86-2010. Umat Yang Terhina
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Dalam ribuan tahun tangisan karbala.
Yang luluh lantakkan indahnya ukhuwah.
Pada-Mu hamba haturkan harapan dan pinta.
Tentang umat pilihan yang kini dihina dan dinista.
Mana kini pekikan takbir yang berkumandang dalam izzah.
Dimana kini perginya para pencinta transaksi berhadiah surga.
Dimana kini para mujahid yang berdakwah sebagai pengembara.
Ataukah memang telah tiada lagi para pemegang panji yang gagah.
II
Perjalanan waktu merubah srigala gurun jadi burung onta berpunuk.
Para mujahid gagah menjadi tubuh-tubuh makmur yang gemuk.
Yang terhadap gertakan sedikit Yahudi menjadi tunduk.
Bahkan sebahagian berserikat sebagai pertanda takluk.
Tak akan muncul singa bila ia dididik seperti sapi.
Setiap hari rumput hijau penggemuk diberi.
Dipenuhi dengan kesenangan materi.
Sehingga lalaikan perintah Ilahi.
III
Para pejuang sejati dari gurun.
Lahir dari taat jalani syarat dan rukun.
Senantiasa takut pada hari saat berhimpun.
Dan sandarkan diri pada Yang Maha Pengampun.
Tatkala jalan iman dan kebenaran kitab suci ditinggalkan.
Tinggallah umat pilihan ini hanya sebagai objek penghinaan.
Terombang-ambing bagaikan banyaknya buih di tengah lautan.
Yang hanya sekeping harga diri saja pun tak mampu dipertahankan.
IV
Sejarah berikan contoh bagaimana perjuangan Muhammad Al Fatih.
Juga tentang Sultan Salahuddin Sang Pejuang yang begitu gigih.
Juga malaikat lindungi mujahid kecil Gaza yang masih putih.
Tinggallah bagimu kaum muda berfikir untuk memilih.
Tiada kehormatan dan kebanggaan tanpa upaya.
Tiada musuh memberi tanpa disertai tipu daya.
Tapi pada kitab sucinya sendiri tidak percaya.
Maka jadilah umat dengan prilaku tercela.
V
Ukhuwah yang menjadi dasar telah robek.
Dengan pongah musuh tersenyum mengejek.
Tertawakan milyaran umat yang lemah tergolek.
Sibukkan diri mendengar alunan musik yang gigesek.
Semoga ada kerinduan kuat munculnya pemimpin beriman.
Yang tidak sibukkan diri tebar pesona dan menimbun kekayaan.
Yang sadar bahwa amanah itu kelak akan di pertanggungjawabkan.
Dan kepada Ilahi di padang Mahsyar kelak semuanya akan ditentukan.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Dalam ribuan tahun tangisan karbala.
Yang luluh lantakkan indahnya ukhuwah.
Pada-Mu hamba haturkan harapan dan pinta.
Tentang umat pilihan yang kini dihina dan dinista.
Mana kini pekikan takbir yang berkumandang dalam izzah.
Dimana kini perginya para pencinta transaksi berhadiah surga.
Dimana kini para mujahid yang berdakwah sebagai pengembara.
Ataukah memang telah tiada lagi para pemegang panji yang gagah.
II
Perjalanan waktu merubah srigala gurun jadi burung onta berpunuk.
Para mujahid gagah menjadi tubuh-tubuh makmur yang gemuk.
Yang terhadap gertakan sedikit Yahudi menjadi tunduk.
Bahkan sebahagian berserikat sebagai pertanda takluk.
Tak akan muncul singa bila ia dididik seperti sapi.
Setiap hari rumput hijau penggemuk diberi.
Dipenuhi dengan kesenangan materi.
Sehingga lalaikan perintah Ilahi.
III
Para pejuang sejati dari gurun.
Lahir dari taat jalani syarat dan rukun.
Senantiasa takut pada hari saat berhimpun.
Dan sandarkan diri pada Yang Maha Pengampun.
Tatkala jalan iman dan kebenaran kitab suci ditinggalkan.
Tinggallah umat pilihan ini hanya sebagai objek penghinaan.
Terombang-ambing bagaikan banyaknya buih di tengah lautan.
Yang hanya sekeping harga diri saja pun tak mampu dipertahankan.
IV
Sejarah berikan contoh bagaimana perjuangan Muhammad Al Fatih.
Juga tentang Sultan Salahuddin Sang Pejuang yang begitu gigih.
Juga malaikat lindungi mujahid kecil Gaza yang masih putih.
Tinggallah bagimu kaum muda berfikir untuk memilih.
Tiada kehormatan dan kebanggaan tanpa upaya.
Tiada musuh memberi tanpa disertai tipu daya.
Tapi pada kitab sucinya sendiri tidak percaya.
Maka jadilah umat dengan prilaku tercela.
V
Ukhuwah yang menjadi dasar telah robek.
Dengan pongah musuh tersenyum mengejek.
Tertawakan milyaran umat yang lemah tergolek.
Sibukkan diri mendengar alunan musik yang gigesek.
Semoga ada kerinduan kuat munculnya pemimpin beriman.
Yang tidak sibukkan diri tebar pesona dan menimbun kekayaan.
Yang sadar bahwa amanah itu kelak akan di pertanggungjawabkan.
Dan kepada Ilahi di padang Mahsyar kelak semuanya akan ditentukan.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar