153-2011. Hentikanlah Dusta Itu (Kepada Pemimpin)
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Berhentilah bermain-main dengan amanah yang diberikan padamu.
Karena ia akan membakar habis sampai ke tulang-tulangmu.
Yang akan membawa penderitaan nan abadi untukmu.
Dan tiada seorangpun kelak akan menolongmu.
Berhentilah bermain kata untuk alihkan masalah.
Berhentilah bersilat lidah tutupi program yang salah.
Karena lidah yang berbohong itu kelak akan berlubang disula.
Dan yang tinggal hanya penyesalan dalam perihnya siksa di neraka.
II
Berhentilah engkau menganggap enteng firman-firman Tuhan.
Kelak engkau akan menyesalinya setelah datang kematian.
Tatkala tiada lagi kebenaran yang bisa kau sembunyikan.
Tatkala nanti terbuka semua buruknya perbuatan.
Berhentilah bermewahan ditengah penderitaan.
Karena Tuhan sangat tidak suka dengan ketidakaadilan.
Setiap rakyatmu yang kelaparan kelak akan ajukan tuntutan.
Yang bagimu kelak pasti akan menimbulkan sangat banyak kesulitan.
III
Pemimpin, berhentilah pura-pura simpati dengan datangnya musibah.
Kau lapis wajah dengan bedak pucat apabila terkena cahaya.
Rambutmu sengaja dibuat kusut seolah-olah merasa iba.
Dan di depan televisi rakyatmu menjadi terkesima.
Pemimpin, kalau engkau memang takut akherat.
Mengapa tak sungguh-sungguh engkau tunaikan amanat.
Bekerja keras mengunjungi dan santuni rakyatmu yang melarat.
Daripada sibuk mencari muka berkunjung ke negara-negara barat.
IV
Pemimpin, hentikanlah dusta dengan memanipulasi angka-angka.
Karena negara yang bersih distribusi pendapatan cukup merata.
Tidaklah dalam jurang menganga antara si miskin dan kaya.
Dan hukum pun tidak berpihak kepada yang berpunya.
Apapun katamu.Hanya bisa menipu fikiran sedikit orang.
Mereka yang tahu hanya mengelus dada tanda keperihatinan.
Di negeri yang amat kaya dan subur rakyat hidup dalam kemiskinan.
Walaupun telah bekerja sekuat tenaga tetap dalam ketakberdayaan.
V
Pemimpin, tahukah engkau mengapa kebusukan sampai ke level bawah.
Apapun perintahmu untuk menegakkan hukum tak ada wibawa.
Itu karena anak buahmu diam-diam semuanya tertawa.
Atas perintah yang tidak selaras perbuatan dan kata.
Pemimpin, kalau engkau ingin dihormati dan ditaati.
Mulailah semuanya dari dalam diri dan keluargamu sendiri.
Jadilah pemimpin yang sederhana yang rajin pergi silaturahmi.
Tak perlu membawa pengawal tinggi besar dan pasukan se kompi.
VI
Pemimpin,sehebat-hebatnya dirimu. kematian kelak akan datang.
Semua penjilat di sekelilingmu semuanya akan menghilang.
Datanglah malaikat Ilahi yang tak perlu engkau undang.
Menuntut tanggungjawab jabatan yang kau sandang.
Belumlah terlambat bagimu untuk memulai perbaikan.
sebagaimana dahulu khulafaur Rasyidin diamanahkan.
Siang dan malam kepedihan rakyat mereka fikirkan.
Hasilnya kemakmuran dan keadilan yang didapatkan.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar