157-2011. Tentang Makna Sebuah Kebangkitan (Refleksi Harkitnas)
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Seorang m urid yang lugu bertanya kepada guru.
Apakah makna yang hakiki dari kebangkitan itu?
Apakah dengan dapat dilihat dari banyaknya tugu.
Ataukah dapat dilihat dari monumen batu-batu.
Sang guru terperangah oleh pemahaman muridnya.
Begitulah pengertian yang didapat dari buku-bukunya.
Tiap tahun ia lihat orang lakukan upacara dengan ramainya.
Setiap pakar akan menyampaikan perbedaan pendapatnya.
II
Sang guru berkata, kebangkitan bangsa bukan hanya perlambang.
Tapi berjuang menjadi bangsa maju dari sebelumnya terbelakang.
Dan didalam pergaulan internasional menjadi bangsa terpandang.
Bukan semakin lama semakin terhina dan jadi bangsa pecundang.
Lihatlah negara yang dulu sama terjajah seperti bangsamu.
Kini mereka telah semakin makmur dan berteknologi maju.
Dalam bersikap terhadap bangsa lain mereka tidak ragu.
Antara semua komponen negeri mereka bersatu padu.
III
Belajarlah pada singa-singa peradaban yang perkasa.
Mereka bangkit dari keadaan yang semula tidak bisa.
Tak perlu berteriak semua berlomba membuat jasa.
Rakyatnyapun merasakan kemakmuran dan sentosa.
Anakku, negeri yang maju bukan sarang para pencuri.
Mereka mensyukuri segala nikmat yang telah Tuhan beri.
Segala potensi dan kelebihan didayagunakan untuk mandiri.
Bukannya malah kekayaan negaranya yang ada dibawa lari.
IV
Mengapa tak mau keluar modal untuk kemajuan teknologi.
Hanya berfikir pendek membeli cari keuntungan dari komisi.
Berlomba-lomba mencari kekayaan materi untuk diri pribadi.
Sungguh itulah penyebab utama tak maju-majunya negeri.
Anakku, kebangkitan sebuah bangsa bukan bualan mudah.
Butuh kerja keras, pengorbanan sampai cucurkan airmata.
Tidak cukup dengan kebudayaan dan banyak biduanita.
Dan Ilmu Pengetahuan yang dilandasi Iman @ Taqwa.
al Faqiir
Hamdi Akhsan
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Seorang m urid yang lugu bertanya kepada guru.
Apakah makna yang hakiki dari kebangkitan itu?
Apakah dengan dapat dilihat dari banyaknya tugu.
Ataukah dapat dilihat dari monumen batu-batu.
Sang guru terperangah oleh pemahaman muridnya.
Begitulah pengertian yang didapat dari buku-bukunya.
Tiap tahun ia lihat orang lakukan upacara dengan ramainya.
Setiap pakar akan menyampaikan perbedaan pendapatnya.
II
Sang guru berkata, kebangkitan bangsa bukan hanya perlambang.
Tapi berjuang menjadi bangsa maju dari sebelumnya terbelakang.
Dan didalam pergaulan internasional menjadi bangsa terpandang.
Bukan semakin lama semakin terhina dan jadi bangsa pecundang.
Lihatlah negara yang dulu sama terjajah seperti bangsamu.
Kini mereka telah semakin makmur dan berteknologi maju.
Dalam bersikap terhadap bangsa lain mereka tidak ragu.
Antara semua komponen negeri mereka bersatu padu.
III
Belajarlah pada singa-singa peradaban yang perkasa.
Mereka bangkit dari keadaan yang semula tidak bisa.
Tak perlu berteriak semua berlomba membuat jasa.
Rakyatnyapun merasakan kemakmuran dan sentosa.
Anakku, negeri yang maju bukan sarang para pencuri.
Mereka mensyukuri segala nikmat yang telah Tuhan beri.
Segala potensi dan kelebihan didayagunakan untuk mandiri.
Bukannya malah kekayaan negaranya yang ada dibawa lari.
IV
Mengapa tak mau keluar modal untuk kemajuan teknologi.
Hanya berfikir pendek membeli cari keuntungan dari komisi.
Berlomba-lomba mencari kekayaan materi untuk diri pribadi.
Sungguh itulah penyebab utama tak maju-majunya negeri.
Anakku, kebangkitan sebuah bangsa bukan bualan mudah.
Butuh kerja keras, pengorbanan sampai cucurkan airmata.
Tidak cukup dengan kebudayaan dan banyak biduanita.
Dan Ilmu Pengetahuan yang dilandasi Iman @ Taqwa.
al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar