113-2011. Air Mata Sang Pengembara
Oleh
Hamdi Akhsan
Malam ini langit nan hitam begitu pekat.
Seakan membawa kegeraman para malaikat.
Yang sepanjang zaman kepada Ilahi selalu taat.
Dan lantunkan kidung suci tanpa bercampur hasrat.
Sungguh birahi Qabil terhadap Ikrimah bercampur darah.
Dan syaitan pun menguasai jiwa Nero untuk membakar roma.
Bagaikan sungai eufrat tatkala Hulagu Khan menjadikannya merah.
Serta pekikan kepedihan dan penderitaan mereka yang terluka parah.
II
Luluh lantakknya baghdad dan ratusan ribu pembantaian telah terjadi.
Tiada guna tangis darah karena sejarah takkan terulang kembali.
Kehidupan terus berjalan, ada yang datang dan ada yang pergi.
Bagaikan pergantian siang dan malam serta petang dan pagi.
Kini,sejarah kepedihan masa silam tampak akan berulang.
Musuh berbuat semena-mena dan keberanian hilang.
Agama Ilahi ditinggalkan kehinaan pun menjelang.
Dan suramlah agama suci yang pernah cemerlang.
III
Kini kejayaan yang pernah ada telah pergi.
Sebuah kehilangan yang layak ditangisi.
Kejayaan yang sulit untuk diraih lagi.
Kecuali hadirnya para pejuang sejati.
Kini kerinduan itu lahir kembali.
Bagai harapan hadirnya mentari.
Hadirnya para mujahid di bumi.
Bangkitkan cahaya agama Ilahi.
Pada-Mu wahai pemilik cahaya.
Bangkitkan jiwa kami agar percaya.
Menjadi khalifah-Mu bangkitkan sejarah.
Agar rahmat karunia-Mu kembali tercurah.
IV
Kekasih, tanamkan cinta yang kuat dalam jiwa kami.
Jadikan generasi muda bagaikan bunga-bunga bersemi.
Mohon eratkan ukhuwah untuk para pencinta-Mu di bumi.
Dan ikatkanlah jiwa-jiwa kami bagai kuatnya ikatan tali rami.
Menjelang akhir zaman segera tiba.
Bermohon hamba dengan menghiba.
Meneteskan airmata sebagai hamba.
Agar segera berlalu zaman Ghuroba.*
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
*Ghuroba : Umat asing dengan agamanya
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Malam ini langit nan hitam begitu pekat.
Seakan membawa kegeraman para malaikat.
Yang sepanjang zaman kepada Ilahi selalu taat.
Dan lantunkan kidung suci tanpa bercampur hasrat.
Sungguh birahi Qabil terhadap Ikrimah bercampur darah.
Dan syaitan pun menguasai jiwa Nero untuk membakar roma.
Bagaikan sungai eufrat tatkala Hulagu Khan menjadikannya merah.
Serta pekikan kepedihan dan penderitaan mereka yang terluka parah.
II
Luluh lantakknya baghdad dan ratusan ribu pembantaian telah terjadi.
Tiada guna tangis darah karena sejarah takkan terulang kembali.
Kehidupan terus berjalan, ada yang datang dan ada yang pergi.
Bagaikan pergantian siang dan malam serta petang dan pagi.
Kini,sejarah kepedihan masa silam tampak akan berulang.
Musuh berbuat semena-mena dan keberanian hilang.
Agama Ilahi ditinggalkan kehinaan pun menjelang.
Dan suramlah agama suci yang pernah cemerlang.
III
Kini kejayaan yang pernah ada telah pergi.
Sebuah kehilangan yang layak ditangisi.
Kejayaan yang sulit untuk diraih lagi.
Kecuali hadirnya para pejuang sejati.
Kini kerinduan itu lahir kembali.
Bagai harapan hadirnya mentari.
Hadirnya para mujahid di bumi.
Bangkitkan cahaya agama Ilahi.
Pada-Mu wahai pemilik cahaya.
Bangkitkan jiwa kami agar percaya.
Menjadi khalifah-Mu bangkitkan sejarah.
Agar rahmat karunia-Mu kembali tercurah.
IV
Kekasih, tanamkan cinta yang kuat dalam jiwa kami.
Jadikan generasi muda bagaikan bunga-bunga bersemi.
Mohon eratkan ukhuwah untuk para pencinta-Mu di bumi.
Dan ikatkanlah jiwa-jiwa kami bagai kuatnya ikatan tali rami.
Menjelang akhir zaman segera tiba.
Bermohon hamba dengan menghiba.
Meneteskan airmata sebagai hamba.
Agar segera berlalu zaman Ghuroba.*
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
*Ghuroba : Umat asing dengan agamanya
0 komentar:
Posting Komentar