134-2011. Siapa Lagi Yang akan Kau Bunuh Sekarang?
Oleh
Hamdi Akhsan
Usamah telah pergi, Saddam Hussen telah pergi.
Delapan ratus ribu jiwa rakyat Irak juga telah mati.
Di Afghanistan wanita dan anak-anak kalian bantai.
Dan Jutaan pencinta Ilahi di negeri menunggu hari.
Engkau bunuh mereka dalam keserakahan berbalut dusta.
kalian rampas minyak mereka atas nama hak azazi manusia.
Kalian kuasai semua media pemberitaan untuk balikkan citra.
Jadikan milyaran saudara muslim mereka padamu lebih percaya.
II
Saudaraku, mana ada srigala rakus yang akan membela domba.
Mereka penyamun yang rampas negeri orang seenaknya saja.
Dengan berbagai alasan kekayaannya pun diangkut semua.
Tinggallah negeri yang terpecah dengan pemimpin boneka.
Sungguh sayang, generasi penerus kini telah diracuni.
Dengan mainan yang tampak baru bernama demokrasi.
Padahal sistem ini telah runtuhkan romawi dan yunani.
Karena kuasa Ilahi dikalahkan suara rakyat tertinggi.
III
Mengapa umat pilihan Tuhan itu seperti telah buta.
Kitab-Nya yang sempurna dipandang sebelah mata.
Menjadi pengikut sistem politik yang berlumur dusta.
Kebenaran&kebaikan yang diturunkan tidak dicinta.
Jangan cangkokkan tanduk kambing ke kepala kuda?
Karena setiap sistem telah miliki karakteristik berbeda.
Jadikan dirimu bangga karena memiliki tradisi khalifah.
Yang tujuh ratus tahun torehkan tinta emas sejarah.
IV
Mari pelajari sistem demokrasi yang begitu dibanggakan.
Yang terpilih jadi pemimpin hanya yang bergelimang kekayaan.
Atas nama demokrasi langsung uang banyak pun pasti dihamburkan.
Dan kelak setelah berkuasa semua modal yang keluar harus dikembalikan.
Dan suara rakyat bagaikan permata sesaat yang dibujuk dengan rayuan.
Segala janji manis,pesona,kesempurnaan program pun dihamburkan.
Para operator atas nama relawan dimana-mana bergentayangan.
Setelah selesai tetaplah rakyat kecil yang menjadi korban.
V
Bagaimana pula kebenaran dan keadilan akan tegak diatas kepentingan?
Dan bagaimana amanah akan dipikul pada jabatan yang diperebutkan.
Karena ambisi kuasalah yang mendasari demokrasi yang dibanggakan.
Maka jadilah segala upaya untuk mencapainya akan dipergunakan.
Dimasa silam? kejayaan yang didapat karena patuhi kitab suci.
Ditambah oleh adanya para pengembara surga yang berani.
Yang didalam jiwanya sangat kuat kecintaan pada Ilahi.
Dan lebih harapkan bahagia dengan hidup setelah mati.
VI
Kini, yang ada tinggal generasi yang sangat lemah.
Di serakkan musuh bagaikan sepiring remah.
Memilih kebahagiaan dunia dan hidup mewah.
Yang tinggal tubuh tanpa iman didalam jiwa.
Kekasih!Kapan akan tiba pasukan yang dikawal ribuan malaikat.
Yang wibawanya terpancar dari sorot mata tajam mengkilat.
Yang dengan perlindungan-Mu menreka perkasa dan kuat.
Serta mampu jadikan para penghina agama-Mu tercekat.
VII
Wahai kalian para pembenci tegaknya cahaya Ilahi!
Sehebat apapun kekuatanmu kelak akan mati.
Dan kejayaan itu akan datang silih berganti.
Sebagai ketentuan yang tetap dari Ilahi.
Padamu wahai jiwa-jiwa yang perkasa.
Kepalkan tangamu tegakkan dada.
Sinari hidupmumu dengan cahaya.
Dan selalulah kaurindukan surga.
Alfaqiir
Hamdi Akhsan
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Usamah telah pergi, Saddam Hussen telah pergi.
Delapan ratus ribu jiwa rakyat Irak juga telah mati.
Di Afghanistan wanita dan anak-anak kalian bantai.
Dan Jutaan pencinta Ilahi di negeri menunggu hari.
Engkau bunuh mereka dalam keserakahan berbalut dusta.
kalian rampas minyak mereka atas nama hak azazi manusia.
Kalian kuasai semua media pemberitaan untuk balikkan citra.
Jadikan milyaran saudara muslim mereka padamu lebih percaya.
II
Saudaraku, mana ada srigala rakus yang akan membela domba.
Mereka penyamun yang rampas negeri orang seenaknya saja.
Dengan berbagai alasan kekayaannya pun diangkut semua.
Tinggallah negeri yang terpecah dengan pemimpin boneka.
Sungguh sayang, generasi penerus kini telah diracuni.
Dengan mainan yang tampak baru bernama demokrasi.
Padahal sistem ini telah runtuhkan romawi dan yunani.
Karena kuasa Ilahi dikalahkan suara rakyat tertinggi.
III
Mengapa umat pilihan Tuhan itu seperti telah buta.
Kitab-Nya yang sempurna dipandang sebelah mata.
Menjadi pengikut sistem politik yang berlumur dusta.
Kebenaran&kebaikan yang diturunkan tidak dicinta.
Jangan cangkokkan tanduk kambing ke kepala kuda?
Karena setiap sistem telah miliki karakteristik berbeda.
Jadikan dirimu bangga karena memiliki tradisi khalifah.
Yang tujuh ratus tahun torehkan tinta emas sejarah.
IV
Mari pelajari sistem demokrasi yang begitu dibanggakan.
Yang terpilih jadi pemimpin hanya yang bergelimang kekayaan.
Atas nama demokrasi langsung uang banyak pun pasti dihamburkan.
Dan kelak setelah berkuasa semua modal yang keluar harus dikembalikan.
Dan suara rakyat bagaikan permata sesaat yang dibujuk dengan rayuan.
Segala janji manis,pesona,kesempurnaan program pun dihamburkan.
Para operator atas nama relawan dimana-mana bergentayangan.
Setelah selesai tetaplah rakyat kecil yang menjadi korban.
V
Bagaimana pula kebenaran dan keadilan akan tegak diatas kepentingan?
Dan bagaimana amanah akan dipikul pada jabatan yang diperebutkan.
Karena ambisi kuasalah yang mendasari demokrasi yang dibanggakan.
Maka jadilah segala upaya untuk mencapainya akan dipergunakan.
Dimasa silam? kejayaan yang didapat karena patuhi kitab suci.
Ditambah oleh adanya para pengembara surga yang berani.
Yang didalam jiwanya sangat kuat kecintaan pada Ilahi.
Dan lebih harapkan bahagia dengan hidup setelah mati.
VI
Kini, yang ada tinggal generasi yang sangat lemah.
Di serakkan musuh bagaikan sepiring remah.
Memilih kebahagiaan dunia dan hidup mewah.
Yang tinggal tubuh tanpa iman didalam jiwa.
Kekasih!Kapan akan tiba pasukan yang dikawal ribuan malaikat.
Yang wibawanya terpancar dari sorot mata tajam mengkilat.
Yang dengan perlindungan-Mu menreka perkasa dan kuat.
Serta mampu jadikan para penghina agama-Mu tercekat.
VII
Wahai kalian para pembenci tegaknya cahaya Ilahi!
Sehebat apapun kekuatanmu kelak akan mati.
Dan kejayaan itu akan datang silih berganti.
Sebagai ketentuan yang tetap dari Ilahi.
Padamu wahai jiwa-jiwa yang perkasa.
Kepalkan tangamu tegakkan dada.
Sinari hidupmumu dengan cahaya.
Dan selalulah kaurindukan surga.
Alfaqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar