160-2011. Sungguh Sedikit dan Sebentar
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Kerentaan zaman telah bawa peradaban ke ambang kematian.
Kala banyak manusia yang menyembah harta dan jabatan.
Ketika jasad insan yang fana sibuk perlambat penuaan.
Serta semakin hebatnya strategi godaan syaitan.
Kenikmatan!sungguh sedikit dan sebentar.
Nikmatnya makan tatkala perut lapar.
Harumnya bukan tatkala ia mekar.
Manusia lemah kala tak sabar.
II
Sungguh nikmat yang sedikit.
Nikmat sehat baru terasa kala sakit.
Sesalnya boros ingat kala harus mengirit.
Baru terasa kebaikan-Nya lebih besar dari bukit.
Betapa manusia sering lalai dengan segala kebaikannya.
Seolah segala titipan yang telah diberikan adalah miliknya.
Segala yang sudah ada dalam genggaman tak akan lepas darinya.
III
Betapa baik, ada waktu yang disediakan untuk bermuhasabah.
Agar terhadap nikmat yang diberikan manusia tidak lupa.
Menyadari semua akan ditinggal kala diri berakhir fana.
Dan hanya amal yang dibawa ke Sang Pencipta.
Sungguh masa muda manusia tidak lama.
Jasad akan mengeriput dan berakhir fana.
Pengganti pun tumbuh dalam generasinya.
Dan yang sekarang pindah ke dalam tanah.
IV
Torehan pena yang tajam tetap akan hidup.
Membuka jiwa-jiwa kelam yang sempat tertutup.
Mampu menggairahkan semangat yang telah redup.
Sungguh melalui keindahan kata kebenaran terhirup.
Kecantikan dan kegagahan manusia kelak akan pudar.
Itulah jalan yang sudah ditentukan dalam Qadar.
Iman dan kebaikan yang akan terus memancar.
Sungguh sedikit manusia yang mau sadar.
V
Sungguh betapa sebentar dan sedikitnya.
Kala kembali manusia akan terkejut dan terpana.
Bagi yang lalai pasti akan sesali perbuatan selamanya.
Bagi yang taat terkejut dengan berpilat balasan dari-Nya.
Betapa indah hidup dalam kesadaran iman yang teguh.
Pabila ditimpa musibah miliki kesabaran yang kukuh.
Dari ratap dan kelemahan ia pasti akan terjauh.
Dan akan makin kuat jauh dari sifat rapuh.
VI
Nikmat dunia hanya sedikit dan sekejap.
Terhadap musibah jangan banyak meratap.
Selalu baik sangka pada-Nya bila berharap.
Karena pada-Nyalah segala putusan tetap.
Ilahi, dalam kesementaraan hidup duniawi.
Bermohon hamba pada-Mu petang & pagi.
Bimbinglah hamba pada kehidupan sejati.
Yang membawa Ridho-Mu setelah mati.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Kerentaan zaman telah bawa peradaban ke ambang kematian.
Kala banyak manusia yang menyembah harta dan jabatan.
Ketika jasad insan yang fana sibuk perlambat penuaan.
Serta semakin hebatnya strategi godaan syaitan.
Kenikmatan!sungguh sedikit dan sebentar.
Nikmatnya makan tatkala perut lapar.
Harumnya bukan tatkala ia mekar.
Manusia lemah kala tak sabar.
II
Sungguh nikmat yang sedikit.
Nikmat sehat baru terasa kala sakit.
Sesalnya boros ingat kala harus mengirit.
Baru terasa kebaikan-Nya lebih besar dari bukit.
Betapa manusia sering lalai dengan segala kebaikannya.
Seolah segala titipan yang telah diberikan adalah miliknya.
Segala yang sudah ada dalam genggaman tak akan lepas darinya.
III
Betapa baik, ada waktu yang disediakan untuk bermuhasabah.
Agar terhadap nikmat yang diberikan manusia tidak lupa.
Menyadari semua akan ditinggal kala diri berakhir fana.
Dan hanya amal yang dibawa ke Sang Pencipta.
Sungguh masa muda manusia tidak lama.
Jasad akan mengeriput dan berakhir fana.
Pengganti pun tumbuh dalam generasinya.
Dan yang sekarang pindah ke dalam tanah.
IV
Torehan pena yang tajam tetap akan hidup.
Membuka jiwa-jiwa kelam yang sempat tertutup.
Mampu menggairahkan semangat yang telah redup.
Sungguh melalui keindahan kata kebenaran terhirup.
Kecantikan dan kegagahan manusia kelak akan pudar.
Itulah jalan yang sudah ditentukan dalam Qadar.
Iman dan kebaikan yang akan terus memancar.
Sungguh sedikit manusia yang mau sadar.
V
Sungguh betapa sebentar dan sedikitnya.
Kala kembali manusia akan terkejut dan terpana.
Bagi yang lalai pasti akan sesali perbuatan selamanya.
Bagi yang taat terkejut dengan berpilat balasan dari-Nya.
Betapa indah hidup dalam kesadaran iman yang teguh.
Pabila ditimpa musibah miliki kesabaran yang kukuh.
Dari ratap dan kelemahan ia pasti akan terjauh.
Dan akan makin kuat jauh dari sifat rapuh.
VI
Nikmat dunia hanya sedikit dan sekejap.
Terhadap musibah jangan banyak meratap.
Selalu baik sangka pada-Nya bila berharap.
Karena pada-Nyalah segala putusan tetap.
Ilahi, dalam kesementaraan hidup duniawi.
Bermohon hamba pada-Mu petang & pagi.
Bimbinglah hamba pada kehidupan sejati.
Yang membawa Ridho-Mu setelah mati.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar