142-2011. Pengembaraanku menjelang Akhir
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Kulihat bintang-bintang nun jauh berkedap kedip di tepi cakrawala.
Bagai Qais nyanyikan senandung kerinduan abadi pada Laila.
Kerinduan yang ciptakan kepedihan dan airmata darah.
Dan menorehkan kisah abadi yang sepanjang sejarah.
Kini Lailaku telah pergi bersama hembusan angin.
Tembus tingginya puncak Himalaya yang dingin.
Hanya airmata rindu pengobat hati yang ingin.
Runtuhkan tegar bak tumbangnya beringin.
II
Tak tahu kemana dibawa kembara jiwa.
Jasad telah letih lalui aneka peritiwa.
Walau kini ada pedih di dalam jiwa.
Namun tersembunyi dibalik tawa.
Ada jutaan kata yang tersimpan.
Kepada siapa lagi akan dicurahkan.
Tentang pintu yang telah dibukakan.
Dan tentang pesan yang disembunyikan.
III
Kepada Pemilik jagat bkuadukan asa dihati ini.
Tentang cinta pada bunga-bunga sedang bersemi.
Berharap mereka tak layu dan berguguran ke bumi.
Dan kelak bisa bangkitkan harga diri dan kebanggaan kami.
Adalah harapan besar yang tersembunyi di ujung kembara.
Bunga-bunga mekar berjuang dengan semangat membara.
Berbaris rapi dan bergelombang bagai sepasukan tentara.
Mampu tegakkan harga diri dan bangga kibarkan bendera.
IV
Wahai Sang pemilik segala kekuasaan di seluruh jagat raya.
Bangkitkanlah cinta kami pada-Mu sebagai umat teraniaya.
Cinta kehidupan akherat yang membuat umat dahulu jaya.
Cinta yang membangkitkan seluruh energi iman berdaya.
Kini diriku bersama satu generasi telah menjelang pulang.
Bak prajurit kalah tundukkan kepala di medan perang.
Tak mampu raih panji-Mu diakhir zaman menjelang.
Dan sebarkan cahaya-Mu agar kembali cemerlang.
Ilahi, jangan biarkan kami bernasib malang.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar