Senin, 16 Mei 2011

106-2011. Negeri Yang Malang

106-2011.  Negeri Yang Malang

                  Oleh
                  Hamdi Akhsan



I
Inilah kisah tentang sebuah negeri.
Yang segalanya  telah  Tuhan beri.
Sedang panasnya cahaya  mentari.
untuk  bekerja  sepanjang  hari.

Tetapi  mereka umat yang lalai.
Tanah yang subur terbengkalai.
airmata pun habis terurai.
Jadi Te Ka I tercerai berai.

Tambang yang ada sudah dijual.
Pastilah kelak akan menyesal.
Anak dan cucu tak ada bekal.
Hidup sengsara pastilah bakal.

II
Belumlah lagi aji mumpungnya,
dikeruk habis apa yang bisa,
yang tinggal kelak hanyalah sisa,
bolehlah jadi sampah berbisa.

Tanah yang subur kena polusi,
ikan dilaut pun dihabisi,
hutan yang gundul jadi erosi,
sawah dan ladang hilanglah fungsi.

Hutan dan rimba sudah berubah,
sawit yang lebar sejauh mata,
humus dan hara terkuras sudah,
kelak tertinggal hanyalah sampah.

III
Gaya hidup pun sudah meniru,
merasa hebat zaman yang baru,
yang taat dianggap jalan keliru,
yang rusak jadi idola baru.

Orang yang jujur dibilang bodoh,
hidupnya banyak tuai cemooh,
walaupun prinsip hidupnya kokoh,
lama-lama pun kan bisa roboh.

Hukum yang ada dipermainkan,
uang menjadi alat ukuran,
Salah yang sama beda putusan,
tergantung pada jumlah setoran.

IV
Belumlah lagi untuk bekerja,
sogokan perlu ratusan juta,
setelah jadi dirinya bangga,
tak tahu ternoda semua harta.

Raja kecil pun banyak yang muncul,
siapa beruang pastilah unggul,
walaupun kadang otaknya tumpul,
tak apa nanti belajar menyusul.

Karena hukum tidaklah tegak,
sesuka-suka orang pun enak,
rakyat kecil pun terberak-berak,
orang yang kaya terbahak-bahak.

V
Ujian sekolah banyak yang curang,
ulangan harian pakai kepekan,
Ada jawaban yang dijualkan,
sungguh tak bisa tuk dibanggakan.

Televisi pun salah ajaran,
sinetron tunjukkan kemewahan,
bekerja mudah uang dapatkan,
tubuh yang molek dipertontonkan.

Apalah lagi pergaulannya,
tak ada bekas agama padanya,
segala maksiat jadi seenaknya,
segala larangan telah dilanggarnya.

VI
Betapa malang nasib negeriku,
serasa lemah sendi-sendiku,
melihat keadaan disekelilingku,
yang bagai telur diujung kuku.

Kepada Tuhan hamba meminta,
berilah negeriku hidayah dan cinta,
kembali sadar segala ditata,
sebelum datang buruk berita.

Semoga negeri tidaklah malang,
seperti bangsa yang kini hilang,
karena tak mau bangkit berjuang,
untuk terhormat juga terpandang.


Al Faqiir


Hamdi Akhsan

1 komentar: