Minggu, 22 Mei 2011

166-2011. Surat Terbuka Untuk Para Orang Tua

166-2011. Surat Terbuka Untuk Para Orang Tua

                 Oleh
                 Hamdi Akhsan

I
Tak lagi kutemui obor-obor merah dan celoteh jiwa-jiwa suci pulang dari mengaji.
Tiada lagi terdengar indahnya kicau burung  menembus embun di pagi hari.
Hilang pula derau gesekan batang bambu dihembus angin malam hari.
Bersama redupnya cahaya ruhani dan kendurnya tali silaturahmi.

Kini embun pagi nan sejuk telah bercampur polusi udara.
Asap hutan terbakar setiap saat memedihkan mata.
Penyakit baru karena bahan kimia pun melanda.
Dan  kekotoranpun  melanda sucinya  jiwa.

II
Rumah  tempat tinggal  tak lagi  jadi surga.
Karena kelelahan dan hanya tinggal sisa tenaga.
Hanya untuk makan dan tidur habis perjalanan usia.
Dan kasih sayang didalamnya menjadi kering dan hampa.

Di balik dinding tebal nan mewah  kitab suci terkapar berdebu.
Yang taat ibadah disana hanya  orang-orang tua  serta pembantu.
Pemiliknya  bekerja kumpulkan  uang, emas  permata, dan batu-batu.
Sungguh rahmat Ilahi  telah menjauh dari rumah yang dikelola seperti itu.

III
Waktu terus berjalan, dalam tawa dan canda ada kepedihan yang tertahan.
Generasi penerus rapuh karena pendidikan agamanya tak diperhatikan.
Orang tua hanya menyuruh belajar tanpa memberikan keteladanan.
Tinggallah kini generasi penerus yang hidup dalam kebingungan.

Betapa banyak orang tua yang lupakan pendidikan tradisi.
Yang juga tak  menyadari bila iman tak  dapat diwarisi.
Lupakan betapa berat pertanggung jawaban nanti.
Terhadap anaknya yang telah diamanatkan Ilahi.

IV
Belumlah  terlambat  bagi yang ingin  berbuat.
Mendidik anak supaya iman dalam dirinya terpahat.
Membekas dalam jiwa mereka keteladanan dan nasehat.
Sebagai modal orangtua dalam pertanggungjawaban akherat.

Betapa kenikmatan duniawi sering membuat jiwa manusia jadi terlena.
Lupa bahwa yang dilakukan kelak   dipertanggung jawabkan dialam sana.
Anak dan harta merupakan cobaan yang akan membawa ke neraka atau jannah.
Yang kelak  akan membuat orangtuanya mendapat kemuliaan atau akan abadi terhina.


Al Faqiir


Hamdi Akhsan

0 komentar:

Posting Komentar