Senin, 02 Mei 2011

129-2011. Dan Sang Penggentar Itu pun telah pergi

129-2011. Dan Sang Penggentar Itu pun telah pergi

                 Oleh
                 Hamdi akhsan

Osama Bin Laden
I
Engkau tinggalkan segenap kemewahan hidup demi sebuah keyakinan.
Hidup mengembara di gunung-gunung dan gua sebagai pelarian.
Setiap waktu nyawa  senantiasa  berada  dalam ancaman.
Bagai seorang Daud kecil hadapi besarnya kezaliman.

Dalam kepungan kekuatan Iblis yang mendunia.
Ia menjadi mahluk asing dengan keyakinannya.
Teguh  terhadap  pilihan  yang  dipercayainya.
Walau segenap  penderitaan harus dijalaninya.

II
Adalah  keadilan  yang dijadikan  pilihan hidup.
Hebatnya ancaman  tak membuat  jiwa redup.
Baktikan harta dan jiwa pada sang pemilik hidup.
Walau ganasnya senjata musuh pun meletup-letup.

Apapun citra buruk dan fitnah yang  dilancarkan musuh.
Tak membuat ketegaran dan ketabahannya  menjadi runtuh.
Sakit dan kematian dalam peperangan tak membuatnya jadi luruh.
Bagaikan gunung yang dihantam badai dan prahara namun tetap kukuh.

III
Betapa banyak harta yang telah ia kurbankan demi tujuan yang diyakini.
Ribuan orang miskin dan menderita karena peperangan ia santuni.
Ia hadapi segala medan peperangan  dengan gagah berani.
Sungguh  sebuah  perlambang  tatkala umat dizalimi.

Bagi mereka sedang dijajah ia menjadi perlambang.
Tentang hebatnya perlawanan dalam  berperang.
Mampu lepaskan diri dari  kepungan ribuan orang.
Sungguh suatu keberanian yang kini telah jarang.

IV
Betapa banyak berita dusta yang telah disebarkan.
Betapa pula senjata  canggih yang telah dilontarkan.
Demikian pula rakyat kecil tak berdosa telah dikorbankan.
Namun pekik terhadap penjajahan  musuh tetap ia kobarkan.

Kalaulah benar engkau telah syahid sebagaimana  yang diberitakan.
Betapa banyak mereka yang telah mengidolakanmu larut dalam tangisan.
Sedangkan engkau telah pergi  dari dunia ini menghadap kepada Tuhan.
Dan menerima ganjaran sesuai dengan niat dan apa yang diperjuangkan.

V
Usama bin Ladin, sebuah nama getarkan  dinding  istana  para pengecut.
Yang hanya berkoar memberi  perintah membunuh menutupi rasa takut.
Yang  para pemimpin  munafik mendengar namanya saja  menjadi kecut.
Bahkan  mendengar  ancamannya  saja ada  diantaranya terkentut.

Sungguh  banyak pula  yang mencaci  makimu  tanpa alasan.
Mereka benci dengan  apa yang engkau perjuangkan.
Seolah merekalah yang  telah engkau rugikan.
Padahal belum ada yang mereka lakukan.

VI
Kelak akan lahir  usamah-usamah baru.
Yang akan menjadi lawan para seteru.
Yang kuat  bagaikan  badai  menderu.
Dan bergerak  cepat bagaikan  peluru.

Namamu akan dikenang sepanjang zaman.
Harum mewangi bagai bunga-bunga ditaman.
Sumber inspirasi mereka yang  dalam perjuangan.
Mengalahkan musuh yang telah membawa kezaliman.

VII
Berdoa kami pada-Mu wahai Sang  Pemilik kehidupan.
Berilah kami para pemimpin yang membanggakan.
Bertanggungjawab dengan yang diamanahkan.
Dan bawa rakyat  negeri ini ke kesejahteraan.

Pada-Mu wahai Tuhan,kami sampaikan harap.
Berilah kami keberanian dalam tentukan sikap.
Agar  kelak  sanggup  kala harus  menghadap.
Di hari ketika nasib tiap hamba  menjadi tetap.

Ilahi, kasihi hamba menjelang sirap.

Al Faqiir

Hamdi Akhsan

0 komentar:

Posting Komentar