162-2011. Kepada Siapa Harus Kusampaikan?
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Kini cahaya itu menjauh bagai sirnanya embun terkena panas mentari.
Dan hilang bak perginya kepedihan kala malam berganti pagi.
Bagai Qais yang merana ditinggal Laila sang pujaan hati.
Dan habiskan masa pengembaraan digurun sunyi.
Kemana rasa terhina umat mulia ini harus kubawa.
Kepada siapa harus kuserahkan baiat suci selembar jiwa.
Bertransaksi di jalan Ilahi dengan serahkan harta dan nyawa.
Yang kelak akan diberi ganjaran dalam indahnya jannatul Ma'wa.
II
Kepada siapa harus kusampaikan asa akan kemuliaan jaya.
Siapakah yang sanggup memimpin misi tegakkan cahaya.
Siapakah yang terhadap seruan-nya yakin dan percaya.
Agar kembali ajaran Ilahi menjadi landasan budaya.
Kini, zaman dikuasai peradaban dajjal yang durhaka.
Janjikan indahnya surga sesungguhnya adalah neraka.
Membuat manusia tertipu karena terlalu berbaik sangka.
Dan tak sadar membuat pemilik alam semesta jadi murka.
III
Kepada siapa harus kusampaikan tentang indahnya sebuah jalan.
Tatkala mau dengan sabar dan iman jalani kehendak Tuhan.
Jalan kemuliaan akan terbentang bagaikan hamparan.
Dan dapatkan kebahagiaan akherat yang dijanjikan.
Sungguh kuketuk pintu-pintu hati sebuah generasi.
Untuk mulai bangga perjuangkan kebenaran ajaran Ilahi.
Untuk mendapat kemenangan yang dijanjikan pada suatu hari.
Tatkala semua kebanggaan dan kepemilikan dunia tiada berguna lagi.
IV
Kekasih, hamba mengemis di pintu hidayah-Mu nan terbuka lebar.
Jadikanlah generasi penggantiku sebagai kelompok yang sadar.
Serahkan hidupnya pada-Mu dan ikhlas menjalani Qadar.
Dan sinar rahmat-Mu meliputinya bagai cahaya fajar.
Kuketuk pintu hatimu hai anak-anakku generasi baru.
Engkaulah putra zaman yang akan menjadi pemimpin baru.
Seluruh harapan akan kebangkitan kami serahkan pada pundakmu.
Untuk mengembalikan kejayaan ajaran Ilahi sebagaimana di masa dahulu.
Ilahi, ridho-Mu jua yang kami tuju.
Al Faqiir
Hamdi akhsan
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Kini cahaya itu menjauh bagai sirnanya embun terkena panas mentari.
Dan hilang bak perginya kepedihan kala malam berganti pagi.
Bagai Qais yang merana ditinggal Laila sang pujaan hati.
Dan habiskan masa pengembaraan digurun sunyi.
Kemana rasa terhina umat mulia ini harus kubawa.
Kepada siapa harus kuserahkan baiat suci selembar jiwa.
Bertransaksi di jalan Ilahi dengan serahkan harta dan nyawa.
Yang kelak akan diberi ganjaran dalam indahnya jannatul Ma'wa.
II
Kepada siapa harus kusampaikan asa akan kemuliaan jaya.
Siapakah yang sanggup memimpin misi tegakkan cahaya.
Siapakah yang terhadap seruan-nya yakin dan percaya.
Agar kembali ajaran Ilahi menjadi landasan budaya.
Kini, zaman dikuasai peradaban dajjal yang durhaka.
Janjikan indahnya surga sesungguhnya adalah neraka.
Membuat manusia tertipu karena terlalu berbaik sangka.
Dan tak sadar membuat pemilik alam semesta jadi murka.
III
Kepada siapa harus kusampaikan tentang indahnya sebuah jalan.
Tatkala mau dengan sabar dan iman jalani kehendak Tuhan.
Jalan kemuliaan akan terbentang bagaikan hamparan.
Dan dapatkan kebahagiaan akherat yang dijanjikan.
Sungguh kuketuk pintu-pintu hati sebuah generasi.
Untuk mulai bangga perjuangkan kebenaran ajaran Ilahi.
Untuk mendapat kemenangan yang dijanjikan pada suatu hari.
Tatkala semua kebanggaan dan kepemilikan dunia tiada berguna lagi.
IV
Kekasih, hamba mengemis di pintu hidayah-Mu nan terbuka lebar.
Jadikanlah generasi penggantiku sebagai kelompok yang sadar.
Serahkan hidupnya pada-Mu dan ikhlas menjalani Qadar.
Dan sinar rahmat-Mu meliputinya bagai cahaya fajar.
Kuketuk pintu hatimu hai anak-anakku generasi baru.
Engkaulah putra zaman yang akan menjadi pemimpin baru.
Seluruh harapan akan kebangkitan kami serahkan pada pundakmu.
Untuk mengembalikan kejayaan ajaran Ilahi sebagaimana di masa dahulu.
Ilahi, ridho-Mu jua yang kami tuju.
Al Faqiir
Hamdi akhsan
0 komentar:
Posting Komentar