169-2011. Kekasih, Ampuni hamba-Mu!
Oleh
Hamdi Akhsan
I.
Kekasih, ampunilah lidahku yang banyak menabur dusta.
Ampunilah kelemahanku yang masih banyak berbuat nista.
Ampunilah pandanganku yang tak sanggup menahan mata.
Ampunilah ketak istiqamahanku pada-Mu dalam utuhnya cinta.
Betapa seringnya, bersilang antara doa dan perbuatan hamba.
Karena nafsu yang tak mampu ditolak dan sifat yang lengah.
Karena tergiur dengan indahnya perhiasan-perhiasan dunia.
Dan tak sadar kelak dipertanggunjawabkan kepada-Nya.
II
Dalam kesenyapan dan dinginnya malam jiwa merintih.
Tangisi melekatnya noda yang mengotori jiwa nan putih.
Ratapi lemahnya diri dalam kehidupan duniawi akan tersisih.
Walaupun ruh nan suci dalam kesalahan dosa selalu merintih.
Bait-bait suci firman-Mu menjadi hiburan yang menyejukkan.
Dalam kelemahan dosa seorang hamba terbuka ampunan.
Segala dosa dan kesalahan hamba kelak akan dilupakan.
Asalkan taubat dan istighfar dalam hidup ia lakukan.
III
Mengapa jiwa tak lembut sebagaimana para pencinta.
Yang saat tadahkan tangan selalu diikuti cucuran airmata.
Yang dalam sesenggukan tak sanggup lagi merangkai kata.
Kecuali memohon rahmat Ilahi dan dijauhkan dari derajat nista.
Kurindukan pembelaan ayat-ayat suci dalam sempitnya kubur.
Kurindukan pembelaan amal karena jalankan akhlak nan luhur.
Sadari betapa kelak tiada sanak keluarga yang menghibur.
Dan siapapun akan sesali semua kesalahan yang terlanjur.
IV
Kekasih, dalam lemahnya diri dan kecintaan materi.
Inilah permohonan hamba pada-Mu wahai Ilahi.
Berilah hamba keimanan yang tak berubah lagi.
Selalu ingat perjumpaan dengan-Mu pasti.
Pada-Mu jua hamba berserah diri.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
Oleh
Hamdi Akhsan
I.
Kekasih, ampunilah lidahku yang banyak menabur dusta.
Ampunilah kelemahanku yang masih banyak berbuat nista.
Ampunilah pandanganku yang tak sanggup menahan mata.
Ampunilah ketak istiqamahanku pada-Mu dalam utuhnya cinta.
Betapa seringnya, bersilang antara doa dan perbuatan hamba.
Karena nafsu yang tak mampu ditolak dan sifat yang lengah.
Karena tergiur dengan indahnya perhiasan-perhiasan dunia.
Dan tak sadar kelak dipertanggunjawabkan kepada-Nya.
II
Dalam kesenyapan dan dinginnya malam jiwa merintih.
Tangisi melekatnya noda yang mengotori jiwa nan putih.
Ratapi lemahnya diri dalam kehidupan duniawi akan tersisih.
Walaupun ruh nan suci dalam kesalahan dosa selalu merintih.
Bait-bait suci firman-Mu menjadi hiburan yang menyejukkan.
Dalam kelemahan dosa seorang hamba terbuka ampunan.
Segala dosa dan kesalahan hamba kelak akan dilupakan.
Asalkan taubat dan istighfar dalam hidup ia lakukan.
III
Mengapa jiwa tak lembut sebagaimana para pencinta.
Yang saat tadahkan tangan selalu diikuti cucuran airmata.
Yang dalam sesenggukan tak sanggup lagi merangkai kata.
Kecuali memohon rahmat Ilahi dan dijauhkan dari derajat nista.
Kurindukan pembelaan ayat-ayat suci dalam sempitnya kubur.
Kurindukan pembelaan amal karena jalankan akhlak nan luhur.
Sadari betapa kelak tiada sanak keluarga yang menghibur.
Dan siapapun akan sesali semua kesalahan yang terlanjur.
IV
Kekasih, dalam lemahnya diri dan kecintaan materi.
Inilah permohonan hamba pada-Mu wahai Ilahi.
Berilah hamba keimanan yang tak berubah lagi.
Selalu ingat perjumpaan dengan-Mu pasti.
Pada-Mu jua hamba berserah diri.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar