Selasa, 17 Mei 2011

153-2011. Hentikanlah Dusta Itu (Kepada Pemimpin)

153-2011. Hentikanlah Dusta Itu (Kepada Pemimpin)

                 Oleh
                 Hamdi Akhsan

I
Berhentilah bermain-main dengan amanah yang diberikan padamu.
Karena ia akan membakar habis sampai ke tulang-tulangmu.
Yang akan membawa penderitaan nan abadi untukmu.
Dan tiada seorangpun kelak  akan menolongmu.

Berhentilah bermain kata untuk alihkan masalah.
Berhentilah  bersilat lidah  tutupi program  yang salah.
Karena lidah yang berbohong itu kelak akan berlubang disula.
Dan yang tinggal hanya penyesalan dalam perihnya siksa di neraka.

II
Berhentilah  engkau  menganggap  enteng  firman-firman  Tuhan.
Kelak  engkau akan  menyesalinya  setelah datang  kematian.
Tatkala tiada lagi kebenaran yang bisa kau sembunyikan.
Tatkala nanti terbuka semua buruknya perbuatan.

Berhentilah  bermewahan  ditengah  penderitaan.
Karena Tuhan sangat tidak suka  dengan ketidakaadilan.
Setiap rakyatmu yang kelaparan  kelak akan ajukan tuntutan.
Yang bagimu kelak pasti akan menimbulkan sangat banyak kesulitan.

III
Pemimpin, berhentilah pura-pura simpati dengan datangnya musibah.
Kau lapis wajah dengan bedak  pucat apabila terkena cahaya.
Rambutmu sengaja dibuat kusut seolah-olah merasa iba.
Dan di depan televisi rakyatmu menjadi terkesima.

Pemimpin, kalau engkau  memang  takut akherat.
Mengapa tak sungguh-sungguh engkau tunaikan amanat.
Bekerja keras mengunjungi dan santuni rakyatmu yang melarat.
Daripada  sibuk mencari muka  berkunjung  ke negara-negara barat.

IV
Pemimpin, hentikanlah  dusta  dengan  memanipulasi  angka-angka.
Karena negara yang bersih distribusi pendapatan cukup merata.
Tidaklah dalam jurang menganga antara si miskin dan kaya.
Dan hukum pun tidak berpihak kepada yang berpunya.

Apapun katamu.Hanya bisa menipu fikiran sedikit orang.
Mereka yang tahu hanya mengelus dada tanda keperihatinan.
Di negeri yang amat kaya dan subur rakyat hidup dalam kemiskinan.
Walaupun telah  bekerja sekuat  tenaga  tetap dalam  ketakberdayaan.

V
Pemimpin, tahukah engkau mengapa kebusukan sampai ke level bawah.
Apapun perintahmu untuk menegakkan hukum tak ada wibawa.
Itu karena anak  buahmu diam-diam  semuanya  tertawa.
Atas perintah yang tidak selaras perbuatan dan kata.

Pemimpin, kalau engkau  ingin dihormati  dan ditaati.
Mulailah semuanya dari dalam diri dan keluargamu sendiri.
Jadilah pemimpin yang sederhana yang rajin pergi silaturahmi.
Tak perlu membawa pengawal tinggi besar dan pasukan se kompi.

VI
Pemimpin,sehebat-hebatnya dirimu. kematian kelak akan datang.
Semua penjilat  di sekelilingmu  semuanya  akan menghilang.
Datanglah  malaikat Ilahi yang tak  perlu engkau  undang.
Menuntut tanggungjawab jabatan yang kau sandang.

Belumlah terlambat bagimu untuk memulai perbaikan.
sebagaimana dahulu khulafaur  Rasyidin diamanahkan.
Siang  dan malam  kepedihan rakyat  mereka fikirkan.
Hasilnya  kemakmuran  dan keadilan yang didapatkan.

Al Faqiir


Hamdi Akhsan

0 komentar:

Posting Komentar