Sabtu, 21 Mei 2011

163-2011. Kekasih, Biarkan Hamba Mengemis di Pintu Ampunan-Mu.

163-2011. Kekasih, Biarkan Hamba Mengemis di  Pintu Ampunan-Mu.

                 Oleh
                 Hamdi Akhsan

I
Menggigil  tubuhku teringat  betapa beratnya  pengadilan Mahsyar.
Kala segala prilaku hina yang ditutup rapat setiap jiwa muncul keluar.
Tatkala  pengadilan yang tiada dusta sebesar debu pun kelak digelar.
Sungguh setiap jiwa harus mempertanggungjawabkan sesuai qadar.

Kekasih, selama nyawa  masih Engkau  titipkan di tubuh rapuh ini.
Mohon biarkan hamba menangis sesali kelalaian dan kealpaan diri.
Biarkan diri hamba meratap  bermohon agar dosa Engkau ampuni.
Biarkan  hamba  mengigil takut  akan  pengadilan-Mu di hari nanti.

II
Betapa hamba hanya  sebutir debu ditengah samudera kebesaran-Mu.
Dan sungguh betapa tiada berartinya diri di tengah  para pencinta-Mu.
Betapa diri kelak akan tertunduk takut dan malu kala menghadap-Mu.
Dan betapa tiada berartinya hamba bila tanpa ampunan dan RidhoMu.

Kekasih, seorang musafir datang mengetuk pintu rahmat-Mu.
Bekalnya sedikit untuk berbangga saat menghadap-Mu.
Jiwanya  bercampur  noda karena  dosa pada-Mu.
Tapi dia bersimpuh mengharap kebaikan-Mu.

III
Kekasih,ia tahu cintanya bercampur syahwat.
Untuk istiqamah dijalan-Mu ia mengaku belum kuat.
Berististighfar atas dosa-dosanya pun kadang ia terlewat.
Wahai Sang Maha Pengampun, izinkan hamba untuk bertaubat.

Kini, saat  perjalanan  waktunya  telah menuju  masa senja usia.
Sebentar lagi  maghrib akan  tiba dan ia pun berakhir fana.
Sebelum ia pergi tinggalkan dunia dan segala tipunya.
Terimalah taubat dan permohonan ampunnya.

Al Faqiir

Hamdi Akhsan

0 komentar:

Posting Komentar