135-2011. Engkaukah Sang Pembawa Panji Itu?
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Terbayang betapa gagahnya pemegang panji Hitam dari tanah Khurasan*
Dengan dada terisi iman pekikkan takbir Ilahi yang menggetarkan.
Wibawanya hebat laksana terjangan badai dan taufan.
Sungguh sebuah kerinduan yang menyesakkan.
Atau engkau pasukan kecil dari bumi mesir itu?
Yang pergi jauhi kesenangan tatkala Al Mahdi menyeru.
Yang bergerak sangat cepat bagaikan badai pasir yang menderu.
Rapatkan barisan dengan Al-Mahdi hadapi ganasnya Dajjal sang seteru.
II
Itulah pasukan-pasukan yang terpanggil dalam misi suci akhir zaman.
Yang hidupnya semata-mata untuk mencari keridhoan Tuhan.
Berharap keuntungan dalam transaksi Akherat yang dijanjikan.
Dan kelak di Padang Mahsyar akan lepas dari Pengadilan.
Betapa banyak orang bersaksi sambil cucurkan airmata.
Melihat barisan malaikat lindungi para mujahid Ghaza.
Yang tabah dalam penderitaan merebut Izzah.
Walau musuh dan sesama muslim telah aniaya.
III
Kisah-kisah indah para mujahid mengalir.
Indah walau dalam penjajahan getir.
Berjuang sampai dapat musuh diusir.
Dan kebahagiaan punakan mengalir.
Selain Ghaza ada Kasmir & Checnya.
Yang hidup disana sangat menderita.
Setiap hari mengalir darah dan airmata.
Karena hidup mereka dihina dan dianiaya.
IV
Kapankah para pemegang panji itu akan bangkit.
Berjuang bagai prajurit madinah dalam perang parit.
Gunakan segenap strategi perlawanan walaupun sulit.
Sungguh mereka itulah mutiara agama Ilahi walau sedikit.
Kekasih, kemanakah jiwa-jiwa muda yang rindu kejayaan.
Yang pilih baktikan hidupnya berjihad dijalan Tuhan.
Yang kuat mempertahankan iman dalam godaan.
Dan yang jadikan Al Quran sebagai pedoman.
V
Adalah sebuah utopia yang begitu menggelikan.
Tatkala ada yang campur kesucian dengan kotoran.
Mencampur adukkan perjuangan dengan perampokan.
Atau menyimpan maksud-maksud busuk dalam kemasan.
Manakala telah tertanam tekad untuk memegang panji suci.
Titilah jalan yang berat dan penuh liku itu dengan berhati-hati.
Berpegang teguhlah metode perjuangan agar selalu dijalan Ilahi.
Sampai akhirnya kelak engkau dapatkan kemenangan atau mati.
VI
Adalah sebuah kedustaan yang sungguh menjijikkan.
Tatkala kesucian agama dipengaruhi cara-cara syaitan.
Terperangkaplah tujuan yang mulia dalam kesesatan.
Di tengah umat yang satupun kini timbul perpecahan.
Wahai bunga mekar yang indah bagai mawar gurun.
Jadikan kitab nan suci sebagai saranamu berhimpun.
Kelak umat akan menjadikanmu sebagai penuntun.
Ulangi kejayaan masa lalu selama tujuh ratus tahun.
Ilahi bimbinglah kami agar menjadi kekuatan yang terhimpun.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar