173-2011. Kepada Sungai, Gunung, dan Lembah
Oleh
Hamdi Akhsan
Kepada sungai yang kini kering dan keruh aku bertanya.
Kemana dahulu airmu yang jernih dan melimpah.
Dimana dulu ikan-ikan yang sering bercanda.
Kemana perginya batu-batumu yang indah.
Kemana perginya rakit-rakit tempat mandi.
Pohon ara yang dahulu rindang kini tiada lagi.
Burung-burung pemangsa ikan pun kini telah sunyi.
Keseimbangan alam yang harmoni pun kini telah berganti.
II
Kepada lembah yang jadi padang tandus aku bertanya.
Pohon-pohon pendingin udaramu pergi kemana.
Tak terdengar lagi adanya raja di rimba raya.
Dan kicau burung dipagi hari sepilah sudah.
Tiada lagi riuhnya lomba kodong bernyanyi.
Atau suara jangkrik memecah malam nan sepi.
Atau suara burung hantu bikin bulu roma berdiri.
Sungguh indahnya rimba raya tak mungkin terwujud lagi.
III
Kepada gunung yang masih menjulang tinggi aku bertanya.
Air terjun yang jernih dan indah dulu pergi kemana.
Jurang-jurang yang dalam dulu ditutupi siapa.
Dan tanah runtuhi pemukiman karena apa.
Dimana kini karang-karang kokoh bagai paku?
Apakah dimusnahkan seiring perjalanan waktu.
Kemana lereng indah dan menghijau yang ada dulu.
Dimana burung elang yang dahulu bersarang dipuncakmu?
IV
Mengapa kalian hanya diam dan seolah sinis bila kutanya?
Apakah karena hanya ada satu jawaban pastinya.
Akibat nafsu manusia dengan keserakahannya.
Hancurkan keseimbangan tanpa disadarinya.
Sungguh bahaya keserahan dipertuhankan.
Bukan diambil sebatas perlu namun dihabiskan.
Untuk keseimbangan dan generasi nanti tak difikirkan.
Yang penting nafsu yang tak terbatas dapat dilampiaskan.
Ampuni kami wahai Tuhan, atas semua keserakahan!
al Faqiir
Hamdi Akhsan
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Kepada sungai yang kini kering dan keruh aku bertanya.
Kemana dahulu airmu yang jernih dan melimpah.
Dimana dulu ikan-ikan yang sering bercanda.
Kemana perginya batu-batumu yang indah.
Kemana perginya rakit-rakit tempat mandi.
Pohon ara yang dahulu rindang kini tiada lagi.
Burung-burung pemangsa ikan pun kini telah sunyi.
Keseimbangan alam yang harmoni pun kini telah berganti.
II
Kepada lembah yang jadi padang tandus aku bertanya.
Pohon-pohon pendingin udaramu pergi kemana.
Tak terdengar lagi adanya raja di rimba raya.
Dan kicau burung dipagi hari sepilah sudah.
Tiada lagi riuhnya lomba kodong bernyanyi.
Atau suara jangkrik memecah malam nan sepi.
Atau suara burung hantu bikin bulu roma berdiri.
Sungguh indahnya rimba raya tak mungkin terwujud lagi.
III
Kepada gunung yang masih menjulang tinggi aku bertanya.
Air terjun yang jernih dan indah dulu pergi kemana.
Jurang-jurang yang dalam dulu ditutupi siapa.
Dan tanah runtuhi pemukiman karena apa.
Dimana kini karang-karang kokoh bagai paku?
Apakah dimusnahkan seiring perjalanan waktu.
Kemana lereng indah dan menghijau yang ada dulu.
Dimana burung elang yang dahulu bersarang dipuncakmu?
IV
Mengapa kalian hanya diam dan seolah sinis bila kutanya?
Apakah karena hanya ada satu jawaban pastinya.
Akibat nafsu manusia dengan keserakahannya.
Hancurkan keseimbangan tanpa disadarinya.
Sungguh bahaya keserahan dipertuhankan.
Bukan diambil sebatas perlu namun dihabiskan.
Untuk keseimbangan dan generasi nanti tak difikirkan.
Yang penting nafsu yang tak terbatas dapat dilampiaskan.
Ampuni kami wahai Tuhan, atas semua keserakahan!
al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar