Selasa, 03 Mei 2011

130-2011. Engkau Yang Telah Pergi

130-2011. Engkau Yang Telah Pergi

                 Oleh
                 Hamdi Akhsan


I
Dalam darahmu mengalir tradisi pencinta surga.
Yang telah perjualbelikan jiwa dan raga.
Berupaya dengan sepenuh tenaga.
Merebut zaman pernah dibangga.

Betapa langka kini para pencinta.
Yang siiap untuk  korbankan harta.
Dan sanggup untukhidup  menderita.
Dalam perjuangan untuk menggapai cita.

II
Dalam zaman tatkala manusia pertuhankan materi.
Bagi negeri para penjelajah,perjuangan menjadi tradisi.
Untuk sebarkan cahaya-Nya  di atas bumi yang Tuhan beri.
Membawa manusia pada budaya dan jalan hidup yang diberkati.

Engkau adalah segelintir pencinta surga yang datang dari gurun sahara.
tinggalkan segenap  kemewahan untuk  berjuang sampai kurbankan jiwa.
Hadapi  kesewenangan  musuh yang  berteriak  lantang  dengan  jumawa.
Dan membuat para pemimpin negerimu  ketakutan dan  kehilangan wibawa.

III
Betapa  ironi yang  sangat  memalukan dan sungguh-sungguh  memuakkan.
Tatkala pada  penguasa negerimu yang  gagah  perkasa engkau sampaikan.
Agar dengan pemimpin negeri penjajah jangan membentuk persekutuan.
Malah engkau yang kemudian dituduh sebagai dalang pemberontakan.

Itulah negeri dengan kekayaan melimpah yang lemah pemimpin.
Terhadap kekuatannya sendiri saja mereka tak pernah yakin.
Padahal dengan pertolongan Ilahi kemenangan mungkin.
Namun  yang  mereka pilih memerangi  para Siddiqin.

IV
Engkau yang sadar  berjuang ke Afghanistan.
Diperangi pasukan musuh sekutu syaitan.
Membela saudaramu  dalam kezaliman.
Sampai jumpai syahidnya kematian.

Semoga perjuangmu tak sia-sia.
Setelah ini lahir para pencinta.
Yang rindukan  transaksi surga.
Sebagai jual beli yang dicita-cita.

V
Biarlah yang benci dengan kesyahidan.
Suatu metode yang  jelas di kitab Tuhan.
Membela negeri yang dihina oleh penjajahan.
Atau bangkit melawan kezaliman dan ketakadilan.

Ada mereka yang ingin hidup bagai  burung bangkai.
Atau  seperti burung  pipit yang  tinggal ambil kejelai.
Atau cukup dengan  indahanya dunia yang membelai.
Sampai  kelak sesal  tiba tatkala  jasad  telah terkulai.

VI
Memang sungguh berat jalan yang engkau pilih
Untuk memegang panji-panji tak kenal letih.
Hadapi kehebatan musuh tanpa jerih.
Dan jalani derita tanpa  merintih.

Pada-Mu wahai pemuka mujahid.
Yang telah kembali  dengan syahid.
Yang berpegang dengan ajaran tauhid.
Dan  menjadi  buah bibir  pencinta mesjid.

VII
Moga darahmu kelak lahirkan ribuan pejuang.
Yang gagah  perkasa laksana burung elang.
Membawa ajaran Ilahi kembali menjulang.
dan dibumi ini cahaya-Nya cemerlang.

Ilahi, izinkan hamba menjadi saksinya menjelang pulang.


Al Faqiir

Hamdi Akhsan.

0 komentar:

Posting Komentar