Senin, 16 Mei 2011

86-2010. Umat Yang Terhina

86-2010. Umat Yang Terhina

                 Oleh
                 Hamdi Akhsan

I
Dalam ribuan tahun tangisan karbala.
Yang luluh lantakkan indahnya ukhuwah.
Pada-Mu hamba haturkan harapan dan pinta.
Tentang umat pilihan yang kini dihina dan dinista.

Mana kini pekikan takbir yang berkumandang dalam izzah.
Dimana kini perginya para pencinta transaksi berhadiah surga.
Dimana kini para mujahid yang berdakwah sebagai pengembara.
Ataukah memang telah tiada lagi para pemegang panji yang gagah.

II
Perjalanan waktu merubah srigala gurun jadi burung onta berpunuk.
Para mujahid gagah menjadi tubuh-tubuh makmur yang gemuk.
Yang  terhadap  gertakan sedikit Yahudi  menjadi  tunduk.
Bahkan sebahagian berserikat sebagai pertanda takluk.

Tak akan muncul singa bila ia dididik seperti sapi.
Setiap hari rumput hijau penggemuk diberi.
Dipenuhi dengan kesenangan materi.
Sehingga lalaikan perintah Ilahi.

III
Para  pejuang sejati dari gurun.
Lahir dari taat jalani syarat dan rukun.
Senantiasa takut pada hari saat berhimpun.
Dan sandarkan diri pada Yang Maha Pengampun.

Tatkala jalan iman dan kebenaran kitab suci ditinggalkan.
Tinggallah  umat pilihan ini hanya  sebagai objek penghinaan.
Terombang-ambing  bagaikan  banyaknya buih  di tengah lautan.
Yang hanya  sekeping harga diri saja pun tak mampu  dipertahankan.

IV
Sejarah  berikan contoh  bagaimana  perjuangan Muhammad Al Fatih.
Juga tentang Sultan Salahuddin Sang Pejuang yang begitu gigih.
Juga malaikat lindungi  mujahid kecil  Gaza yang masih putih.
Tinggallah  bagimu kaum  muda  berfikir  untuk memilih.

Tiada kehormatan dan  kebanggaan tanpa upaya.
Tiada musuh memberi  tanpa disertai tipu daya.
Tapi pada kitab sucinya sendiri tidak percaya.
Maka jadilah umat  dengan  prilaku tercela.

V
Ukhuwah yang  menjadi dasar telah robek.
Dengan pongah musuh tersenyum mengejek.
Tertawakan milyaran  umat yang lemah tergolek.
Sibukkan diri mendengar alunan musik yang gigesek.

Semoga ada kerinduan kuat munculnya pemimpin beriman.
Yang tidak sibukkan diri tebar pesona dan menimbun kekayaan.
Yang sadar bahwa amanah itu kelak akan di pertanggungjawabkan.
Dan kepada Ilahi di padang  Mahsyar kelak semuanya akan ditentukan.

Al Faqiir

Hamdi Akhsan

0 komentar:

Posting Komentar