174-2011. Negeri Yang Sekarat II
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Lihatlah tangan-tangan gemetar tengadah harapkan belas kasihan.
Ironi sebuah kepapaan ditengah mobil mewah berseleweran.
Didekat gedung megah dengan fasilitas dan kesenangan.
Mereka hidup dalam kemiskinan di kolong jembatan.
Ironi sebuah negeri dengan azas keadilan sosial.
Dasar negara yang hanya sebatas dihafal.
Atau memang cara berfikir kita yang dangkal.
Atau karena memang penguasa kurang akal.
II
Betapa empuk dan enaknya kursi kekuasaan.
Dari keringat jutaan rakyat dalam kemelaratan.
Dari setoran berbagai jenis pajak yang dipaksakan.
Dan tinggal rakyat miskin papa dalam ketakberdayaan.
Sungguh menggiriskan negeri yang didalamnya banyak kekayaan.
Kala amanah dan jabatan kepemimpinan diperlombakan dan dipestakan.
Yang sedang berkuasa membentuk dinasti sambil mengeruk banyak kekayaan.
Betul-betul sebuah pengkhianatan pada cita-cita proklamasi yang tak termaafkan.
III
Kurindukan jiwa-jiwa pemimpin yang takut dengan kehinaan hidupnya kelak di akherat.
Yang bekerja keras sejahterakan kehidupan rakyatnya yang miskin dan melarat.
Yang tegakkan kepala terhadap pendiktean standar ganda negara barat.
Dan terhadap tipu daya para penipu dan penjilat ia tidak terjerat
Kasihan, jurang miskin dan kaya kini makin menganga.
Mereka yang tak punya banyak uang teraniaya.
Harta yang banyak jadi standar hidup mulia.
Dan kepada pemimpin rakyat tak percaya.
IV
Betapa berat bangkit dari keterpurukan.
Tatkala yang berkuasa miskin keteladan.
Kata dan perbuatan selalu bertentangan.
Kumpulkan harta benda dan perhiasan.
Seorang murid yang lugu terus bertanya.
Apakah pemimpin negerinya beriman taqwa?
Menjadi penghalang maksiat amalan agamanya.
Seiring dan sejalan antara kata dan perbuatannya.
V
Yang muncul hanyalah jawaban standar hampa tak berwibawa.
Karena segala lini telah bertumpang tindih yang benar dan yang salah.
Orang baik yang tidak sejalan tanpa disangka bisa dimasukkan ke penjara.
Dan mereka yang menimbun harta dengan segala cara kemana-mana bersuka ria.
Akankah ada suatu masa dimana keadilan sosial dan hukum akan bisa ditegakkan?
Para pemimpin dicitai rakyatnya karena sejalan antara kata dan perbuatan.
Hukum berdiri tegak sehingga pada semua memberikan rasa aman.
Maka negeri tercinta ini akan dirahmati dan dilindungi Tuhan.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar