154-2011. Kepada Langit Yang Membisu Aku Bertanya?
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Kepada bintang-bintang nun jauh di cakrawala daku bertanya.
Tentang ribuan tahun perjalanan sejarah umat manusia.
Tentang mereka yang dirahmati dan yang binasa.
Tentang pencinta Ilahi dan para pendosa.
Kepada Langit yang membisu aku bertanya.
Tentang benda-benda langit yang teratur nan indah.
Tentang melimpahnya ikan dan mutiara didalam samudera.
Dan tentang peradaban bumi yang diserahkan kepada manusia.
II
Kepada bintang daku bertanya prahara masa lalu yang mengerikan.
Tatkala umat Nabi Nuh yang membangkang dahulu ditenggelamkan.
Tentang Negeri Sodom dan Gomorah yang dengan cepat dibalikkan.
Dan tentang Firaun dan tentaranya yang perkasa ditenggelamkan.
Kepada angin pengembara segenap penjuru bumi aku bertanya.
Tentang perisitwa kematian Namrudz yang berakhir hina.
Tentang penderitaan sang penjagal Sharon yang koma.
Tentang kezaliman akibatkan syahidnya Osama.
III
Kepada awan dilangit nan biru ingin kutanyakan masa lalu.
Dimana hutan rimba yang dulu menjaga bumi hilang bagai hantu.
Dimana sungai-sungai yang dahulu gemericik menghibur hati nan sendu.
Dimana surau-surau kecil tempat dahulu dmalam sunyi para pencinta mengadu.
Kepada gunung yang jadi saksi pergantian penduduk dikakinya aku bertanya.
Kemana mereka yang dulu dihormati karena banyaknya kekayaannya.
Kemana perginya para pemimpin yang ditakuti karena tentaranya.
Kemana para permaisuri yang cantik karena perhiasannya.
IV
Satu jawaban yang pasti dari bintang,gunung, dan awan.
Mereka semua telah pergi dari dunia menuju ke alam kematian.
Tiada seorang pun yang membawa harta, tentara, dan perhiasan.
Dan tak seorangpun manusiapun luput dari beratnya pertanggungjawaban.
Mereka yang dulu berkuasa, kaya, cantik berubah jadi onggokan tengkorak.
Jangankan memerintah, tulangnya pun begitu lemah terserak-serak.
Sesekali dalam kesunyian malam mereka melolong sakit berteriak.
Sungguh beruntung mereka yang beriman dan gunakan otak.
V
Kepada bintang-bintang nun jauh di cakrawala aku bertanya.
Mengapa ribuan tahun sangat banyak manusia tak jera-jeranya.
Menjadikan syaitan sebagai sekutu beserta para balatentaranya.
Dan membuatnya tertipu sampai kematian pun mendatanginya.
Itulah wujud pertempuran abadi dari masa adam sampai kiamat.
Dendam iblis membara sepanjang zaman karena telah dilaknat.
Sungguh beruntung mereka yang bertahan dan imannya kuat.
Dan akan mensyukuri atas ganjaran yang diterima di akherat.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Kepada bintang-bintang nun jauh di cakrawala daku bertanya.
Tentang ribuan tahun perjalanan sejarah umat manusia.
Tentang mereka yang dirahmati dan yang binasa.
Tentang pencinta Ilahi dan para pendosa.
Kepada Langit yang membisu aku bertanya.
Tentang benda-benda langit yang teratur nan indah.
Tentang melimpahnya ikan dan mutiara didalam samudera.
Dan tentang peradaban bumi yang diserahkan kepada manusia.
II
Kepada bintang daku bertanya prahara masa lalu yang mengerikan.
Tatkala umat Nabi Nuh yang membangkang dahulu ditenggelamkan.
Tentang Negeri Sodom dan Gomorah yang dengan cepat dibalikkan.
Dan tentang Firaun dan tentaranya yang perkasa ditenggelamkan.
Kepada angin pengembara segenap penjuru bumi aku bertanya.
Tentang perisitwa kematian Namrudz yang berakhir hina.
Tentang penderitaan sang penjagal Sharon yang koma.
Tentang kezaliman akibatkan syahidnya Osama.
III
Kepada awan dilangit nan biru ingin kutanyakan masa lalu.
Dimana hutan rimba yang dulu menjaga bumi hilang bagai hantu.
Dimana sungai-sungai yang dahulu gemericik menghibur hati nan sendu.
Dimana surau-surau kecil tempat dahulu dmalam sunyi para pencinta mengadu.
Kepada gunung yang jadi saksi pergantian penduduk dikakinya aku bertanya.
Kemana mereka yang dulu dihormati karena banyaknya kekayaannya.
Kemana perginya para pemimpin yang ditakuti karena tentaranya.
Kemana para permaisuri yang cantik karena perhiasannya.
IV
Satu jawaban yang pasti dari bintang,gunung, dan awan.
Mereka semua telah pergi dari dunia menuju ke alam kematian.
Tiada seorang pun yang membawa harta, tentara, dan perhiasan.
Dan tak seorangpun manusiapun luput dari beratnya pertanggungjawaban.
Mereka yang dulu berkuasa, kaya, cantik berubah jadi onggokan tengkorak.
Jangankan memerintah, tulangnya pun begitu lemah terserak-serak.
Sesekali dalam kesunyian malam mereka melolong sakit berteriak.
Sungguh beruntung mereka yang beriman dan gunakan otak.
V
Kepada bintang-bintang nun jauh di cakrawala aku bertanya.
Mengapa ribuan tahun sangat banyak manusia tak jera-jeranya.
Menjadikan syaitan sebagai sekutu beserta para balatentaranya.
Dan membuatnya tertipu sampai kematian pun mendatanginya.
Itulah wujud pertempuran abadi dari masa adam sampai kiamat.
Dendam iblis membara sepanjang zaman karena telah dilaknat.
Sungguh beruntung mereka yang bertahan dan imannya kuat.
Dan akan mensyukuri atas ganjaran yang diterima di akherat.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar