Minggu, 27 Februari 2011

69-2011. Tentang Golongan Yang Ke Tiga (Ashabul A'raf)

69-2011. Tentang Golongan Yang Ke Tiga (Ashabul A'raf)

               Oleh
               Hamdi akhsan


I
Anakku...
Dengarlah olehmu kabar Tuhan tentang suatu golongan di akherat.
Agar dalam jalani langkah hidupmu dapat dijadikan ibarat.
Didalamnya terdapat banyak ajaran yang tersirat.
Untuk lalui masa mudamu yang begitu berat.

Didalam Alquran, kelak manusia akan terbagi menjadi tiga golongan.
ashabul Yamin penghuni surga merupakan golongan kanan.
Ashabus Syimal golongan kiri nerakalah kediaman.
Dan Ashabul A'raf yang akan dikisahkan.

II
Anakku...
Kelak  setelah masa yaumil hisab  terjadi.
Para pencinta akan masuk ke golongan surgawi.
Wajah mereka gembira dan memancarkan cahaya berseri.
Sebagai balasan atas segala ketaatan pada perintah-Nya yang pasti.

Didalam surga-Nya yang indah, tiada lagi kesedihan dan penderitaan.
Yang ada  hanya  kebahagiaan dan  segala kesenangan.
Dengan mudah akan dapatkan segala keinginan.
Yang didapat bukan dalam kesementaraan.

III
Adapun ashabus Syimal dalam penderitaan.
Jerit tangis kepedihan menahan siksa bersahut-sahutan.
Sumpah serapah antar keluarga dan sahabat saling menyalahkan.
Itulah kepedihan abadi yang senantiasa akan  dirasakan sebagai balasan.

Didalam neraka, tiada satupun janji iblis  dan tentaranya akan terealisasi.
Yang ada hanya kekejaman, siksa dan sakitnya cambukan besi.
Sakit tak terhingga sampai melelehkan tegarnya hati.
Itulah sesal para pendosa setelah mati.

IV
Terus, bagaimana  dengan golongan ketiga.
Yang berada di sepanjang tembok  tinggi bagai menara.
Yang dikanannya terlihat kebahagian abadi para penghuni surga.
Sementara dikiri nampak kengerian siksa para ahli neraka.
Dan ditengah-tengahnya lah mereka berada.

Siapakah mereka?
apapula  amalan  mereka?
Mengapa begitu keadaan mereka?
Kemana akhirnya mereka?

V
Anakku, Rasulullah tercinta  telah bersabda  tentang  mereka dalam  haditsnya.
Mereka adalah para pemuda Syahid yang pergi perang tanpa ridho ibu bapanya.
Maka pahala  syahid dan ketidak  ridhoan  orang  tua  berada  ditengah-tengah.
Sehingga mereka menunggu ditembok yang tinggi sampai ada safaat Rasulullah.

Anakku, banyak pendapat tentang keberadaan mereka.
Mereka adalah hamba yang  berimbang pahala dan dosa.
Ada pula  yang  mengatakan  mereka  adalah  anak zina.
Juga yang menyatakan mereka Orang shalih yang rihlah.
Serta Kaum yang  mana ibunya tidak dan ayahnya ridha.
Atau Orang yang mati pada zaman kekosongan Nabi-Nya.
Juga  ada yang mengatakan  mereka itu Para Nabiyullah.
Atau Kaum yang beramal karena Allah tetapi mereka riya.
Dan bisa juga kaum berdosa kecil,tidak terhapus musibah.

VI
Kisah tentang golongan ketiga ini ajarkan pada kita.
Untuk istiqomah  dalam beribadah  pada Allah.
Untuk patuh  dan hormat pada  orangtua.
Serta tidak campurkan benar dan salah.

Jangan ragu tuk jauhi  maksiat.
Serta selalulah pegang amanat.
Selalu merasa diawasi  malaikat.
Dan yakini rahmat  Ilahi  dekat.

Inderalaya, 27/2/2011
Al Faqiir

Hamdi Akhsan

68-2011. Tentang Golongan Pencinta Ilahi.

68-2011. Tentang Golongan Pencinta Ilahi.

               Oleh
               Hamdi Akhsan


PENGANTAR
Syair ini merupakan penafsiran dalam bahasa syair tentang golongan Allah yang cirinya dinyatakan dalam QS Al Maaidah :54-56, dan Al Mujadilah : 22. Penulis bermohon perlindungan Allah dari kesalahan dan kekeliruan, Semoga bermnafaat!

I
Sebuah janji pasti disampaikan Sang Kekasih melalui firman-Nya yang agung.
Tentang sekelompok manusia yang hidup dan matinya beruntung.
Yang senantiasa  jadikan Allah sebagai satu-satunya pelindung.
Walau godaan harta dan penderitaan sebesar gunung.

Dalam  cinta  kepada-Nya  yang tak pernah berpaling.
Dan bukti  kesetiaan dan  pengorbanan  yang seiring.
Cinta pada Ilahi bagi mereka adalah yang  terpenting.
Serta balasan cinta-Nya pada mereka akan sebanding.

II
Didalam  jiwanya tersimpan kelembutan bagikan sutra.
Taruhkan nyawa untuk  membela agama dan saudara.
amat kasih pada sesama jauh dari pertumpahan darah.
Saling  menasehati dalam  kesabaran jauh dari amarah.

Tapi awas, ketika agama Ilahi dihina oleh golongan ingkar.
Semangat juangnya  akan membara bagai api yang membakar.
Sehebat apapun kedahsyatan musuh tak akan membuatnya gentar.
Tiada kemuliaan baginya kecuali tegak sebagai syahidin di Padang Mahsyar.

III
Dengan mata  yang tajam  bersinar karena kemuliaan dan ketinggian izzah.
Para pencinta Ilahi  pergi ke berbagai wilayah bagaikan  pengembara.
Mencari kemuliaan agama atau berakhir syahid dengan janji surga.
Yang kelak akan disambut tujupuluh bidadari  jannatul Ma'wa.

Di Masa lalu, terkenal kisah hebat para Mujahid perang Mut'ah.
Ja'far bin Abi Thalib, Zaid, dan Abdullah bin Rawahah syahid disana.
3000 pencinta Ilahi mampu gentarkan 200.000 prajurit romawi yang digjaya.
Dan di tengah gurun sunyi terbaring  jasad para mujahid diliputi harumnya darah.
Yang semangat juangnya abadi lintasi waktu ribuan tahun dan jadi inspirasi para pencinta.

IV
Dalam perjalanan  zaman para  pencela lancarkan  psy war untuk  runtuhkan semangat.
Melalui  propaganda, fitnah keji, gertakan serta pasokan  informasi  yang sesat.
Ataupun cela yang dilontarkan oleh orang munafik dan para pengkhianat.
Sehingga para pejuang suci pun diinformasikan sebagai teroris jahat.

Bagi mereka, karunia dan  keredhoan Ilahi  adalah segalanya.
Mereka jadikan pemimpinnya hanya Allah dan Rasul-Nya.
dan  orang-orang  beriman  sebagai  saudaranya.
Dengan ciri khas yang jelas dalam firman-Nya.

V
Dalam firman suci Dia nyatakan.
Orang beriman sholatnya selalu tegakkan.
Terhadap harta yang diberi Allah mereka zakatkan.
Dan mereka pun ruku' bersama umat yang Allah pilihkan.

Hidupnya teguh jadikan Allah, Rasul, dan orang beriman sebagai pemimpin.
Terhadap kebenaran janji-Nya mereka senantiasa beriman dan yakin.
Kelak mereka akan dimuliakan sebagai golongan yang muttaqin.
Dan  dimasukkan  ke dalam  surga-Nya  haqqul yakin.

VI
Mereka itulah golongan Allah.
Yang senantiasa akan ada di setiap masa.
Di tempat terpencil atau ganasnya gurun sahara.
Mereka penjaga setia tegaknya harga diri Agama Allah.
sungguh sebuah pengabdian mutlak berlandaskan ridha.


Inderalaya
Al Faqiir

Hamdi Akhsan

67-2011. Syair Nasehat anak Subuh

67-2011. Syair Nasehat anak Subuh

               Oleh
               Hamdi Akhsan



I
Anakku sayang,..
Kini fajar telah menjelang,
ufuk merah muncul cemerlang,
Bangunlah dirimu segera sembahyang.
Bekalmu nanti saat janji pasti telah datang.

Gertakkan gigimu untuk  melawan  godaan syaitan.
Bangun dan ambil wudhu menghadap Tuhan.
Panjatkanlah  doa  dengan  rintihan.
Adukan perihmu tanpa segan.

II
Anakku...
Usia muda cukupkan upaya,
Kerahkan energi beserta daya.
Agar juangmu  kelak  berjaya.
Niscaya hidupmu akan bahagia.

Perbanyak lakukan ibadah sunnat.
Karena ia penjaga semangat.
Untuk hadapi banyak maksiat.
Serta atasi cobaan yang berat.

Kalau sekarang banyak bermain,
hasilnya kelak tentulah lain.
walau sekarang kau kurang yakin,
setelah terbukti sesal tak mungkin.

III
Tahanlah gejolak didalam dada,
banyak istighfar banyak puasa,
supaya engkau kuat  perkasa,
terhindar dari beratnya  dosa.

Masa mudamu masa terbaik,
siapkan bekal saat kau balik,
menghadap pada Maha Pemilik,
amal dosamu akan ditilik.

Masa sekarang banyak menghafal,
ingatnya cepat dan juga kekal,
setelah tua otak kan majal,
lidah pun kelu menjelang ajal.

IV
Anakku...
Dimasa muda tuntutlah ilmu,
karena ia jadi bekalmu,
untuk dunia dan akheratmu,
ketika janji sudah bertemu.

Ingat selalu pesan wasiat,
belajar muda bagai memahat,
berat terasa banjir keringat,
tapi lekatnya terasa kuat.

Kalaulah tua baru belajar,
saat membaca terasa lancar,
barulah guru pergi keluar,
lupa semua apa diajar.

V
Nasehat ayah sampai disini,
baiknya bila engkau renungi,
sebagai bekal untuk arungi,
hidup yang berat kelak jalani.

Walau nasehat ini sederhana,
disusun dengan sayang karena,
agar tiada sesal dialam sana,
tatkala nanti ditanyakan-Nya.

Nasehat pendek ini selesai,
Maafkan bila salah dan lalai,
atau keliru dalam mengurai,
kalaulah baik silah dipakai.

Pagi, 27/2/2011
al Faqiir

Hamdi akhsan

Sabtu, 26 Februari 2011

66-2011. Musyawarah Akbar Kerajaan Syaitan (4-Epilog)

66-2011. Musyawarah Akbar Kerajaan Syaitan (4-Epilog)

               Oleh
               Hamdi Akhsan


I
Orasi Sang Maharaja Iblis masih berlangsung panjang lebar.
sampailah  dia pada  kesepakatan yang  tak bisa dilanggar.
Walau  sejuta amarah dan kebencian terus mereka  sebar.
Tapi  antara Iblis dengan dan hamba Allah terdapat pagar.

Ia  bersabda dengan  suara  tergetar mengandung benci.
Hindarilah olehmu kelompok umat  yang aku sebutkan ini.
Karena bila mendekat engkau akan terbakar panasnya api.
Dan energi  jahatmu menjadi lemah  dan  tiada  daya  lagi.

II
Pertama...
Jauhilah mereka yang selalu mengingat Allah di setiap detik kehidupan.
Godaan apapun yang engkau berikan padanya tak akan mempan.
Wajah pemudanya  bersinar  cahaya  iman yang  tersimpan.
Merekapun teguh pada jalan-Nya melangkah ke depan.

Jauhi pula para muslimah yang  tidak  tergoda  pacaran.
Yang meyakini bahwa  jodoh mereka  telah ditentukan.
Sehingga hari-hari masa remaja penuh dipakai kebaikan.
Dan kelak  mereka akan  dapatkan lelaki  yang beriman.

Jauhi juga para  pemuda dan pemudi  yang rajin puasa.
Karena  bangkitkan syahwat  birahinya engkau takkan bisa.
Setiap gejolak datang ia wudhu dan rambutnya menetes basah.
Dan mereka membaca kitab suci untuk atasi gejolak jiwa yang resah.

II
Kedua...
Jauhi juga olehmu para pemuda pencinta kebenaran seperti di Afghanistan.
Mereka tak pernah bisa ditakuti dengan datangnya kematian.
Bahkan mereka rindukan mati didalam Ridho Tuhan.
Yang membuat meratap kita para syaitan.

Jauhi juga olehmu para juru dakwah agama di tempat-tempat terpencil.
Mereka ikhlas hidup seadanya bersama orang-orang kecil.
Pakaian dibadan sederhana walau tidak dekil.
Dan  jauh  dari  sifat  membangkil.

III
Jauhi ahli agama yang rendah hati.
Mereka ajaran agama  tanpa  harapkan puji.
Sampaikan kebenaran Tuhan tanpa meminta imbalan materi.
Dan mereka pun hanya mengharapkan balasan Ilahi di alam akherat nanti.

Demikian pula pedang yang sholeh.
Keuntungan besar dengan curang tak ditoleh.
didalam dadanya pengawasan Ilahi atas perbuatan telah tertoreh.
Dan mereka selalu bisa membedakan mana yang tidak dan mana yang boleh.

IV
Sang Maha Raja Iblis terus lanjutkan peringatannya.
Jauhilah olehmu majelis zikir, karena engkau akan tuli karenanya.
Jangan pula dekati mesjid-mesjid, karena  syaitan akan mendidih disana.
Dan jangan pernah dengarkan Al Quran, engkau akan lemah dibuatnya.

Berhati-hatilah kalian pada para pencinta Muhammad.
Karena ia telah ajarkan  ciri-ciri kita para penggoda yang jahat.
Mereka baca teliti Alquran yang disana cara-cara licik kita bisa dilihat.
Sehingga kita kehilangan cara untuk membuat mereka jadi tersesat.

V
Jauhi juga mereka yang sangat yakin rezeki dalam kuasa Tuhan.
Yang  sangat  hati-hati dengan apa yang mereka makan.
Yang yakini hartanya akan dipertanggungjawabkan.
Dan karenanya di neraka akan dicampakkan.

Jauhi rumah yang didalamnya dibaca Alquran.
Karena akan membuat kekuatanmu jadi terlemahkan.
Semangat juangmu sedikit demi sedikit akan terlunturkan.
Dan sumpahku saat diusir Allah dari surga tidak tersampaikan.

VI
Maharaja  Iblispun  terus berbicara  tentang  golongan yang kebal.
Disuruh tentaranya jauhi hakim yang tak tergoda tumpukan tebal.
Jangan pula dekati pemimpin yang taqwa dan takut akherat sesal.
Serta mereka yang tidak tergoda bisikan penasehat dan pengawal.

Jauhi juga tempat-tempat orang mendengar nasehat agama.
Karena menggoda iman mereka hampir-hampir percuma.
Yang didapat hanya sedikit hasil dan waktunya lama.
Sedang yang mudah banyak bagai remah.

VII
Wahai balatentaraku  yang setia ribuan tahun dalam naunganku.
Sekarang  orang-orang  yang beriman  tinggal seujung kuku.
Bahkan kebenaran Tuhan yang kaffah hampir membeku.
Dan umat  pilihanpun  mayoritas menjadi  budakku.

Sebentar lagi raja untuk budakku dari kalangan manusia akan tiba.
Dajjal akan menjadi pemimpin mewakiliku bersimaharajalela.
Orang  beriman dimana-mana  akan tertumpah darah.
Dan yang tahan goda dan siksa hanya sedikit saja.

VIII
Maharaja Iblis mengakhiri orasinya dengan bangga.
Karena budaknya di bumi sekarang banyak tak terhingga.
Yang kelak akan bersamanya berada dalam abadi siksa neraka.
Terkecuali sedikit hamba Allah yang istiqamah dalam iman dan taqwa.

Inderalaya, 26 Februari 2011
Al Faqiir

Hamdi Akhsan

65-2011. Musyawarah Akbar Kerajaan Syaitan (3)

65-2011. Musyawarah Akbar Kerajaan Syaitan (3)

               Oleh
               Hamdi Akhsan


I
Dalam euforia kemenangan di akhir zaman Maharaja Iblis pun bersabda.
Wahai Tentaraku yang setia serta jutaan budak dari kalangan manusia.
Kemenanganku dan kalian atas Adam dan hawa sudah di depan mata.
karena  hampir semua  manusia bumi  tidak lagi beriman secara kaffah.

Ingatlah selalu wahai tentara andalanku dalam menantang Firman Ilahi.
Jadikan indah dalam pandangan manusia segala pemenuh hasrat birahi.
Jadikan mereka  yakin segala  kesuksesan karena  usaha dirinya sendiri.
Bukan karena  pemberian, kekuatan serta kuasa Allah Yang Maha Suci.

II
Sang Maharaja kembali berteriak : " Tentaraku!apakah kalian mendengar"?
Serempak  menggemuruh  jawaban : iya Rajaku! yang hingar bingar.
Aku kami lumatkan keyakinan mereka supaya imannya tak tegar.
Dan prinsipnya  mudah  tercabik bagai lembutnya agar-agar.

Sang  Maharaja  Lanjutkan : Para tentaraku yang gagah berani.
Tetaplah berpegang pada tiga prinsip dasar sejak zaman kiwari.
Hancurkan iman manusia dengan  PENYESATAN & MENAKUTI.
Dan jangan sampai  mereka  kaffah  jalankan perintah dari Ilahi.

III
Kusegarkan kembali ingatanmu tentang Prinsip Yang pertama.
Lemahkan imannya dengan tidak beragama secara kaffah.
Doa, zikir, dan  keimanannya  cukup sebatas sajadah.
Sedang  diluar itu agama  tinggal  kenangan saja.

Dengan begitu kesalehan hanya saat sembahyang.
Setelah itu pergi mencari harta tanpa berpantang.
Tidak  peduli apakah milik sendiri  atau milik  orang.
Sungguh prinsip yang  sederajat dengan binatang.

Dengan  adanya  kekosongan  mengingat Tuhan.
Kalian seret ia  perlahan-lahan ke jalan  kesesatan.
Bermula jijik dengan kotoran lantas mulai dibiasakan.
Maka mulailah iman dalam dadanya berhasil diredupkan.

IV
Setelah itu mulai strategimu dengan menanamkan rasa takut.
Takut anak istrinya tidak terjamin pemenuhan kebutuhan perut.
Takut  akan terkucil  karena dengan ajakan maksiat  tidak menurut.
Sehingga apapun ajakan kelompok tak peduli halal dan haram akan ikut.

Takut pula tunjukkan jati diri keimanan ditengah para pembenci Tuhan.
Karena dengan memegang agama  khawatir tidak  dapat bagian.
Apa saja yang  benar dan baik tentu akan disembunyikan.
Atau saat pimpinan mereka senang baru ditampakkan.

V
Wahai Tentara abadiku, apakah prinsip ini kalian sudah mengerti!
Gemuruh suara mengiayakan dan resapkan sabda Raja Iblis dalam hati.
Tentaraku, takuti mereka dengan ancaman musuh dan kemiskinan materi.
Buatlah hati dan fikiran mereka memikirkan upaya tumpuk harta sore dan pagi.
Terhadap harta yang banyak tanamkan sifat kemaruk agar mereka terus mencari lagi.

Tanamkan  juga rasa takut pada  anak istri dan  keluarga mereka.
Serta buatlah rasa iri terhadap kelebihan  yang dimiliki tentangga.
Membuat mereka akan berlomba pamerkan emas, intan permata.
Serta takabbur dalam bicara dan pujian yang mengandung dusta.

VI
Sekarang kusegarkan kembali ingatanmu tentang prinsip yang kedua, yakni penyesatan.
Masukilah satu titik keimanannya yang akan membuat fondasinya berantakan.
Yakni ; keyakinan mereka akan hidup mati dan rezeki di tangan Tuhan.
Dan tiada kekuatan yang lebih tinggi melainkan ke-Ilahi-an.

Kalau kalian sudah berhasil lemahkan prinsip yang ini.
Itu bermakna  kalian telah robohkan iman pada Ilahi.
Dan  terbentuk jiwa syirik yang Tuhan sangat benci.
Maka  Ibadahnya pasti akan tertolak  sepanjang hari.

VII
Tentaraku, jangan  cuma  sebatas  membuat  mereka ragu.
Suruhlah budakku dari  kalangan manusia ciptakan ilmu baru.
Dampingi para peramal nasib dan dukun supaya nampak jitu.
Supaya  antara  kesyirikan dan  kemaksiatan  bersatu  padu.

Dampingi para budak pakar sebar ilmu sesat Kabalah.
Ataupun  ramalan  zodiack  yang  benar seolah-olah.
Nini bobokkan jiwanya yang rapuh dengan jalan salah.
Supaya  cahaya  keimanan  makin redup dalam  jiwa.

VIII
Tentaraku, yang ketiga adalah metode halus yang ingin kupertajam.
Yakni dengan menanamkan rasa was-was akan masa depan.
Sehingga mereka yakin bekerja harus dengan sogokan.
Dan tanpa korupsi mereka tentu tidak bisa makan.

Juga tanamkan angan-angan kosong pada mereka.
Bahwa kebahagiaan hanya didapat bila bergelimang harta.
Mencari ketenangan dan kedamaian dengan pergi berwisata.
Sehingga tanpa sadar mereka tertipu sampai  saat kelak menutup mata.

IX
Sang Maharaja Iblis melanjutkan orasinya dengan semangat berapi-api.
Jangan pula lupa tanamkan mimpi-mimpi pada para muda-mudi.
Tanpa pacaran mereka tak akan dapatkan suami atau istri.
Padahal hubungan begitu banyak sebagai unjuk birahi.
Yang tentunya berakhir dengan  penyesalan pasti.

Rancanglah tempat-tempat pendukung bagi mereka.
Seperti bioskop-bioskop  dan tempat  tempat wisata.
Buatlah film-film  untuk mereka  belajar cara bercinta.
Serta   tipulah  mereka  dengan  segudang  cita-cita.
Walau  akhirnya  tipuanmu berakhir  dengan  airmata.

Berkoordinasilah kalian dengan budakku di bidang mode pakaian.
Supaya aurat dan  yang  harus  ditutup  bisa nampak  ditonjolkan.
Membuat para pemuda lemah karena fikirannya penuh kemaksiatan.
Dan tentu mereka akan menjadi makanan  kalian yang berpengalaman.

X
Wahai, untuk kalian pasukan yang khusus kutugaskan merusak rumah tangga!
Sudahkah kalian tanamkan rasa tidak percaya dan hubungan penuh prasangka.
Sehingga antar suami istri selalu curiga dan dipenuhi hubungan berlumur dusta.
Sehingga  hidup  bersama  rukun dimata  orang tinggal  hanya  sandiwara saja.

Harus dan harus kalian bekerja keras tanamkan kecemburuan berlebihan.
Supaya didalam rumah sering terjadi perselisihan dan pertengkaran.
hubungan anak dan orang tuapun dipenuhi kepura-puraan.
Dan ikatan suami istri pun berakhir dengan perceraian.
Yang disebabkan kebebasan dan perselingkuhan

XI
Sang Raja Iblis penuh semangat teruskan orasi.
Untuk  memberikan  arahan  dan  indoktrinisasi.
Supaya pasukannya selalu kuat  bermental besi.
Untuk  sesatkan  manusia  sepanjang  generasi.

Ia menoleh ke kelompok  syaitan hotel bintang.
Hai tentaraku : "Sudahkah metode kalian berkembang?
Bisikkan tipuan pada mereka bukan suami istri yang datang.
Habiskan waktu untuk umbar syahwat baik pagi maupun petang.

Lakukan diversifikasi dari fungsinya sebagai pusat bisnis lendir.
Buatlah para penyanyi yang mendayu-dayu untuk hadir.
Tebarkan harumnya aroma minuman keras atau bir.
Supaya rutin  mereka  datang  tanpa berfikir.
Dan kelak sesal akan datang tanpa akhir.

Bersambung

Al Faqiir

Hamdi Akhsan

64-2011. Musyawarah Akbar Kerajaan Syaitan (2)

64-2011. Musyawarah Akbar Kerajaan Syaitan (2)

               Oleh
               Hamdi Akhsan


I
Tiba-tiba para tentara syaitan yang sedang riuh terdiam.
Terdengar suara Maharaja Iblis berdentam bagaikan godam.
Wahai tentara yang dilaknat!Mari tingkatkan pembalasan dendam.
Karena manusia kita  selamanya  disingkirkan  sebagai khalifah di alam.

Sekarang, kuminta tentara setiaku penggoda syahwat untuk bicara.
Sang Pemimpin menjawab : Maharaja;"kini kami banyak menganggur saja!
Ternyata budak-budakmu dari golongan manusia sudah makin pintar dan berjaya.
Tanpa perlu diajari mereka berkreasi mempreteli bagian tubuh untuk semua diperdaya.

II
Tuan Maharaja Iblis : Mulai dari Alis, bulu mata, bibir, pipi, kulit wajah semua sudah kami tipu.
Mereka belanjakan banyak uang untuk  memanipulasi bagian-bagian yang saya sebutkan itu.
Dengan polesan  bahan kimia beracun berbahaya diwajah mereka  merasa bak seorang ratu.
Padahal semua  hanyalah lapisan dikulit yang  menunjukkan kecantikan dan keindahan palsu.

Apalagi mereka yang takut menjadi tua keriput serta tidak menarik lagi untuk dipandang.
Kami arahkan budakmu dari kalangan ilmuwan untuk ciptakan obat penghadang.
Atau kulit mereka disayat dan dijahit lagi supaya terlihat masih kencang.
Sungguh otak mereka bodoh sekali lebih dari otak udang.

III
Belumlah lagi alat-alat pemacu birahi yang telah diciptakan budak-budak setiamu maharaja.
Dari film, alat bantu, majalah, buku, dan segala sarana yang bisa digunakan dari apa saja.
Termasuk hukum-hukum  pun dibuat untuk  jadikan orang berpoligami  hal yang hina.
Sedangkan pelacuran dan hubungan bebas seperti hewan dianggap hal yang biasa.

Baginda, sebagai bukti kami bawa jutaan janin yang ditarik dengan tang besi.
Para dokter  budakmu  menganggap janin  bukanlah  bakal  seorang bayi.
Tanpa merasa bersalah jasad bernyawa dijepit dan dipotong tanpa hati.
Sungguh kami telah berhasil  bentuk hubungan  syahwat yang keji.

IV
Tepuk tanganpun gemuruh membahana dari segala penjuru.
Karena kebebasan seks di tengah umat adalah prestasi baru.
Sang Maharaja Iblispun semakin bangga dan merasa terharu.
Atas  prestasi hebat  anak buahnya yang  layak untuk ditiru.

Sang Raja Iblis bertanya : apalagi yang telah kalian kerjakan?
Pemimpin kelompok menjawab : Itu baru sebahagian Tuan?
Kami juga banyak budak  yang  bergiat merancang pakaian.
Agar rancangan dibuat semakin tampakkan semua tonjolan.
Agar pemuda  sibuk  dengan otak  mesum campur hayalan.

V
Selain itu,budakmu dari kalangan penyair ciptakan lagu-lagu pembangkit Birahi.
Yang membuat mereka bergoyang dalam hayal dan mimpi hingga pagi.
Bahkan regu penggoda kami tambah dengan divisi khusus ekstasi.
Sehingga mereka tinggal jasad hidup dengan hati yang mati.

Belumlah lagi film-film  yang kami buat  dengan kebohongan.
Saking bebasnya  anak kecilpun  sudah jadikan itu tontonan.
Dan hubungan biologis  hanya ditujukan  untuk kesenangan.
Tidak lagi sakral seperti yang diperintahkan dalam  tuntunan.

VI
Wajah Sang  Maharaja Iblis  pun menyeringai  sangat  puas.
Mata tuanya mencorong tajam ke tengah majelis yang luas.
Pandangannya lantas menyapu ke satu sudut dibagian atas.
Ia lambaikan tangan agar  mereka lapor dengan suara keras.

Pemimpin  kelompok pun  lantas  maju memperkenalkan diri.
Saya pemimpin bagi mereka yang hidup dalam buaian mimpi.
Yang bekerja  siang dan malam  ciptakan sarana pemuas diri.
Agar hidupnya selalu terlena  dan lupa akan datangnya mati.

lanjutan
VII
Ia bertutur : Sengaja kami tunjukkan pada budak-budakmu zat penipu otak.
Yang  membuat syaraf  termanipulasi  oleh bumbu  sedap menyentak.
Padahal dicampur bahan babi yang membuat doa mereka tertolak.
Dan terkena kanker yang  membuat rambut mereka botak.
Bahkan ginjal  merekapun harus  dicuci  karena rusak.

Sistem sosial pembuat pendukung pun kami ciptakan.
Supaya mereka bangga kalau memakan yang instan-instan.
Maka jadilah tempat-tempat makan dan minum diluar difavoritkan.
Dan diceritakan kemana-mana sebagai bahagian dari unjuk kebanggaan.

VIII
Takala mereka sakit dan pergi berobat.
Kami tanamkan keyakinan dokterlah yang membuat sehat.
Bukan terkait dengan laku terlarang yang bisa sembuh dengan taubat.
Sehingga penyakit yang datang tidak menyadarkan mereka dari perbuatan jahat.

Maharaja  yang  terhormat : "Apalah lagi dikalangan mereka yang  hidup glamour.
Kami hembuskan tentang bahan-bahan mahal yang bisa perpanjang umur.
Bahkan operasi caesar melahirkan pun menjadi tersohor.
Bukan karena secara medis terbentur.

IX
Maharaja Iblis meneruskan musyawarah akbar dengan bersemangat.
Karena kerja keras jutaan anak buahnya telah lahirkan kerusakan amat hebat.
Di segala usia, jenis kelamin, wilayah, dan bidang pekerjaan pengaruhnya sudah melekat.
Bahkan kini jutaan anak buahnya harus dipensiundinikan atau menganggur sebatas pengamat.

Ia berfikir sangat keras untuk mencari strategi baru.
Tiba-tiba ia lantunkan sabda di tengah suara yang menderu.
Wahai tentaraku yang setia dan tak pernah lelah dari masa lalu.
Inilah sabdaku untuk hancurkan hamba Tuhan yang jadi seteru.

Ini  langkah  terakhir kita  menjelang Dajjal sang  pemimpin tiba.
Lakukan segala upaya untuk menambah para pendurhaka.
Kembangkan instrumen baru dengan tak kenal lelah.
Agar kelak teman kita di neraka bertambah.

X
Wahai Tentaraku yang telah dilaknat sampai akhir zaman.
Kita kerahkan budak kita dari kalangan manusia ciptakan banyak permainan.
Yang akan membuat mereka habiskan banyak kekayaan untuk tontonan demi tontonan.
Seperti sepakbola, tenis, basket, dan segala yang membuat jiwa mereka terbuai dalam kefanatikan.

Jangan pula kalian lupakan untuk para soliter yang gemar menyendiri.
Alihkan fikiran mereka dari tahajjud dimalam sunyi ke game-game berbasis aiti.
Buatlah  tubuh mereka  lemah karena  seringnya  begadang  tanpa hasil hingga pagi.
Sehingga terbalik perintah nabi mereka yang harapkan malam jadi sufi dan siang bagai jundi.

XI
Jejalkan pula  pada para pemuda  mereka budaya  sampah yang tanpa makna.
Seperti astrologi, ramalan perbintangan, arti nama, dan berita berisi ghibah.
Bumbuilah dengan kata  bombastis yang  membuat mereka terlena.
Agar mereka lupa berpegang teguh pada Kuasa Allah Yang Esa.

Wahai tentaraku yang setia dengan kekejian dan kebohongan!
Buatlah mereka tidak yakin adanya  siksa kubur yang  pasti datang.
Yakinkan setelah mati manusia hanya hancur jadi tanah bagai diladang.
Supaya mereka tidak takut untuk berbuat dosa dan lakukan apa yang dilarang.

XII
Buat mereka terlena dengan angan-angan untuk beribadah setelah usia tua.
Padahal  umur adalah  ketentuan pasti  dari Ilahi Yang Maha Kuasa.
Dan ketika telah tua, tulang-tulangpun lemah untuk ibadah.
Jadilah mereka tertipu oleh bisikan-bisikan kita.

Janjikan kalau tua nanti bisa minta ampun.
Padahal dosa ditanggung sampai tua membuat pikun.
Justru karena terbawa sifat buruk anak turunan jadi tidak rukun.
Jadilah mereka disaat ajal datang terkapar sendiri tanpa ada yang menuntun.
Disaat itu, jadilah engkau penuntun setia bersama mereka dihari ketika semua berhimpun.

XIII
Janganlah lupa sasaran kita dari kalangan yang berusia lanjut.
Mereka yang tidak lagi jadikan syahwat karena semua telah mengkerut.
Untuk golongan usia ini, goda dengan harta dan simpanan mutiara bak jabarrut.
Dan lupakan mereka bahwa semua ini tidak ada guna tatkala datangnya malaikat maut.

Wahai  tentara setiaku! Sukses  golongan kita sudah terbayang-bayang di depan mata.
Betapa sedikitnya umat manusia akhir zaman yang nantinya berhak masuk surga.
Karena mereka tidak perduli larangan dan lalaikan banyak perintah Allah.
Dan agama hanya menjadi stempel kosong bermakna hampa.

XIV
Sang Maharaja membolak-balik buku catatan yang sudah sangat tebal dan lusuh dimakan usia.
Tibalah ia pada bahagian yang berhubungan dengan godaan fanatisme manusia.
Ia pun bersabda lagi : Mana golongan penyesat orang yang taat ibadah?
Laporkan perkembangan terakhir yang dikerjakan sudah.

Majulah kelompok jin dan syaitan  berkufiah dan bersurban.
Membawa  setumpuk  bukti-bukti  atas upaya penyesatan.
Sang Juru Bicara pun berkata : Tuan!segera kami laporkan.
Perkembangan terakhir sungguhsangat  menggembirakan.

Umat Muhammad  tidak lagi disegani seperti masa dahulu.
Ditengah mereka kami ciptakan penghulu-penghulu palsu.
Kami pecah mereka jadi dua golongan tambah tujuhsatu.
Dan sekarang  mereka cakar-cakaran dan terus berseteru.

XV
Baginda, Inilah catatan kami para budakmu yang telah berhasil kami bina.
Dari Persia Mírzá  Husayn ‘Alí ciptakan  agama Bahai  dianut enam juta manusia.
Dari India pun kami munculkan budakmu Mirza sekarang sesatkan orang puluhan juta.
Serta dari Libanon pun kami datangkan kaum Druz yang menyembah Al Hakim bi Amrillah.

Belum lagi  sesama  golongan fiqh berbeda  kami benturkan kalangan awamnya  baginda.
Kami hembus  terus agar sifat ujub membuat mereka merasa lebih dan bangga.
Sehingga agamanya menjadi lemah dan budakmu menyusup merajalela.
Seperti masuknya Yahudi Abdullah bin Saba di masa Khilafah.
sungguh diakhir zaman ini kami telah berjaya.

Bersambung

Al Faqiir

Hamdi Akhsan

Jumat, 25 Februari 2011

63-2011. Musyawarah Akbar Kerajaan Setan! (1)

63-2011. Musyawarah Akbar Kerajaan Setan! (1)

               Oleh
               Hamdi Akhsan


I
Suatu hari menjelang akhir zaman ada perhelatan akbar.
Iblis mengundang para syaitan untuk megadakan musyawarah besar.
Mengevaluasi kerja jutaan pasukan yang di segenap penjuru telah disebar.
Serta  melakukan desiminasi  cara-cara terbaik untuk membuat manusia kesasar.

Dari segenap penjuru berbondong datang pasukan setia dari berbagai golongan.
Membawa sejuta prestasi untuk ditebar sebagai bagian dari pembelajaran.
Agar kaderisasi keahlian dan militansi dapat selalu berkesinambungan.
Serta membuat makin canggih metode dan taktik penyesatan.

II
Datanglah Sang Maharaja Iblis yang telah berusia tujuh ribu tahun.
Dengan pandangan bangga dia tatap jutaan pasukannya yang berhimpun.
Segala golongan dan kasta telah duduk dengan rapi dan hierarki yang tersusun.
Untuk sombongkan prestasi dan penemuan metode penyesatan baru yang bejibun.

Rapat dibuka oleh Sang  Iblis Tua yang sudah jengkel  dengan kerentaan  jasadnya.
Dengan mata sebelah dan jasad renta ia pekikkan kalimat kalimat penuh amarah.
Wahai rakyatku!wahai yang dilaknat Allah!wahai para tukang perdaya!
Kukumpulkan kalian hari ini untuk pesta pora nikmati sukses kita!

III
Sebelum kita berpesta, kuminta laporanmu wahai para tentaraku yang setia!
Tiba-tiba berdiri sekelompok syaitan berdasi dengan penampilan wah.
Sang Pemimpin golongan lantas berkata: "daulat wahai Maharaja"
Izinkan kami yang khusus menggoda orang kaya untuk bicara!

Kami sampaikan padamu kesuksesan kami menggoda mereka.
Bahwa  sembilan puluh lima dari  seratus mereka  terperdaya.
Saat miskin mereka  sangat rajin beribadah dan selalu berdoa.
Tapi setelah jadi kaya lalai dan habiskan waktu berpesta pora.

Dahulu, kalau bersedih merekapun datang pada Allah berdoa.
Meminta  pada-Nya sambil  tersedu dan  bercucuran air mata.
Tapi sekarang beda!bila sedih mereka pergi ke tempat wisata.
dan  cari pelampiasan yang didasari  pada hawa nafsu semata.

IV
Sang Maharaja bangga mendengar sembilan puluh lima persen keberhasilan.
Hal itu memang sangan sesuai dengan yang Rasulullah khawatirkan.
Rasul tercinta tak khawatirkan umatnya karena kemiskinan.
Tetapi menangis bila umat bergelimang kekayaan.

Tatkala kunci-kunci gudang harta romawi dan parsi telah ditangan.
Waktu akan habis  untuk menghitung materi dan emas batangan.
Ibadahpun  terburu-buru  dan keberkatan  telah dianggap ringan.
Dan terhadap  musuh telah duduk semeja  makan satu  hidangan.

Sang Pemimpin kelompokpun terus lanjutkan laporan.
Baginda!kini riba yang dibenci Allah pun telah jadi kebiasaan.
Harta riba dibawa pulang ke rumah untuk beli pakaian dan makanan.
Dan tinggal dirumah yang mewah dari harta tak berkahpun mereka nyaman.

V
Sang Raja Iblis pun tersenyum bangga sambil tersenyum sinis penuh kepuasan.
Atas sukses tentara mampu tipu manusia di dunia ini yang hanya perhiasan.
Mampu lupakan bahwa hidup di bumi hanya terminal dalam perjalanan.
Dan kelak saat menghadap Allah membawa ribuan penyesalan.

Bagus tentaraku!ke depan tingkatkan lagi!
Buailah mereka dengan tanamkan angan-angan dan mimpi.
Silaukan mereka untuk jadikan standar kehormatan adalah materi.
Supaya mereka makin lalai untuk persiapkan bekal kelak setelah mati.

VI
Sang Raja memandang kelompok yang matanya merah berselimut syahwat.
Nampak olehnya mereka sangat bahagia dan berdiri penuh semangat.
Maka disuruhlah mereka bacakan laporannya dengan suara kuat.
Supaya terdengar jelas ditempat yang jauh dan dekat.

Komandannya awali laporan dengan suara menggelegar.
Ia bangga pasukannya berhasil goda generasi muda yang masih segar.
Membuat mereka asyik dengan hasrat seksual sampai imannya menggelepar.
Dan membuat hilangnya kehormatan dan rasa malu hingga makin jauh menyasar.

lanjutan
Dilanjutkannya laporan kelompoknya yang sukses dengan nada berapi-api.
Mereka dibantu oleh sekelompok budak setia bernama sutradara dan selebriti.
Serta  budak-budak jenius yang  disebut  ahli teknologi  informasi dan komunikasi.
Maka kebebasan birahi pun berkembang merusak anak-anak mereka yang masih suci.

VII
Tiba-tiba ada satu regu syaitan yang tunjuk tangan sampaikan interupsi!
Protes keras atas tidak dimuatnya sebuah anomali yang terjadi.
Tentang sekelompok kecil kaum muda pencinta sorgawi.
Yang terhadap segala model syahwat tidak peduli.

Terdengar gumaman yang mendengung bagai lebah.
Diikuti oleh umpatan di segala penjuru beserta sumpah serapah.
Serta kalimat-kalimat kotor yang bercampur dengan teriakan amarah.
Yang dengan kompak mencaci maki prilaku generasi muda pencinta surga.

VIII
Maharaja Iblispun terdiam, namun dengan tegas ia bertanya lagi.
"Berapa orangkah kaum  muda yang tak mampu ditarik kekiri?
Sang komandan menjawab, hanya tiga dari seratus laki-laki!
Dan tujuh dari seratus anak dara yang tetap terjaga suci!

Semua terpaku,Namun tiba-tiba berteriak syaitan berdasi.
akan kusampaikan, sekarang kalian tidak perlu bersedih lagi.
Para pemuda teguh yang kalian takuti kini sudah kami gerogoti.
Mereka sudah berhasil kami tipu pelan-pelan dengan menjadi politisi.

Tahukah kalian, awalnya kami biarkan mereka masuk ke sana atas nama dakwah.
Bercampur baur dengan budak-budak kami dan mulai kenal hidup mewah.
Mulailah mereka  pandang yang haram  dan subhat sebagai mubah.
Atas nama perjuangan bercampur antara nikmat dan musibah.

IX
Majulah kelompok Syaitan ke tiga yang tangannya berdarah.
Mereka adalah teman sejati para penguasa zalim sepanjang sejarah.
Terhadap perbedaan  pendapat dengan rakyat disikapi  dengan amarah.
Dan mereka yang gigih tegakkan keadilan pun di jebloskan ke dalam penjara.

Sang Komandan sampaikan laporan.
Memang penguasa yang kami goda tidak banyak bertebaran.
Namun kalau satu berhasil diperbudak maksiat lainnya akan berseleweran.
Dan mereka pun akan menjadi penguasa yang dijuluki rakyatnya sebagai para tiran.

X
Kami bisikkan bahwa mereka adalah penguasa yang selalu benar.
Kata-kata dan keputusan mereka adalah kitab suci yang harus disebar.
Padahal semua adalah kesesatan yang dibuat canggih dan tampak tidak kasar.
Namun hukum, ekonomi, sosial, politik yang dipakai dengan syahwat sebagai dasar.

Kami juga  menguasai penuh  para ahli, keluarga,  menteri dan penasehat  mereka.
Sehingga kebuasan mereka mirip dengan ganasnya sekelompok srigala.
Yang diperbuat mengumpulkan harta dan mengangkap keluarga.
Maka jadilah mereka budak-budak kami yang setia.

XI
Sang Maharaja Iblis terlihat puas sambil menyeringai licik.
Matanya menatap pasukan di belakang sambil bertitah memekik.
Hayo syaitan yang bertuas menggerogoti iman orang miskin disaat paceklik.
Laporkan perkembangan usaha kelompokmu sesatkan mereka detik demi detik.

Sang komandan yang kepalanya babak belur pun mulai sampaikan laporan kemajuan.
Kami menggoda mereka bukan pada niat saat akan menjadi demonstran.
Tapi kami masukkan godaan saat aksi sedang mereka lakukan.
Sehingga niat yang baik berubah jadi luapan kemarahan.

XII
Keinginan sampaikan aspirasi berubah jadi umpatan caci maki.
Niat yang semula suci berubah jadi merusak dan anarki.
Menjadi jauh  dari rahmat dan perlindungan Ilahi.
Bahkan secara total telah berubah orientasi.

Dengan cepat pemimpin demostran berubah.
Sebahagian besar segera dirangkul oleh penguasa.
Bahkan ikut-ikutan dalam mengambil keputusan aniaya.
Yang membuat kehidupan rakyat kecil semakin menderita.

XIII
Selanjutnya sang Maharaja menunjuk pemimpin Iblis bersorban untuk melapor.
Tugas mereka berat untuk menggoda orang berilmu dan tersohor.
Membisikkan berbagai macam impian pada para pelopor.
Sekalian akhirnya bertindak sebagai mentor.

Kami belokkan dakwah yang berisi peringatan dan kabar gembira.
Dari semula mampu menguras airmata  menjadi ajang gelak tawa.
Dipenuhi tepukan serta teriakan di berbagai penjuru membahana.
Maka dari semula  ikhlas berubah menjadi  gumpalan rasa bangga.

Kami bisikkan bahwa dakwah itu butuh biaya.
Bahkan dibuat rincian angka-angka agar mereka percaya.
Maka ladang amal berubah layaknya manajemen sebuah usaha.
Jadilah keberkatan dan hidayah sebatas ungkapan indah penghias bibir saja.

XV
Raja Syaitan pun tersenyum puas sambil picingkan mata.
Karena usaha tentaranya yang tak kenal lelah memberi makin merata.
Tak perduli mereka yang tinggi ilmu agama pun makin berorientasi pada harta.
Dan tidak peduli kalau disekelilingnya begitu banyak saudara se iman yang menderita.

Laporan berlanjut : Melalui budak kami yang diposisikan sebagai pemegang anggaran.
Ke negeri-negeri pusat kesesatan putra-putri terbaik mereka kami kirimkan.
Sepulang dari sana jadilah mereka pencaci maki ajaran Tuhan.
Menganggap kitab suci ribuan tahun sudah ketinggalan.

(bersambung)
Al Faqiir

Hamdi Akhsan

Rabu, 23 Februari 2011

62-2011. Kemana Engkau Wahai Bunga Mekar?

62-2011. Kemana Engkau Wahai Bunga Mekar?


               Oleh
               Hamdi Akhsan


I
Kini bunga-bunga  mekar dari  timur telah layu.
Bagai layunya hidup Qais yang ditinggal Laila dalan kepedihan yang mendayu.
Seakan jasad tanpa jiwa yang telah pergi dibawa badai gurun yang menderu.
Dan tinggalkan kepedihan dalam jejak masa lalu.

Mana Iqbal Muda yang gaungkan kebangkitan?
Atau Seorang Jamaluddin pelopori bangkitnya kekhalifahan.
Kemana "pena Alquran" Sayyid Qutb muda pembangkit gelora zaman.
Semua pengganti telah diam terkubur pasrah dibawah telapak kaki kehinaan.

II
Nyanyian kepedihan Ghaza, Moro, Chechnya bergaung menembus cakrawala.
Telinga putra harapan kini pekak dengar jeritan muslimah yang teraniaya.
Wahai para putra pahlawan gurun, dimana kini engkau berada.
Ataukah malah telah menjadi bagian dari para penjajah.

Mutiara  langit yang  diturunkan  padamu  kini tersia-sia.
Bagaikan permata berharga yang dibuang ke dalam onggokan sampah.
Yang diambil adalah kumpulan budaya hedonis berlumur syahwat tanpa jiwa.
Dan membuat kehidupan berjalan bagaikan pengisi waktu yang berlalu tanpa makna.

III
Sungguh, kehinaan telah merata  di segenap penjuru.
Jeritan para penyeru lemah bagai ungkapan yang bisu.
Sia-sia  dan dianggap nostalgia  kebangkitan masa lalu.
Bahkan  sebahagian  menganggapnya  sebagai seteru.

Sungguh iblis tertawa puas melihat umat akhir zaman.
Yang tiada rindu untuk hidup dalam naungan Alquran.
Yang habiskan harta untuk beli semunya kesenangan.
Dan mengejar mimpi yang berlari  bagaikan bayangan.

IV
Andai bunga mekar sadari masa mereka adalah emas berharga.
Tentu takkan habiskan waktu mengejar kesenangan raga.
Berjuang sepenuh hati tuk gapai indahnya surga.
Yang janjikan kesenangan tak terhingga.

Inderalaya, Lewat tengah Malam
Al Faqiir

Hamdi Akhsan

Sabtu, 19 Februari 2011

59-2011. Untuk Sahabat Masa Kecilku.

59-2011. Untuk Sahabat Masa Kecilku.

Oleh
Hamdi Akhsan

I
Sahabat...
Masih ingatkah engkau keindahan saat itu.
Pergi ke ladang lalui  jalan setapak  yang  berliku.
Atau memancing belut di pematang sawah baru diluku.
Serta pergi ke hutan untuk memasang jerat burung terkuku.

Masih Ingatkah engkau tentang langgar tempat kita mengaji.
Penuh  tawa  dan  canda belajar membaca  kitab suci.
Disaat  pulang sembunyi untuk  takuti anak putri.
Sungguh kenangan indah yang tiada terperi.

II
Sahabat...
Ingatkah engkau dengan guru  mengaji kita.
Yang ikhlas dibayar dengan beras segantang saja.
Yang ajarkan akhlak kehidupan bijaksana lewat cerita.
Dan tak pernah  tampak letih  mengisi  jiwa-jiwa suci kita.

Masihkah terpahat dalam kenanganmu guru SD kita dahulu.
Yang sabar ajarkan kita membaca huruf satu demi satu.
Yang terhadap kebebalan kita ia tak menggerutu.
Yang hatinya selalu tulus bagai seorang ibu.

III
Sahabat...
Masihkah engkau ingat saat kita melempar mangga orang.
Terbirit-birit dikejar pemiliknya yang pemberang.
Kumisnya  tebal dan kata-katanya  garang.
Acungkan arit seperti ajak berperang.

Ingatkah engkau pada si Manis Aisyah.
Yang kucir rambutnya sering digantungi benda.
Atau menjerit dikagetkan sepulang dari sholat isya.
Atau kita sembunyikan buku-buku catatan yang ia bawa.

IV
Sahabat...
Ingatkah engkau saat musim durian tiba.
Berteman nyamuk bermalam  di tengah rimba.
Dengan harimau pun ambil yang jatuh berlomba.
Dan membawa pulang buah dari hutan dengan bangga.

Belum  lagi  di sawah  orang menimba  belumbang ikan.
Membuat padi yang menghijau rebah terpatahkan.
Dikejar pemilik sampai ikan banyak dibuangkan.
Sungguh kenangan yang menggelikan.

V
Sahabat...
Betapa  indahnya  berbagi dalam  ketulusan masa kecil.
Sedikit  makanan dibagi  rata dengan  terampil.
Bermain kelereng tidak saling mengambil.
Dan aturan main yang selalu adil.

Masihkan ada ketulusan berbagi?
Ataukah kebaikan itupun kini telah pergi.
Juga mengambil bagian orang dengan tak malu lagi.
Serta dihinggapi sikap curang yang membuat orang rugi.

VI
Sahabat...
Sebahagian teman masa kecil kita telah duluan.
Ada yang hidup beriman ada pula yang jadi preman.
Ada yang jadi tuan namun ada yang jadi kuli bangunan.
Jalani garis hidup sesuai janji dengan Tuhan sebelum dilahirkan.

Di saat usia kita telah menjelang petang sekarang ini.
Kenangan masa  kecil kita  begitu kuat terpatri.
Indah karena dalam naungan malaikat Ilahi.
Dan dalam rahmat Sang Maha Pemberi.

Sahabat,
Mari kita mendekat pada Ilahi Robbi!

Inderalaya, 19/02/2011
al Faqiir

Hamdi Akhsan

Jumat, 18 Februari 2011

58-2011. Sebuah Pesan

58-2011. Sebuah Pesan

               Oleh
               Hamdi Akhsan


I
Wahai pelita jiwa....
Bisikan maut di kesunyian malam seakan-akan terus memanggilku.
Mesra bagaikan Lukman memanggil putranya dengan sebutan anakku.
Atau bagai kerinduan suku bajau terhadap deburan ombak samudera biru.
Yang tak  pernah lelah dan berhenti  mengalir sejak  tercipta di masa dahulu.

Dalam pedih yang menyayatkan goresan dalam bagai sembilu.
Dan dalam kesakitan yang  runtuhkan ketegaran jiwa aku tersedu.
Bagai kepedihan Ya'kub yang buta ratapi Yusuf  Putra tercinta kala itu.
Sebuah pesan kusampaikan sebelum gelapnya kubur  sembunyikan jasadku.

II
Dalam  gemuruh  menahan pukulan sakit didalam dada dan nafas tersengal.
Kusampaikan pesan padamu wahai yang selamanya akan kutinggal.
Jadikan cinta kasih pada-Nya sebaik-baiknya modal dan bekal.
Dan jadikan hati yang penuh iman sebagai kendali akal.

Dalam mimpi-mimpiku  terkadang datang mereka yang  sangat  kurindukan.
Lambaikan tangan dari kejauhan dan menata ramah dengan senyuman.
Mengajak pada hidup yang tak lagi perih dan sembunyikan tangisan.
Dan membuat semua pertahanan runtuh menuju kehancuran.

III
Terlihat  dipelupuk mataku  tentang kehidupan yang hanya permainan.
Yang datang dan pergi torehkan catatan bagai panggung pertunjukan.
Juga tentang  tipisnya rahasia  hati antara  kepedihan dan kebahagiaan.
Karena ia  adalah  pasangan  yang keduanya  saling bertaut berkelindan.

Kini, semua peritiwa tersimpan  dalam peti yang sangat besar.
Yang kelak dibuka pada hiruk pikuknya pekikan kepedihan di Mahsyar.
Dalam benderang mentari milyaran manusia yang lalai bingung dan tersasar.
Dan ratapi  kemalangan  atas kedurhakaannya  kepada  Allah yang Maha Besar.

IV
Wahai pelita jiwa...
Tiada kusesali apa yang menjadi titik balik peristiwa,
Walau  kutahu ia telah hitamkan  putihnya jiwa.
Dan telah jadikan hidupku kehilangan tawa.
Dan menjadi keruh bagaikan rawa.

Dalam hari yang tersisa,
Daku bermohon pada-Mu Wahai Yang Kuasa.
Kiranya Engkau berkenan anugrahkan amal sebagai jasa.
Dan ampuni segala perbuatan hamba-Mu yang berlumur Dosa.

Inderalaya, 18/2-2011
Al Faqiir


Hamdi Akhsan

Rabu, 16 Februari 2011

57-2011. Kemana Engkau Wahai Para Pemegang Panji Kejayaan?

57-2011. Kemana Engkau Wahai Para Pemegang Panji Kejayaan?

               Oleh
               Hamdi Akhsan

I
Dalam kepedihan melihat semakin redupnya cahaya.
Seorang pencinta rindu pekik yang menggetarkan dunia dimasa jaya.
Para pemuda yang berlomba lakukan transaksi rebut kemuliaan jannatul Ma'wa.
Yang tak pernah gentar dan takut terhadap cemooh serta penghinaan para pencela.

Tarik bin  Ziyad dengan  keteguhan luar biasa  bakar semua  kapal seberangi  giblatar.
Dengan sejumlah kecil mujahid hadapi  serangan tentara barat  tiada gentar.
Hingga  empat  ratus tahun agama Ilahi di  daratan eropa  bersinar.
dan  peradaban yang  bermoral pun luas tersebar.

II
Dimana kini, para pencinta dengan ratusan sayatan pedang seperti Al-Bara' bin Malik.
Ataukah mereka yang memngembara ke segenap negeri demi Sang Khalik.
Yang cucurkan airmata rindu tengah malam di sempitnya bilik-bilik.
Atau berani hadapi para penentang yang zalim dan zindik.

Nyaring seruling tasbih, takbir, tahmid, dan tahlil para pencinta kini telah menghilang.
Berganti irama piano, gitar, dan biduanita pembangkit birahi yang berdendang.
Atau tari-tarian berselimut nafsu dan lemah gemulai dengan selendang.
Membawa keterlelaan duniawi yang dengan sengaja diundang.

III
Wahai...
Betapa jauh kebangkitan akan hadir.
Dan lemahnya jiwa para pelopor menyambut taqdir.
Para pewaris bumi sebagai khilafah-Nya kini berada dititik nadir.
Bersama kehinaan umat penganut agama Ilahi bagaikan tiada akhir.

Kemana  engkau wahai  tunas-tunas perkasa yang  selalu didepan?
Tidakkah dihatimu yang gagah bisa kuembankan harapan.
Untuk membawa umat ini bangkit dari kehinaan.
Dan mulia sebagai umat pilihan Tuhan.

IV
Mengapa engkau cari obat hati bukan pada kitab-Nya?
Tapi malah bergantung siang dan malam hari pada racun para pembenci-Nya.
Engkau jadikan musik, kehidupan bebas, dan kemuliaan duniawi sebagai ganti Ridho-Nya.
Sungguh...semua itu akan membawamu semakin jauh dari jalan-Nya.

Tidak akan!madu dihasilkan oleh seekor beruang pemangsa.
Kalaupun ia tampak seperti madu, sesungguhnya itu racun berbisa.
Yang akan membuat semangat juangmu lemah dan mudah berputus asa.
Serta membuatmu asyik dengan prilaku dan berteman dengan para pendosa.

V
Manakala bibit  padi yang engkau tanam.
Tidak akan gandum yang engkau ketam.
Manakala ikan  yang  kau tebar ke kolam.
Tidak  mungkin  engkau  dapatkan ayam.

Sadarlah, betapa musuhmu terbahak  melihat lucunya  sebuah kebodohan.
Tidak perlu lagi datang membawa senjata untuk lakukan penjajahan.
Karena dirimu dengan sukarela jadi agen atas nama kemajuan.
Yang tanpa sadar telah sebarkan sampah peradaban

VI
Sungguh Rasul Sang Kekasih telah ingatkan ribuan tahun yang silam,
Bahwa jika  tinggalkan  dua  pusaka  itu kejayaan  akan tenggelam.
Yang tinggal hanya kenangan terhadap catatan sejarah masa silam.
Bagaikan tragedi kisah penantian dalam cerita sang gadis penyulam.

Wahai Generasi Pelopor.
Ditanganmu telah teremban amanah sebagai pemegang obor.
Pergilah engkau sebagai penerang bagaikan cahaya mentari disaat lohor.
Dan jadikan diri sebagai pengembara kebenaran sejati yang jauh dari keinginan tersohor.

VII
Belajarlah pada Ibrahim El Khalil yang mencari kebenaran dengan kehanifan jiwa.
Atau bagaikan kisah Khaidir ajari musa bagaimana tundukkan sifat jumawa.
Atau Ibrahim bin Adham yang tinggalkan harta demi selamatkan jiwa.
Dan pelajaran lain yang bisa engkau ambil dari banyak peritiwa.

Berhentilah perdebatkan kebenaran apa yang telah diturunkan-Nya.
Berlombalah engkau untuk berada di garis terdepan untuk mengamalkannya.
Sebuah perlombaan surgawi yang akan membawamu pada kenikmatan ridho-Nya.
Niscaya kebenaran akan bersinar terang dan engkaupun akan menjadi hamba yang dimuliakan-Nya.

Inderalaya, 16/2/2011
Al Faqiir

Hamdi Akhsan

Selasa, 15 Februari 2011

55-2011. Muhasabah Kubur

55-2011. Muhasabah Kubur

               Oleh
               Hamdi Akhsan

I
Kekasih...
Kembali terdengar berita yang membuat tubuh mengigil.
Kembali seseorang telah dibawa oleh malaikat Izrail.
Menghadap pada-Nya Robb Yang Maha Adil.
Dengan amal dan dosa besar dan kecil.

Disaat  merenung  diripun  terbayang.
Tentang munkar dan nakir yang akan datang.
Menggentarkan para pendosa dengan kilatan pedang.
Dan sorotan cahaya mata berkilat bagai sedang meradang.

II
Wahai setiap jiwa...
Apa saja bekal yang akan dibawa.
Beban banyak yang kelak akan buat kecewa.
Ataukah kebaikan yang membuat bahagia dan tertawa.

Belumlah  lagi  kubur  yang begitu  panas  dan sempit.
Dari atas bawah dan kiri kanan jasad dihimpit.
Kemana harus mengadu dan menjerit?
Tiada kelapangan walau sedikit.

III
Kekasih...
Dalam kegundahan yang sedikitnya bekal.
Ampuni  hamba-Mu yng masih  banyak  nakal.
Mengira-ngira sesuatu yang telah jelas dengan akal.
Sehingga diripun bermaksiat  dan kebenaran terjungkal.

Sadarkan hamba, kalau semua yang dicinta akan musnah.
Kecuali cinta pada-Mu yang akan membawa bahagia.
Membuat  musafir tersenyum  tinggalkan dunia.
Bagaikan seseorang akan jumpa kekasihnya.

IV
Kekasih...
Hamba malu bermunajah pada-Mu.
Banyak kesalahan dan kekurangan diriku.
Ibadah yang dijalani masih saja begitu-begitu.
Sedang kini sendi-sendi jasad telah mulai kaku-kaku.

Berilah hamba kekuatan untuk perbanyak tangisan.
Untuk selalu ingat siksa kubur tiada belas kasihan.
Untuk sadari  semua  pasti  dapat balasan.
Bagi semua kebaikan dan kejahatan.

Kekasih...
hamba hanyalah Insan
Bimbinglah hamba dalam kebaikan.


Al Faqiir

Hamdi Akhsan

Minggu, 13 Februari 2011

52-2011. Dan Bangsa inipun Makin Sekarat

52-2011. Dan Bangsa inipun Makin Sekarat

               Oleh
               Hamdi Akhsan
I
Anakku...
Bukalah kembali olehmu lembaran keruntuhan masa silam.
Tentang Bangsa-bangsa yang telah dimusnahkan dan tenggelam.
Mulai dari Gejolak Nafsu Qabil ciptakan pembunuhan pertama masa Adam.
Sampai akhir yang zaman yang bergelimang dosa kedurhakaan yang menghitam.

Peradaban menyimpang selama ribuan tahun telah lahirkan bangsa-bangsa Musnah.
Tujuh ratus tahun dunia didominasi dua kekuatan besar Romawi dan Persia.
Kekuatan yang mengagungkan syahwat dan keunggulan senjata.
Yang kalah dengan kekuatan jihad dari gurun pasir arabia.

II
Anakku...
Bukalah kembali sejarah keruntuhan Yunani yang digjaya.
Nafsu saling mengalahkan dan penyakit sefilis membuatnya tidak berdaya.
Dengan mudahnya alihkannafsu manusiawi yang rendah untuk symbol para dewa.
Maka jadilah sembahan yang berada dalam kerangka nafsu syhwat dan angkara murka.

Demikian juga dengan pandangan filsafat kuno Romawi tentang peradaban dan wanita.
Aristoteles, Plato, yang diagungkan mengganggap wanita dan binatang setara.
Bahkan di benua asalnya pun  hari ini wanita menjadi objek pesta pora.
Dengan jargon kebebasan dan emansipasi yang berpura-pura.

III
Anakku...
Mengapa harus idolakan emansifasi dan feminisme barat?
Engkau punya Ratu Balqis dan Sulthanah Sajjah Dhur kala barat masih gelap.
Engkau punya Laksamana Malahayati wanita disana hanya menjadi pemuas hasrat.
Lantas mengapa engkau berlari pada mereka dan biarkan mutiaramu tersia dan berkarat?

Sungguh, betapa pandai mereka berikan sampah-sampah peradaban birahi untukmu.
Sedang keunggulan teknologi yang digjaya mereka jauhkan dari bangsamu.
engkaupun jadi buruh pabrik mereka tuk sesuap nasi keluargamu.
Dan polusinya dinikmati datang setiap hari bagaikan tamu.

IV
Anakku...
Itulah kebanggaan  sebuah bangsa yang besar,
Yang punya tujuan dan jati diri hingga tidak kesasar.
Yang titi jalan panjang  dengan landasan sebagai dasar.
Bukan hanya untuk memenuhi hasrat sesaat disekitar pusar.

Tengoklah sejarah bangsa-bangsa yang sanggup bertahan lama.
Mereka  berjuang  diatas  prinsip yang  kuat sebagai  paradigma.
Bukannya yang  hidup dalam mimpi dan  cita-cita bak panorama.
Atau mereka  yang saling  memakan dan  khianati antar sesama.

Lihatlah bangsamu kini masanya telah menjelang kehancuran.
Mereka yang punya kuasa sibuk penuhi pundi kerakusan.
Bahkan suasana sudah mirip sebuah perampokan.
Sungguh sekarat menjelang masuk kuburan.

V
Renungkan olehmu kejadian bangsa-bangsa terdahulu.
Sebelum azab tiba mereka tulikan telinga demi pemenuhan nafsu.
Peringatan Ilahi melalui  kitab-kitab suci hanya dianggap angin lalu.
Semua mencuri sesuai profesi dan ketersediaan waktu.

Anakku...
Kehancuran  telah  menjelang didepan  mata.
Negeri yang kaya kini telah menjadi raksasa yang hampa.
Telah ditanam diluar negeri milik semua mereka yang berharta.
Dan tinggallah rakyat kecil yang diam terhisap menderita.
Bagai tak berdayanya seekor kijang yang patah.

VI
Anakku...
Kami akan pergi, engkau yang datang.
Harimu masih pagi, dan kami telah petang.
Engkau baru mulai sedang kami akhir menjelang.
Berbuatlah!  sebelum  negerimu berakhir   malang.

Inderalaya, 13/2-2011.
Al Faqiir

Hamdi Akhsan

51-2011. Kata Ayahku (dulu)

51-2011. Kata Ayahku (dulu)

               Oleh
               Hamdi Akhsan
anak-anak Palestina yang tegar digertak tentara Israel yang beraninya cuma dengan anak-anak dan wanita tua
I
Kata ayah...
Walaupun pedih,anak lelaki tak boleh menangis.
Walau menderita carilah dengan kedua tangan mengais.
Jangan pernah merengek meminta bagai seorang pengemis.
Pacu semangat bagai kuda perang yang membuat musuh menggiris.

Belajarlah untuk hidup bagaikan tenangnya permukaan danau.
Di wajah tenang dan damai walau didada sangat galau.
Pergilah merantau walau lintasi laut dan pulau.
Bertahanlah di musim hujan dan kemarau.

II
Kata Ayah lagi...
Lelaki adalah sebuah perlambang kesejatian.
Dongakkan wajah kala dihadapkan pada tantangan.
Tak pernah biarkan datangnya caci maki dan penghinaan.
Sungguh lelaki adalah simbol tegaknya harga diri dan kegagahan.

Hidup lelaki adalah  perjuangan dengan busungkan dada dan kepala,
Terbang tinggi  taklukkan  padas  kehidupan bagai burung garuda.
Siaga terhadap ancaman bagaikan kilatan mata seekor ular kobra.
Atau getarkan musuh bagaikan auman dahsyat seekor singa.

Itulah lelaki sejati dalam pandangan hidup seorang ayah.
Jauh dari  burung pipit yang  mencuri padi di sawah.
Bagai burung nazar tunggu buruan tak bernyawa.
Sungguh perjuangan yang melahirkan wibawa.
Sampai  akhir  ketika   jasad  berpisah  jiwa.

III
Dalam kelembutan lelaki aku terdiam.
Karena zamanku beda dengan ayah di masa silam.
Didalam tidurku sering datang mimpi-mimpi dari luar alam.
Yang membawaku terbangun dan merenung di keheningan malam.

Aku bermimpi tentang jalan panjang yang kulalui dalam hidupku.
Hidup dengan kepahitan dan kepedihan yang penuh liku.
Yang akan menguras habis tetesan air mataku.
Sampai kelak maut menjemputku.

IV
Aku tahu, nasehat ayah sangat berharga.
Untuk pacu kelelakianku agar berjuang sepenuh tenaga.
Kelak terukir namamu diujung nama putra yang membuatmu bangga.
Sungguh sebuah amanah yang menguras habis energi dalam jiwa dan raga.

Dalam kesepian dan kesendirian daku tersadar.
Tidak semua  singa menjadi raja rimba dengan  auman menggelegar.
Ataupun hina tatkala harus menjadi pemakan bangkai seperti burung nazar.
Karena semua yang terjadi bagi manusia telah tertulis didalam qodar.
Agar  pada-Nya jua orang beriman harus bersandar.

Inderalaya, Jelang zuhur 13/2/2011.
Al Faqiir

Hamdi Akhsan

Sabtu, 12 Februari 2011

50-2011. Kata Ibuku

50-2011. Kata Ibuku

               Oleh
               Hamdi Akhsan

Di usia duabelas tahun tamat SD
I

Kata ibuku,
Mataku tajam bagaikan mata elang,
tapi hatiku lembut bak putri kembang mayang,
sedikit tergores merajuk dari sore sampai ke siang,
dan suka menyendiri dalam kesedihan yang membayang.

Perjalanan panjang telah menempa halusnya jiwa.
Walau tegar, tapi dingin bagai air dalam rawa,
Ada kepedihan tersembunyi dibalik tawa,
abadi sampai mati akan dibawa.

II
Kata ibuku...
gejolak jiwa dibacanya dari sorot mataku,
dalam mata elang ada cahaya bahagia dan pilu.
Karena kepedihan jarang terungkap lewat mulutku,
atau datang padanyaungkapkan kesusahan dan mengadu.

Bila ingin, hanya tamsil dan sindiran yang terkatakan.
tak sanggup ungkap keinginan menyesakkan.
atau meminta dengan memaksakan,
atau tak peduli kesulitan.

III
Kata ibuku lagi...
Dimasa kecil aku penyendiri,
bila menangis cari tempat sembunyi,
tiada isak yang terdengar bersama airmata ini,
hanya bintang, kegelapan, dan cahaya bulan menemani.

Sifat yang terbawa hingga usia dewasa kini menjelang.
Rasa dan hati yang tajam bagai sebilah pedang.
Rasakan yang tersirat dengan memandang.
Pendam perih sampai maut datang.

IV
Kata ibu...
Kelembutan sebagai  lelaki akan menyakitkan.
membuat hidup  banyak diam dan  menahan.
Segala yang menyesak tak diungkapkan lisan.
Hanya dengan kias dan tercurah lewat tulisan.

Kata Ibu...
Kelak hidupku  akan berguna bagi  orang lain.
Berkurban menutup malu bagai sehelain kain.
Jadikan keikhlasan berbuat diiringi oleh  yakin.
Hindari pula keinginan dipuji sesedikit mungkin.

Kata ibu...
Hiduplah dengan yakin.

Inderalaya, 13/2-2011
Al Faqiir

Hamdi akhsan

Selasa, 08 Februari 2011

47-2011. Mengapa Tiada Lagi Kasih Sayang

47-2011. Mengapa Tiada Lagi Kasih Sayang

               Oleh
               Hamdi Akhsan

Mujahidin Afghanistan berperang tegakkan agama Allah
I
Cahaya surga itu kini semakin redup di bumi para aulia.
Yang tampak hanya wajah-wajah beringas haus darah.
Atau jeritan takut yang  berlari dari  hebatnya amarah.
Sungguh Dia  telah  mencabut  rahmat yang tercurah.

Mengapa nafsu dan ambisi dibalut  indah dibalik jubah.
Mengapa menerjang  beringas  lebihi ganasnya srigala.
Mengapa atas nama kebaikan darah harus tertumpah.
Mengapa jiwa wanita & anak-anak harus tertoreh luka?

II
Inikah ciri yang  ditunjukkan umat  pencinta akhir zaman?
Yang bersikap keras dan tegas terhadap prilaku kekafiran.
Bersikap lemah lembut pada pada  sesama orang beriman.
Serta tidak lemah dan takut pada ejekan dan penghinaan.

Mengapa rasa kasih dan sayang dan kelembutan harus dibuang,
Tebar salam pada sesama seperti diakhir tiap sembahyang.
Mengajak pada-Nya dengan penuh kasih dan sayang.
jauhkan amarah, benci, dan cara yang garang.

III
Saudaraku...
mengapa engkau tidak berhijad ke Palestina salurkan semangat.
Atau membubarkan pusat-pusat maksiat yang jahat.
Ataupun pergi berdakwah jauh ke negeri barat.
Daripada pukuli saudaramu sampai sekarat.

Kelak setelah tiada engkau ditanya oleh-Nya.
apakah semua yang dilakukan memang karena Dia.
Ataukah amarahmu yang berada diatas iman dan ghirah.
Yang tanpa izin pemilik hidup telah sanggup tumpahkan darah.
Bom Laknat Zionis Penghancur Tulang

IV
Kalaulah engkau lakukan karena Dia,
Semoga dengan amalmu engkau jadi mulia.
Namun bila karena dilakukan untuk mencari bangga.
Kelak diakherat engkau hadapi tuntutan para yatim dan janda.

Sungguh berat dan paanjang perjuangan Rasul tercinta.
Digantinya dengan pandangan kasih pedang Datsur yang jatuh terbata.
Atau bagai Allah memerintah lemah lembutnya Musa pada firaun yang durhaka.
Sedang engkau tidaklah semulia musa dan mereka tidaklah seperti firaun yang dinista.

V
Saudaraku, Betapa pentingnya para pencinta belajar pada perjuangan Rasulullah.
Yang selalu ikhlas dan istiqamah tegakkan panji-panji Agama Allah.
Yang tiada memilki ambisi dunia dan terjauh dari mencela.
Dan tak perduli siapapun yang tertindas akan dibela.

Saudaraku, sadarilah.
Musuh telah berada di jendela.

Al Faqiir

Hamdi Akhsan
Para Pejuang Iraq usir penjajah

Senin, 07 Februari 2011

45-2011. SYAIR SAKIT GIGI

45-2011. SYAIR SAKIT GIGI

               Oleh
               Hamdi Akhsan

Adouw,atitnya

I
Inilah kisah sepanjang waktu,
segala golongan tak pilih tentu,
baik yang muda ataupun ortu,
rakyat biasa ataupun ratu.

Wadow...apa pula yang jadi halnya,
sakit gigi nangis jadinya,
cenat cenut sakit rasanya,
bagaikan mau putus nyawanya.

Dimalam hari mengigit-gigit,
rasanya sungguh begitu sakit,
kalaulah bisa diganti cubit,
atau ditinju barang sedikit.

II
Haha, itulah kalau diri tak rajin,
tahinya gigi bagaikan tajin,
karena digosok yang tidak rutin,
atau tak apa rasanya yakin.

Ditambah pula bekas makanan,
terselip disana rasa tak nyaman,
tapi itulah kalau nggak tuman,
dibiar saja kotor semalaman.

Barulah kalau gigi berlubang,
sakitnya bukan alang-kepalang,
orang melihat dibilang nantang,
sedikit masalah sudah meradang.

III
Oho,sabarlah kalau giginya sakit,
terasa lama waktu sedikit,
kepala kayak ditimpa bukit,
melihat orang matanya sipit.

Baru sedikit makanan masuk,
rasa sakitnya sudah menusuk,
nyerinya sampai ke tulang rusuk,
ahai, keparat benar kuman yang busuk.

Terkena air rasanya ngilu,
sakitnya malam membuat pilu,
tak bisa tidur dimalam dalu,
senut-senut bagai dihantam palu.

IV
Kalau sakit sudah menghilang,
cabut segera agar tak ngulang,
kempot sedikit tak apa sayang,
lesung pipitnya akan membayang.

Hai,hai, kalaulah diri boleh memilih,
pastilah malu merintih-rintih,
menangis-nangis seperti sedih,
malu dong dengan kekasih.

Rajin-rajinlah gigi disikat,
janganlah sampai sisa melekat,
ataupun tunggu sampai berkarat,
atau berlubang sampai ke urat.

V
Kalau tak enak giginya ompong,
gigi palsupun bisa dipotong,
isi bagian tempat yang kosong,
pastilah hilang tempat yang bolong.

Kalau tak mau pasang yang tetap,
pakailah jangan dengan ditancap,
bisa bersikat sambil bersantap,
atau dijemur di atas atap.

Kalaulah gigi palsu dipakai,
pastilah muda kayak mempelai,
enak dipamer seperti tupai,
bicara tak perlu memakai tirai.

VI
Inilah syair sakitnya gigi,
tak tentu sore ataupun pagi,
kalaulah bisa jangan tejadi,
alamak!membuat kacau semua segi.

Rajin-rajinlah gigi disikat,
sampai tua pun ia kan sehat,
terhindar dari kuman yang jahat,
ataupun karat yang suka lekat.

Syairku ini sampai disini,
jangan tersinggung Anto dan Ani,
bukan mengejek atau berani,
untuk nasehat anak yang dini.

Inderalaya, 7/2/2011
Al Fagiir

Hamdi Akhsan

Minggu, 06 Februari 2011

44-2011. Harga Diri Yang Hilang

44-2011. Harga Diri Yang Hilang
            
               Oleh
               Hamdi Akhsan

Panglima Salahuddin Al Ayubi
I
Di hari ini...
Gempita teriakan pedih menggelora di jazirah para Nabi.
Di Tunisia, Yaman, Mesir, derita rakyat telah tak tertahankan lagi.
Para penguasa pengecut berlindung dibalik seragam tentara kini ciut hati.
Tunggulah, kehancuran bagimu yang telah lalaikan amanah Tuhan  dekati hari.

Di Palestina, bumi bapak  para Nabi ternoda  dibawah kekejian zionisme Israil.
Kepedihan Ya'kub yang rindukan Yusuf tiada  membuat para Rabi terpanggil.
Dan para Mujahid Gaza pun dengan gagah berani lemparkan batu-batu kerikil.
Sambil berdoa tangan harap pertolongan malaikat dikirim bagai burung ababil.
Sedang pemimpin Arab, terhadap  Israel mereka ketakutan sampai menggigil.
Kepada rakyat dan bangsa sendiri ganas membabi buta melebihi malaikat Izrail.

II
Dimana Mesir yang pernah memiliki panglima perkasa Salahuddin Al-Ayyubi?
Atau Jazirah Afrika Utara yang pernah memiliki Penakluk Ubaidilah Al Mahdi?
Atau engkau syiria yang  dua  ratus tahun menjadi  penyebar  agama Ilahi?
Sungguh semua telah begitu terhina karena telah tinggalkan Alquran Suci.

Kalaulah Para Penakluk masa lalu  bisa bangkit dari kubur.
Tentu Jazirah Arabia  tidak akan terhina dan babak-belur.
Atau dibagi musuh bagai mempermainkan sepiring bubur.
Dan harga diri peradaban para nabi pun kini telah hancur.

III
Ditengah ancaman rakyat palestina setiap hari kehilangan kepala.
Tak malu para pemimpin negeri jazirah sibuk menawar klub sepakbola.
Bahkan hamburkan uang untuk menyumbang ke kebun binatang segala.
Sambil duduk semeja dengan para pembunuh dan saksikan tarian hula-hula.

Sungguh pria arab dengan harga diri yang menjadi tradisi kini telah menghilang.
Gurun Pasir tandus tak lagi membuat mereka perkasa bagaikan sang elang.
Karena kini kekayaan luarbiasa membuat nafsu menjadi begitu jalang.
Dan tak sadar kehancuran harga diri telah datang menjelang.

IV
Diakhir madah,
Beriring sedu sedan hamba didalam dada.
Kami bermohon pada-Mu wahai Yang Maha Ada.
Kembalikanlah harga diri bagai di zaman yang sudah.
Agar peradaban kembali bersinar dengan sejuta cahaya.

Inderalaya, Jelang Malam
Al Faqiir

Hamdi Akhsan

Jumat, 04 Februari 2011

42-2011. Syuhada Pun Berguguran

42-2011. Syuhada Pun Berguguran

               Oleh
               Hamdi Akhsan


I
Dihari ini,
Para pencinta-Mu kembali syahid ditangan penguasa yang penuh angkara.
Darah mengalir tebarkan semerbak bunga  jelang dekatnya masa Khilafah.
Suburkan tumbuhnya  ribuan benih untuk datangnya para mujahid muda.
Yang  ikhlaskan diri  berlomba dengan sebuah transaksi  berhadiah  surga

Kamis, 03 Februari 2011

48-2010. Kemana kami harus mengadu?

48-2010. Kemana kami harus mengadu?

               Oleh
               Hamdi Akhsan

Zainal Abidin ben Ali.
Bekas Diktator Tunisia

I
Tuhan...
Dengarlah ratap seorang budak-Mu yang berteman sepi.
Tentang segala peristiwa di negeri para Nabi.
Tempat turunnya agama Ilahi.
Dan kitab-kitab suci.

Sampai hari ini ya Allah,
Bumi Palestina bersimbah darah.
Gaza menjadi sisa penjajahan terakhir di dunia.
Dan Pemimpin muslim di negeri tetangga sibuk berpesta pora.

II
Dalam kurun seribu tahun   cahaya- Mu terangi seluruh Jazirah,
Menjadi pemuka  peradaban  di bumi yang  mencerahkan jiwa.
Para pemimpinnya hidup dalam kemuliaan  dan penuh wibawa.
Serta  rakyatnya  beriman dan  melandasi hidup  dalam taqwa.

Tapi  kini, Para pemimpin  mereka kehilangan  kepercayaan diri.
Mereka sibuk  kumpulkan  harta  dan memuaskan  hasrat birahi.
Kejam dan tega  terhadap rakyat  dalam negeri mereka  sendiri.
Namun takut bagai anjing dikejar pemukul kepada zionis yahudi.

III
Semua terjadi, manakala  tuntunan suci-Mu telah  ditinggalkan.
Mereka sibukkan diri dengan harta dan kekuasaan.
Dibawah perlindungan dan tipu daya syaitan.
Yang membuat  amanah  terlalaikan.

Musuh-musuhpun bertepuk gembira.
Melihat Pemimpin muslim remehkan khilafah.
Yang selama ribuan tahun membuat umat berharga.
Dan menjadikan musuh tidak mampu bertindak semena-mena.

IV
Tuhan...
Dalam gelapnya peradaban dajjal yang begitu dipuja,
kepada siapa kami harus adukan segenap duka.
Para pemimpin sibuk pertahankan kuasa,
sedang rakyatnya banyak menderita.

Kapankah...?
Kapankah akan Engkau turunkan hamba-Mu yang penyayang.
Yang dalam jalankan amanah azab-Mu selalu terbayang.
Yang berantas maksiat dan anjurkan sembahyang.
Serta pada rakyatnya dia selalu sayang.

Tuhan...
Padamu jua  kami haturkan pinta,
Berilah kekuatan-Mu pada rakyat yang menderita.
Jadikan doa dan ratapan mereka sebaik-baik senjata.
Agar bertaubat pemimpin yang sesat atau turun takhta.

Tuhan...
Hanya pada-Mu kami haturkan tangis duka.

Inderalaya, 3/2/2011
Al Faqiir

Hamdi Akhsan

41-2011. Demontran Bayaran

41-2011. Demontran Bayaran

               Oleh
               Hamdi Akhsan

Demonstran pendukung mubarak ; tegap,rambut cepak, dan terampil
 
 
I
Inilah kisah  zaman  sekarang,
diseluruh dunia dipakai orang,
para demostran yang garang-garang,
untuk bertahan atau menyerang.

Pemimpin zalim ingin bertahan,
dicari tenaga dipukul tahan,
siap pula pura-pura ditahan,
untuk tipu manusia dan lawan Tuhan.

Uang ditabur tentu seraya,
dengan menghitung unsur biaya,
tak apa karena mereka kaya,
supaya penonton bisa diperdaya.

II
Rakyat tak tahu memang tertipu,
ada pendukung pemimpin begitu,
bentrokan berdarah terjadi tentu,
padahal pendukung semua palsu.

Yang nyamar bisa juga petugas,
lihat badannya gagah dan tegas,
wajahnya terlihat pada beringas,
pakaiannya nampak ringkas-ringkas.

Kalau mereka dari swasta,
ada lembaga tempat meminta,
setelah nego demo ditata,
sesuai dengan pesanan kita.

III
Itulah kita harus waspada,
demontran murni dipukul sudah,
berdoa kita didalam dada,
supaya kisruh segera mereda.

Pemimpin zalim akalnya licik,
yang benar jadi salah terbalik,
kumpulkan uang emas sebilik,
kelak disiksa sampai mendelik.

Pada mereka yang kena bayar,
ingatlah selalu dosamu besar,
membela mereka yang sudah kesasar,
memukul rakyat seenak pusar.

IV
Itulah madah tentang demonstran,
ada yang bayaran ada beneran,
tak perlu kita menjadi heran,
karena zaman sudah keteteran.

Pada mereka yang lurus hati,
berharap moga berhati-hati,
terhindar dari lecutan cemeti,
ataupun luka setengah mati.

Pada pemimpin yang rakyat benci,
jantanlah jangan seperti banci,
padahal kotor masih sok suci,
sungguh terhina bagai kurcaci.

V
Jadilah pemimpin yang tidak pekak,
tahu hak dan kewajiban letak,
amanah emban janganlah retak,
supaya dicinta rakyat yang banyak.

Bekerjalah engkau secara adil,
jangan biasa gunakan bedil,
pasti dikabul doa rakyat kecil,
sengsara engkau dicabut izrail.

Madahku selesai sampai disini,
moga berguna dan dimengerti,
Bermohon hamba pada Ilahi,
moga diampun salahnya diri.

Inderalaya,
Al Faqiir

Hamdi Akhsan.

40-2011. Doa Untuk Rakyat Negeri Seribu Piramid

40-2011. Doa Untuk Rakyat Negeri Seribu Piramid

               Oleh
               Hamdi Akhsan


I
Di hari ini,
Bumi seribu piramid terguncang dahsyat,
Jutaan manusia tumpah teriakkan kepedihan rakyat,
Darah mengalir dan tangis kesakitan terdengar  menyayat,
Sungguh ketika telah  bersatu rakyat menjadi  kekuatan hebat.

Betapa kejahatan, kerakusan dan kebohongan  kini terbongkar.
Segala tipu muslihat digunakan untuk menyimpan makar,
Bahkan peluru tajam membuat rakyat mati terkapar.
Bagi penguasa busuk segala cara disasar.

II
Di negeri seribu menara kini rakyat telah murka,
Sejuta sumpah  ditujukan pada pemimpin yang serakah.
Yang kebijakannya banyak membuat hati rakyat terluka.
Yang tidak takut pedihnya ancaman api neraka.

Apa saja yang dikerjakan wahai para penguasa,
Setiap  hari sibuk dengan kejahatan dan gelimang dosa.
Tumpukkan harta untuk anak turunan sepanjang masa.
Seolah  terhadap azab  engkau telah mati rasa.
III
Inilah selarik Do,a

Wahai Tuhan...
Jangan Engkau biarkan rakyat menderita  kezaliman,
Atas darah yang tertumpah berilah mereka keadilan.
Berilah mereka pemimpin yang penuh belas kasihan.
Bagaikan Salahuddin  Al-Ayubi yang  membebaskan.

Inderalaya, 3/1/2011
Al Faqiir

Hamdi Akhsan