutemui obor-obor merah dan celoteh jiwa-jiwa suci pulang dari mengaji.
Tiada lagi terdengar indahnya kicau burung menembus embun di pagi hari.
Hilang pula derau gesekan batang bambu dihembus angin malam hari.
Bersama redupnya cahaya ruhani dan kendurnya tali silaturahmi.
Kini embun pagi nan sejuk telah bercampur polusi udara.
Asap hutan terbakar setiap saat memedihkan mata.
Penyakit baru karena bahan kimia pun melanda.
Dan kekotoranpun melanda sucinya jiwa.
II
Rumah tempat tinggal tak lagi jadi surga.
Karena kelelahan dan hanya tinggal sisa tenaga.
Hanya untuk makan dan tidur habis perjalanan usia.
Dan kasih sayang didalamnya menjadi kering dan hampa.
Di balik dinding tebal nan mewah kitab suci terkapar berdebu.
Yang taat ibadah disana hanya orang-orang tua serta pembantu.
Pemiliknya bekerja kumpulkan uang, emas permata, dan batu-batu.
Sungguh rahmat Ilahi telah menjauh dari rumah yang dikelola seperti itu.
III
Waktu terus berjalan, dalam tawa dan canda ada kepedihan yang tertahan.
Generasi penerus rapuh karena pendidikan agamanya tak diperhatikan.
Orang tua hanya menyuruh belajar tanpa memberikan keteladanan.
Tinggallah kini generasi penerus yang hidup dalam kebingungan.
Betapa banyak orang tua yang lupakan pendidikan tradisi.
Yang juga tak menyadari bila iman tak dapat diwarisi.
Lupakan betapa berat pertanggung jawaban nanti.
Terhadap anaknya yang telah diamanatkan Ilahi.
IV
Belumlah terlambat bagi yang ingin berbuat.
Mendidik anak supaya iman dalam dirinya terpahat.
Membekas dalam jiwa mereka keteladanan dan nasehat.
Sebagai modal orangtua dalam pertanggungjawaban akherat.
Betapa kenikmatan duniawi sering membuat jiwa manusia jadi terlena.
Lupa bahwa yang dilakukan kelak dipertanggung jawabkan dialam sana.
Anak dan harta merupakan cobaan yang akan membawa ke neraka atau jannah.
Yang kelak akan membuat orangtuanya mendapat kemuliaan atau akan abadi terhina.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar