82-2011. Masa Pun Berlalu
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Kekasih...
Dengarlah madahku didalam galau,
menangis karena rindukan Engkau,
bagai rindunya si anak rantau,
pada ibunda di seberang pulau.
Masa mudanya telah berlalu,
rambut rontok tulangpun ngilu,
otot tubuhpun terasa kaku,
jiwanya letih dimakan waktu.
Jalan yang panjang telah dititi,
sedih gembira pendam dihati,
bersiap hamba menuju mati,
bagai gugurnya bunga melati.
II
Kekasih...
Berharap diri tak putus asa.
jalani umur masih tersisa.
Lamanya hidup banyak dirasa.
terkadang perih seperti bisa.
Kulit pun telah mulai keriput,
dihati lain dengan dengan disebut,
wudhu pun sudah mudah terkentut,
pertanda akan datangnya maut.
Nama orang pun mulai lupa,
badan pun letih seperti ditimpa,
perut pun gendut seperti dipompa,
belanja kadang bingung berapa.
III
Terkadang muncul sesal dihati,
mengapa dulu tak hati-hati,
dikubur sudah cita yang tinggi,
biarlah kelak dibawa mati.
Menjadi tekad kepada anak,
setinggi cita silah menapak,
akan didukung ibu dan bapak,
selama nyawa belum disintak.
Waktu berlalu biar berlalu,
pergilah jauh hati yang pilu,
itulah doa dimalam dalu,
semoga mati tidaklah malu.
IV
Betapa banyak angan yang ada,
tetapi sadar usia sudah,
biar dipendam didalam dada,
sampai kelak menutup usia.
Kepada engkau bunga yang mekar,
jadilah insan selalu sadar,
nafsu diturut tak pernah kelar,
kerja keraslah supaya besar.
Berhati-hati dalam melangkah,
kalau terjatuh kan bisa patah,
berjuang jangan mudah menyerah,
jangan menentang perintah Allah.
V
Yang sudah biar jadi kenangan,
kubuang jauh tingginya angan.
biarlah hanya jadi tangisan,
berharap bahagia kelak didepan.
Sesal yang ada disimpan dalam.
walau menangis dikala malam,
bagaikan batu jatuh tenggelam,
hilangnya jauh saat didalam.
Pada Ilahi doa kususun,
atas ibadah yang kurang tekun,
Atas kurangnya syarat dan rukun,
Semoga kelak diberi ampun.
al Faqiir
Hamdi Akhsan
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Kekasih...
Dengarlah madahku didalam galau,
menangis karena rindukan Engkau,
bagai rindunya si anak rantau,
pada ibunda di seberang pulau.
Masa mudanya telah berlalu,
rambut rontok tulangpun ngilu,
otot tubuhpun terasa kaku,
jiwanya letih dimakan waktu.
Jalan yang panjang telah dititi,
sedih gembira pendam dihati,
bersiap hamba menuju mati,
bagai gugurnya bunga melati.
II
Kekasih...
Berharap diri tak putus asa.
jalani umur masih tersisa.
Lamanya hidup banyak dirasa.
terkadang perih seperti bisa.
Kulit pun telah mulai keriput,
dihati lain dengan dengan disebut,
wudhu pun sudah mudah terkentut,
pertanda akan datangnya maut.
Nama orang pun mulai lupa,
badan pun letih seperti ditimpa,
perut pun gendut seperti dipompa,
belanja kadang bingung berapa.
III
Terkadang muncul sesal dihati,
mengapa dulu tak hati-hati,
dikubur sudah cita yang tinggi,
biarlah kelak dibawa mati.
Menjadi tekad kepada anak,
setinggi cita silah menapak,
akan didukung ibu dan bapak,
selama nyawa belum disintak.
Waktu berlalu biar berlalu,
pergilah jauh hati yang pilu,
itulah doa dimalam dalu,
semoga mati tidaklah malu.
IV
Betapa banyak angan yang ada,
tetapi sadar usia sudah,
biar dipendam didalam dada,
sampai kelak menutup usia.
Kepada engkau bunga yang mekar,
jadilah insan selalu sadar,
nafsu diturut tak pernah kelar,
kerja keraslah supaya besar.
Berhati-hati dalam melangkah,
kalau terjatuh kan bisa patah,
berjuang jangan mudah menyerah,
jangan menentang perintah Allah.
V
Yang sudah biar jadi kenangan,
kubuang jauh tingginya angan.
biarlah hanya jadi tangisan,
berharap bahagia kelak didepan.
Sesal yang ada disimpan dalam.
walau menangis dikala malam,
bagaikan batu jatuh tenggelam,
hilangnya jauh saat didalam.
Pada Ilahi doa kususun,
atas ibadah yang kurang tekun,
Atas kurangnya syarat dan rukun,
Semoga kelak diberi ampun.
al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar