Minggu, 01 Mei 2011

124-2011. Belajar Dari Sejarah

124-2011. Belajar Dari Sejarah
                 Oleh
                 Hamdi Akhsan

Jenghis Khan
I
Salah satu pusat ajaran ruhani  terpancar dari  pegunungan himalaya.
Senantiasa kukuh dan tegar dalam sunyi dan diam bak istana potala.
Setelah Dalai lama pergi  tinggalkan pusat  agama Budha Mahayana.
Dan kemudian menjadi pemimpin agama yang hidup mengembara.

Demikian pula bekas reruntuhan istana  Jenghis khan di Mongolia.
Sejarah telah mencatat hadirnya sebuah kekuatan yang digjaya.
Yang telah mampu berjaya taklukkan china sampai ke Hungaria.
Walau  akhirnya  harus mati  mengenaskan  terjatuh dari kuda.

II
Ada yang berjaya, ada pula yang terpuruk dalam kekalahan.
Kuat dan lemahnya suatu bangsa setiap masa dipergilirkan.
Bagi yang  siap dalam  banyak segi akan  meraih kejayaan.
Tapi mereka  yang  lemah  hanya  akan dapat  kehinaan.

Betapa kuatnya supremasi  Islam pasca zaman Jahiliyah.
Namun pertikaian dikalangan  sendiri membuat lemah.
Dan  tibalah giliran  supremasi budaya  bangsa Eropa.
Yang  sampai  hari ini  tetap  menggenggam  dunia.

III
Mereka  bangkit,  karena  percaya  kekuatan diri.
Banggakan  budaya dan agama  mereka sendiri.
Terhadap musuh pun mereka punya harga diri.
Dan  menguasai  teknologi  dengan berdikari.

Kalaulah  bangsa  jepang  bertradisi Samurai.
China pun  bangsa  yang rajin  dan tak lalai.
Swadaya India membuat Inggeris terkulai.
Tinggallah diri kita yang menggapai-gapai.

IV
Negeri ini sekarang  telah kehilangan arah.
Penegakan keadilan kini telah makin  parah.
Di tengah alam yang subur rakyat  sengsara.
Dan bencana  alam  terus-menerus  mendera.

Sungguh, betapa  dibutuhkan  pemimpin hebat.
Bagaikan  bangsa Iran  yang punya  Ahmadinejad.
Kekuatan penjajah yang sok mengatur pun didebat.
Teknologi militer tingkat tinggi secara mandiri didapat.

V
Sebuah ironi  ikuti cara  adidaya yang  menjelang runtuh.
Demokrasi liberal  dianut dan dibanggakan secara penuh.
Padahal ia berdiri diatas pilar materi dan  janji yang rapuh.
Itulah nasib sebuah bangsa yang lemah dan tidak kukuh.

Kapankah,akan muncul pemimpin yang sungguh amanah.
Terhadap tekanan negara asing ia tidak menjadi lemah.
Tidak pula sibuk berkata-kata sekedar tebar pesona.
Dan mengangkat harga diri bangsa agar tak hina.

VI
Menjelang akhir zaman yang telah terjadi.
Bermohon hamba pada-Mu Ilahi Robbi.
Berikanlah  kami  seorang  Al-Mahdi.
Yang bawakan sinar-Mu nan suci.


Al Faqiir


Hamdi Akhsan.

0 komentar:

Posting Komentar