Minggu, 29 Mei 2011

175-2011. Ayah, anakmu rindu (2)

175-2011. Ayah, anakmu rindu (2)

                    Oleh
                    Hamdi Akhsan

I
Ayah, ingin kuceritakan pada-Mu tentang perih yang sesakkan dada.
Ingin kudatang ke kuburmu ceritakan semua kesakitan dan duka.
Inginnya aku duduk bersimpuh didepanmu tundukkan muka.
Mengadukan semuanya seperti tatkala engkau masih ada.

Betapa kuingat tajam sinar  matamu bagai mata elang.
Kokoh dan tegar hadapi  apapun yang  menghadang.
Menyerah dalam hidupmu  adalah  sebuah  pantang.
Semua terlukis dalam jiwa sampai engkau berpulang.

II
Betapa kuingat wajah kukuh yang menatap hangat.
Sosok yang jalani hari-hari dengan penuh semangat.
Tak peduli panas dan terik matahari yang  menyengat.
Penuhi nafkah keluarga lah tujuan yang selalu kau ingat.

Ayah, aku tahu kalau aku tak  setegar ayah jalani hidup ini.
Dalam diriku   kelembutan  ibunda  dan  ketegaranmu  berbagi.
Terkadang dalam gemuruh pedih dalam dada aku menangis sendiri.
Dan kuadukan segalanya pada Ilahi Robbi, Tuhan yang Maha Pemberi.

III
Ayah maafkan anakmu tak mampu tegar seperti ayah jalani kehidupan.
Kadang diriku sempat lalai mengurus ibunda yang engkau titipkan.
Kadang nasehatmu dahulu agar lurus jalani hidup terlalaikan.
Maafkan aku tak mampu jalani semua yang diamanahkan.

Ayah, betapa kini aku tahu betapa beratnya amanah.
Di dunia dan akherat putra-putriku  adalah amanah.
Kelak  pertanggungjawabanku  pasti akan ditanya.
Dan merekalah yang  membuatku mulia atau hina.

IV
Ayah,usiaku telah dekat  kala engkau berpulang.
Kini  kerapuhan  tubuhku terasa  di tulang-tulang.
Isyarat kalau maut dan kubur tak lama kan datang.
Itulah  takdir Ilahi yang tak mungkin  untuk dihadang.

Ayah, maafkan anakmu jarang mengunjungi kubur sunyi.
Karena datang padamu  bukakan goresan  lama dalam hati.
Membuat airmataku selama duapuluh tahun akan mengalir lagi.
Biarlah, kudoakan agar engkau mendapat kebahagiaan disisi Ilahi.


Anakmu


Hamdi Akhsan

0 komentar:

Posting Komentar