83-2011. Pandangan Untuk Negeriku
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Anakku...
ingin kuceritakan padamu tentang harga diri bangsa yang tercabik.
Yang berpacu cepat menuju keruntuhan detik demi detik.
Telinga pemegang kuasa tuli dengar jerit dan pekik.
Dan terhadap godaan materi pun tiada berkutik.
Dan kesadaran terlambat saat matamendelik.
Serta jasad kesakitan sampai melentik.
karena di panggil oleh Sang Khalik.
Sedang yang hidup tetap asyik.
Anggaranpun dikutak katik.
II
Anakku...
Tahukah kau apa tantangan.
Keterpurukan yang diperjuangkan.
Segala potensi yang ada dibangkitkan.
Rakyat yang masih terbelakang dimajukan.
Dalam harmoni yang menyatukan banyak keragaman.
Kesalahan dalam menata akan hancurkan keseimbangan.
Perjalanan waktu membuat pemimpin makin jauh dari tujuan.
Dan bangsa ini pun akan semakin jauh tenggelam dalam kesesatan.
III
Betapa, negeri ini dikaruniakan Ilahi mempunyai kekayaan melimpah.
Sebagai wujud kasih sayang dan banyaknya pemberian-Nya.
Namun penghuni dan pengelolanya lantas menjadi lupa.
Maka jadilah ia negeri yang sering dilanda nestapa.
Mengapa lahan yang subur tidak diolah.
Mengapa petaninya sendiri dibuat kalah.
Diimpor bebas hewan dan aneka buah.
Kalahkan milik sendiri yang melimpah.
IV
Sementara, pemegang amanah sibuk.
Kepada adidaya membungkuk-bungkuk.
Kekayaan alam dibiarkan saja habis dikeruk.
Tinggal racun dan sampah yang membusuk.
Inikah makna sebuah kemerdekaan dan kebangkitan.
Negeri yang salah urus dan berebut sumber kekayaan.
Penegakan dan keadilan hukum bagi rakyat tinggal slogan.
Makin dalam jurang perbedaan orang kaya & rakyat kebanyakan.
V
Sungguh inilah sebuah kenyataan pahit yang menyesakkan dada.
Setelah enam puluh enam tahun sudah bangsa ini merdeka.
Keadilan dan kemakmuran hanya menjadi impian belaka.
Dan rakyat kecilpun hanya bisa mengeluh berduka.
Anakku, jadikan bangsa ini yang berharga diri.
Bangkit bersama agar ia mampu berdikari.
Bukan menghimpun kekayaan sendiri.
Atau segala yang ada dibawa lari.
VI
Jadilah generasi yang membanggakan.
Harga diri, keadilan, kemakmuran diperjuangkan.
Pengorbanan dan jasa nenek moyangmu jangan hinakan.
Agar kelak bangsa ini dihormati orang dan berada di garda depan.
Percayalah, dalam persaingan yang ketat tidak ada petemanan.
Yang selalu terjadi adalah persaingan dan penghisapan.
Yang berhasil menjadi bangsa yang dikedepankan.
Dan yang gagal akan hancur dengan impian.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar