141-2011. Mana Dirimu Wahai Penegak Izzah?
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Badai Peradaban berubah jadi prahara yang menggila.
Bagai malaikat Isrofil telah meniupkan sangkakala.
Yang menjadi penghulu adalah sifat tercela.
Dan penyelesaian sengketa dipenuhi bala.
Dunia diatur hukum rimba yang kejam.
Yang berani melawan segera dihantam.
Yang berkuasa adalah peradaban yang hitam.
Dan negeri-negeri yang lemah segera tenggelam.
II
Tiada kini kesetaran budaya antar bangsa mengatur dunia.
Negara yang hebat senjata membuat aturan dengan pongah.
Akan segera dirampas sebuah negeri manakala rakyatnya lemah.
Dan secara berkelompok mengeroyok untuk berbagi kekayaannya.
Adalah sebuah tujuan keji yang disembunyikan rapi dibalik serangan.
Tiada lain merampok sumber-sumber minyak yang menjadi tujuan.
Serta sesegera mungkin mengeroyok pemimpin negeri Islam.
Sehingga mereka pun tetap lemah dan menjadi sapi perahan.
III
Mana dirimu wahai para turunan Panglima salahuddin?
Tegakkan kepalamu wahai penerus Mahmud Sabaktekin.
Mana wibawamu hai pelanjut Timur Lenk yang dahulu yakin.
Datanglah wahai generasi Muhammad Al Fatih sang Mujahidin.
Mana harga diri pejuang sejati dari tengah gurun pasir Arabia.
Yang lengkingan takbir para mujahidnya menggetarkan jiwa.
Yang sanggup hancurkan kekuatan Sang Kisra di Persia.
Dan sebarkan kebenaran ke seluruh penjuru dunia.
IV
Dalam tangisan ratapi kehinaan hamba berdoa.
Kelak muncul seorang pemimpin yang amanah.
Rindukan jalan kesyahidan atau agama jaya.
Dan tegaknya panji-panji Ilahi yang mulia.
Dalam kerinduan lahirnya kembali Khilafah.
Bermohon hamba pada sang Maha Pencipta.
Hapuskan dari kami masa berat zaman Ghuroba.
Dan kembali Kebenaran-Mu bak benderang cahaya.
V
Kini para pembenci-Mu tegakkan kepala dengan pongah.
Mengaum hebat getarkan nyali umat pilihan yang lemah.
Dicabik dan diserakkan musuh bagai tak berartinya remah.
Dan mengharap kasihan musuh yang akan memberi derma.
Para pemimpinmu?mereka sibuk menjilat agar tak diganggu.
Menyenangkan para tuannya di barat sana tak malu-malu.
Ketika sudah tidak berguna lagi bagi mereka,ia akan disapu.
Sayang tak belajar, sesungguhnya engkau telah tertipu.
VI
Wahai kaum muda para calon pemimpin masa depan.
Sanggupkah amanah berat ini akan engkau emban.
Tegakkan harga diri dan mampu untuk diandalkan.
Bangkitkan harapan yang telah lama dinantikan.
Seribu doa dan permintaan telah kami panjatkan pada Allah.
Airmata Palestina, Afghanistan,dan Cechnya bercampur darah.
Mereka menunggu para pemimpin yang berani tegakkan Izzah.
Untuk membawa mereka pada hidup dibawah naungan khilafah.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar