158-2011. Kala Semua Telah Berakhir
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Kekasih.
Menetes airmataku kala kulewati kubur-kubur sunyi.
Disana bersemayam jasad yang dulu begitu gagah di bumi.
Ada yang hidup senantiasa berorientasi pada kepemilikan materi.
Dan ada manusia yang berusaha jalani hidup dengan meniti jalan Ilahi.
Kini tiada beda, mereka semua bersemayam di bawah gundukan tanah.
Yang tinggal dan berguna hanya catatan hidup selama di dunia.
Ada yang kala manusia teringat munculkan sumpah serapah.
Dan ada pula yang mengenang banyak kebaikannya.
II
Kekasih.
Kala semua telah berakhir, betapa sedikitnya bekal ini.
Betapa jauhnya kelak jalan panjang yang harus kulalui.
Betapa lama masa abadi nanti yang harus hamba jalani.
Dalam hitungan kefanaan hidup makhluk alam materi.
Kala semua berakhir, tiada kawan akan menemaniku.
Tiada lagi anak yang akan merawat dalam ketakberdayaanku
Tiada sapaan teduh lagi yang akan menentramkan jiwa gelisahku.
Semua akan hilang terkubur didalam tanah yang dihimpit dengan batu.
III
Tiada tempat berkeluh kesah dalam beratnya kehidupan yang dijalani.
Tiada pula nasehat yang akan datang agar senantiasa ingat diri.
Setelah semua pergi tinggalkan kubur tinggallah sendiri sunyi.
Sampai kelak semuanya berakhir karena datangnya hari.
Mengapa hampir setiap jiwa terjebak mengejar yang fana.
Lupa pada persiapkan diri tuk kembali pada sang pencipta.
Sibuk mengejar duniawi dan dinini bobokkan oleh cita-cita.
Sampai terkejut diri ketika datang panggilan serta-merta.
IV
Kekasih, Betapa malang hidup hamba-Mu ini bila tetap lalai.
Kelak para pendurhaka menghadap-Mu dengan tubuh gontai.
Seperti pesakitan yang sudah tahu hukuman ia tertunduk terkulai.
Tiada pembela, tiada ibu yang dahulu kala sedih akan datang membelai.
Ampuni hamba-Mu yang telah terpesona oleh hebatnya godaan dunia.
Tak sadar usiadiri bertambah dan perlahan jasad ini kian menua.
Bagai musafir diujung perjalanan, jasad kini mulai terasa lelah.
Dan hari yang pasti akan datang pada-Mu kelak kan tiba.
Al Faqiir
Hamdi akhsan
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Kekasih.
Menetes airmataku kala kulewati kubur-kubur sunyi.
Disana bersemayam jasad yang dulu begitu gagah di bumi.
Ada yang hidup senantiasa berorientasi pada kepemilikan materi.
Dan ada manusia yang berusaha jalani hidup dengan meniti jalan Ilahi.
Kini tiada beda, mereka semua bersemayam di bawah gundukan tanah.
Yang tinggal dan berguna hanya catatan hidup selama di dunia.
Ada yang kala manusia teringat munculkan sumpah serapah.
Dan ada pula yang mengenang banyak kebaikannya.
II
Kekasih.
Kala semua telah berakhir, betapa sedikitnya bekal ini.
Betapa jauhnya kelak jalan panjang yang harus kulalui.
Betapa lama masa abadi nanti yang harus hamba jalani.
Dalam hitungan kefanaan hidup makhluk alam materi.
Kala semua berakhir, tiada kawan akan menemaniku.
Tiada lagi anak yang akan merawat dalam ketakberdayaanku
Tiada sapaan teduh lagi yang akan menentramkan jiwa gelisahku.
Semua akan hilang terkubur didalam tanah yang dihimpit dengan batu.
III
Tiada tempat berkeluh kesah dalam beratnya kehidupan yang dijalani.
Tiada pula nasehat yang akan datang agar senantiasa ingat diri.
Setelah semua pergi tinggalkan kubur tinggallah sendiri sunyi.
Sampai kelak semuanya berakhir karena datangnya hari.
Mengapa hampir setiap jiwa terjebak mengejar yang fana.
Lupa pada persiapkan diri tuk kembali pada sang pencipta.
Sibuk mengejar duniawi dan dinini bobokkan oleh cita-cita.
Sampai terkejut diri ketika datang panggilan serta-merta.
IV
Kekasih, Betapa malang hidup hamba-Mu ini bila tetap lalai.
Kelak para pendurhaka menghadap-Mu dengan tubuh gontai.
Seperti pesakitan yang sudah tahu hukuman ia tertunduk terkulai.
Tiada pembela, tiada ibu yang dahulu kala sedih akan datang membelai.
Ampuni hamba-Mu yang telah terpesona oleh hebatnya godaan dunia.
Tak sadar usiadiri bertambah dan perlahan jasad ini kian menua.
Bagai musafir diujung perjalanan, jasad kini mulai terasa lelah.
Dan hari yang pasti akan datang pada-Mu kelak kan tiba.
Al Faqiir
Hamdi akhsan
0 komentar:
Posting Komentar