Oleh
Hamdi akhsan
I
Engkau tinggalkan segenap kemewahan hidup demi sebuah keyakinan.
Hidup mengembara di gunung-gunung dan gua sebagai pelarian.
Setiap waktu nyawa senantiasa berada dalam ancaman.
Bagai seorang Daud kecil hadapi besarnya kezaliman.
Dalam kepungan kekuatan Iblis yang mendunia.
Ia menjadi mahluk asing dengan keyakinannya.
Teguh terhadap pilihan yang dipercayainya.
Walau segenap penderitaan harus dijalaninya.
II
Adalah keadilan yang dijadikan pilihan hidup.
Hebatnya ancaman tak membuat jiwa redup.
Baktikan harta dan jiwa pada sang pemilik hidup.
Walau ganasnya senjata musuh pun meletup-letup.
Apapun citra buruk dan fitnah yang dilancarkan musuh.
Tak membuat ketegaran dan ketabahannya menjadi runtuh.
Sakit dan kematian dalam peperangan tak membuatnya jadi luruh.
Bagaikan gunung yang dihantam badai dan prahara namun tetap kukuh.
III
Betapa banyak harta yang telah ia kurbankan demi tujuan yang diyakini.
Ribuan orang miskin dan menderita karena peperangan ia santuni.
Ia hadapi segala medan peperangan dengan gagah berani.
Sungguh sebuah perlambang tatkala umat dizalimi.
Bagi mereka sedang dijajah ia menjadi perlambang.
Tentang hebatnya perlawanan dalam berperang.
Mampu lepaskan diri dari kepungan ribuan orang.
Sungguh suatu keberanian yang kini telah jarang.
IV
Betapa banyak berita dusta yang telah disebarkan.
Betapa pula senjata canggih yang telah dilontarkan.
Demikian pula rakyat kecil tak berdosa telah dikorbankan.
Namun pekik terhadap penjajahan musuh tetap ia kobarkan.
Kalaulah benar engkau telah syahid sebagaimana yang diberitakan.
Betapa banyak mereka yang telah mengidolakanmu larut dalam tangisan.
Sedangkan engkau telah pergi dari dunia ini menghadap kepada Tuhan.
Dan menerima ganjaran sesuai dengan niat dan apa yang diperjuangkan.
V
Usama bin Ladin, sebuah nama getarkan dinding istana para pengecut.
Yang hanya berkoar memberi perintah membunuh menutupi rasa takut.
Yang para pemimpin munafik mendengar namanya saja menjadi kecut.
Bahkan mendengar ancamannya saja ada diantaranya terkentut.
Sungguh banyak pula yang mencaci makimu tanpa alasan.
Mereka benci dengan apa yang engkau perjuangkan.
Seolah merekalah yang telah engkau rugikan.
Padahal belum ada yang mereka lakukan.
VI
Kelak akan lahir usamah-usamah baru.
Yang akan menjadi lawan para seteru.
Yang kuat bagaikan badai menderu.
Dan bergerak cepat bagaikan peluru.
Namamu akan dikenang sepanjang zaman.
Harum mewangi bagai bunga-bunga ditaman.
Sumber inspirasi mereka yang dalam perjuangan.
Mengalahkan musuh yang telah membawa kezaliman.
VII
Berdoa kami pada-Mu wahai Sang Pemilik kehidupan.
Berilah kami para pemimpin yang membanggakan.
Bertanggungjawab dengan yang diamanahkan.
Dan bawa rakyat negeri ini ke kesejahteraan.
Pada-Mu wahai Tuhan,kami sampaikan harap.
Berilah kami keberanian dalam tentukan sikap.
Agar kelak sanggup kala harus menghadap.
Di hari ketika nasib tiap hamba menjadi tetap.
Ilahi, kasihi hamba menjelang sirap.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar