Sabtu, 21 Mei 2011

162-2011. Kepada Siapa Harus Kusampaikan?

162-2011. Kepada Siapa Harus Kusampaikan?

                 Oleh
                 Hamdi Akhsan

I
Kini cahaya itu menjauh bagai sirnanya embun terkena panas mentari.
Dan hilang bak perginya  kepedihan kala malam  berganti pagi.
Bagai Qais yang merana ditinggal Laila sang pujaan hati.
Dan habiskan masa  pengembaraan digurun sunyi.

Kemana rasa terhina umat mulia ini harus kubawa.
Kepada siapa harus kuserahkan baiat suci selembar jiwa.
Bertransaksi di jalan Ilahi dengan serahkan harta dan nyawa.
Yang kelak akan diberi ganjaran dalam indahnya jannatul Ma'wa.

II
Kepada  siapa harus  kusampaikan asa  akan kemuliaan  jaya.
Siapakah  yang sanggup  memimpin misi  tegakkan cahaya.
Siapakah yang terhadap seruan-nya yakin dan percaya.
Agar kembali ajaran  Ilahi menjadi landasan budaya.

Kini, zaman dikuasai peradaban dajjal yang durhaka.
Janjikan  indahnya  surga sesungguhnya  adalah neraka.
Membuat  manusia tertipu karena terlalu berbaik sangka.
Dan tak sadar membuat pemilik alam semesta  jadi murka.

III
Kepada siapa harus kusampaikan tentang indahnya sebuah jalan.
Tatkala mau dengan sabar dan iman jalani kehendak Tuhan.
Jalan  kemuliaan akan terbentang  bagaikan  hamparan.
Dan dapatkan kebahagiaan akherat yang dijanjikan.

Sungguh kuketuk pintu-pintu hati sebuah generasi.
Untuk mulai bangga perjuangkan kebenaran ajaran Ilahi.
Untuk mendapat kemenangan yang dijanjikan pada suatu hari.
Tatkala semua kebanggaan dan kepemilikan dunia tiada berguna lagi.

IV
Kekasih, hamba  mengemis di pintu  hidayah-Mu nan  terbuka lebar.
Jadikanlah generasi penggantiku sebagai kelompok yang sadar.
Serahkan hidupnya  pada-Mu dan ikhlas menjalani Qadar.
Dan sinar rahmat-Mu meliputinya  bagai  cahaya fajar.

Kuketuk pintu hatimu hai anak-anakku generasi baru.
Engkaulah putra zaman  yang akan  menjadi pemimpin baru.
Seluruh harapan akan kebangkitan kami serahkan pada pundakmu.
Untuk mengembalikan kejayaan ajaran Ilahi sebagaimana di masa dahulu.

Ilahi, ridho-Mu jua yang kami tuju.


Al Faqiir


Hamdi akhsan

0 komentar:

Posting Komentar