Rabu, 18 Mei 2011

156-2011. Deklarasi Untuk Partai Politik 2014

156-2011. Deklarasi Untuk Partai Politik 2014
                 (Kilas Balik Reformasi 21 Mei 1998)

                 Oleh
                 Hamdi Akhsan

Kepada Merekakah negeri ini kita serahkan?
I
Hari ini kepada mereka yang punya hati nurani daku serukan.
Kekayaan negeri tanpa merasa bersalah telah dibagi-bagikan.
Begitu banyak  mereka yang diberi amanah tak menjalankan.
Tinggallah  rakyat jadi  objek dan  hidup dalam  kemelaratan.

Empat belas tahun  sudah reformasi  terjadi kami   bersabar.
Menunggu  janji-janjimu manismu akan datang baiknya kabar.
Tatkala pemilu segala janji mensejahterakan engkau umbar.
Dan sampai hari ini sekecil  apapun  realisasinya  tiada kabar.

Rencana Gedung baru DPR 1,6 Trilyun
II
Betapa  angkuhnya  kata-katamu kala  bicara melukai rakyat.
tak sadar bahwa apa yang engkau  sembunyikan kami  lihat.
Habiskan uang pajak jalan-jalan keluar negeri  untuk maksiat.
Sungguh pembangkanganmu pada Ilahi sudah begitu hebat.

Lihatlah, sebentar  lagi  gedung yang  akan engkau bangun.
Terperangah kami  lihat tahu anggarannya lebihi satu trilyun.
Padahal tiap bulan puasa rakyat miskin antri berduyun-duyun.
Sungguh kelak  kau akan disula  dengan rantai besi berayun.

III
Kami tak tahu lagi harus bicara pada siapa dan berkata apa.
Sekuat  apapun  teriakan engkau   tetap menutup telinga.
Sehebat  apapun kritik tidak  membuat prilakumu berubah.
Maka  satu-satunya  jalan adalah  perlawanan  harus ditata.

Kini,kami telah kehilangan kepercayaan sepenuhnya padamu.
Tak akan lagi  kami pilih apapun  janji dan darimana partaimu.
Selama ini  ada yang  seolah memang  bersih  padahal semu.
Tak akan mempan lagi segala pendekatan dan bujuk rayumu.

Disinilah kami yang kalian wakili tinggal

IV
Kepada rakyat yang selama ini hanya dijadikan permainan.
Di hari ini gerakan anti partai mari kita deklarasikan.
Adalah hak rakyat untuk tak memperdulikan.
Biarlah nanti keputusan Tuhan berikan.

Rakyat sudah jera dengan dusta-dusta.
Tidak  ada yang berubah dengan kata-kata.
Jangan mau lagi hanya dijadikan objek penderita.
Mari bersatu tinggalkan partai membangun negeri tercinta.

Pahlawan Reformasi yang dikhianati
V
Tak ada  guna  lagi  perbaikan- perbaikan  yang  dijanjikan.
Karena semua permintaan nanti hanya untuk diproyekkan.
Mengisi  pundi-pundi  untuk pesta  pemilihan lima tahunan.
Setelah terpilih lagi mengeruk modal yang telah dikeluarkan.

Wahai rakyat negeri, jangan pernah mau diperbodoh lagi.
Cukuplah  tiga kali  pemilu  lontarkan  manisnya  janji-janji.
Kenyataannya bertolak belakang dengan apa yang terjadi.
Sungguh kehancuran kini sudah merata di seluruh negeri.

VI
Kami bukanlah rakyat yang begitu bodoh untuk mengerti.
Segala  kekayaan alam  di negeri ini telah Tuhan beri.
Tapi mengapa rakyat  susah mencari sesuap nasi.
Sungguh sebuah ketak adilan yang sakiti hati.

Kemana kami  akan  pergi menjual  hasil alam.
Jalan-jalan kami rusak parah hanya ditambal sulam.
Sedang wakil kami hidup bak dalam kisah 1001 malam.
Sungguh ketdkberdayaan seperti ini yang lahirkan dendam.

VII
Kepada siapapun yang berada dalam partai kami tidak percaya.
Anak-anak  kamilah yang saat  reformasi kurbankan darah.
Sedang kalian saat itu entah  sedang berada dimana.
Sekarang hidup mewah & bergaya pahlawan pula.

Hari ini kunyatakan selamat tinggal partai politik.
Melalui ujung pena daku takkan berhenti mengeritik.
Sampai cita-cita saat reformasi dahulu dapat kembali balik.
Dan rakyat pemilik negeri ini kelak diperlakukan dengan baik.


Al Faqiir


Hamdi Akhsan

0 komentar:

Posting Komentar