93-2011. Aku bukan Pujangga
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Begitu banyak kalimat orang bertanya.
Apakah engkau seorang pujangga?
Yang menyusun kata menjadi indah.
Dan memutar kalimat bersilat lidah?
Apakah engkau seorang penyair?
Yang membuat kata menjadi sihir.
Ungkapkan realita dengan menyindir.
Hembuskan fakta kehidupan yang getir.
II
Apakah engkau seorang pujangga.
Yang berkisah tentang tubuh yang indah?
Menuliskan dengan kalimat yang hyperbola.
Satukan fakta dan opini dalam harmoni nada.
Apakah engkau memang seorang pengarang?
Yang menulis sehingga dikenal banyak orang.
Yang ungkapkan hal gelap supaya tampak terang.
Dan bersenjata pena yang tajamnya melebihi parang.
III
Apakah engkau seorang yang dalam ahli berpantun?
Yang ungkapkan hal yang vulgar dengan bahasa santun.
Menyusun sampiran dan isi menjadi kalimat indah tersusun.
Sebagai bahagian dari budaya mereka yang tinggal di dusun.
Apakah engkau seorang ahli bahasa?
Yang pandai berorasi sampai mulut berbusa.
Yang membuat rangkaian kata menjadi berbisa.
Yang mampu menggerakkan nurani ribuan massa.
IV
Semua tanya adalah jawaban.
Diriku bukan seperti yang dikatakan.
Hanyalah isi hati nurani yang dituliskan.
Ungkapkan kata di hati yang sebagai pesan.
Diriku ini bukanlah seorang pujangga.
Bukanlah pula seorang ahli bahasa.
Bukan juga seorang ahli budaya.
Tetapi hanya seorang hamba.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Begitu banyak kalimat orang bertanya.
Apakah engkau seorang pujangga?
Yang menyusun kata menjadi indah.
Dan memutar kalimat bersilat lidah?
Apakah engkau seorang penyair?
Yang membuat kata menjadi sihir.
Ungkapkan realita dengan menyindir.
Hembuskan fakta kehidupan yang getir.
II
Apakah engkau seorang pujangga.
Yang berkisah tentang tubuh yang indah?
Menuliskan dengan kalimat yang hyperbola.
Satukan fakta dan opini dalam harmoni nada.
Apakah engkau memang seorang pengarang?
Yang menulis sehingga dikenal banyak orang.
Yang ungkapkan hal gelap supaya tampak terang.
Dan bersenjata pena yang tajamnya melebihi parang.
III
Apakah engkau seorang yang dalam ahli berpantun?
Yang ungkapkan hal yang vulgar dengan bahasa santun.
Menyusun sampiran dan isi menjadi kalimat indah tersusun.
Sebagai bahagian dari budaya mereka yang tinggal di dusun.
Apakah engkau seorang ahli bahasa?
Yang pandai berorasi sampai mulut berbusa.
Yang membuat rangkaian kata menjadi berbisa.
Yang mampu menggerakkan nurani ribuan massa.
IV
Semua tanya adalah jawaban.
Diriku bukan seperti yang dikatakan.
Hanyalah isi hati nurani yang dituliskan.
Ungkapkan kata di hati yang sebagai pesan.
Diriku ini bukanlah seorang pujangga.
Bukanlah pula seorang ahli bahasa.
Bukan juga seorang ahli budaya.
Tetapi hanya seorang hamba.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar