Kamis, 23 Juni 2011

200-2011. Kidung untuk Anak II

200-2011. Kidung untuk Anak II
                  Oleh
                  Hamdi Akhsan















I
Putraku,
Kini engkau telah tumbuh tinggi besar melebihi ayah.
Tubuhmu tegap dan perkasa bagai garuda.
Usiamu adalah masa emas kehidupan manusia.
Sedang ayah menjelang pergi dari dunia fana.

Dalam diam ayah ingin berpesan.
Masa mudamu adalah masa keemasan.
Jangan banyak diisi angan dan khayalan.
Jadikan ia masa penuh perjuangan.

II
Belajarlah dari perjalanan panjang sejarah peradaban.
Betapa para perubah dunia muncul diusia duapuluhan.
Hentakkan segala kemapaman dan ketidakadilan.
Sebagai wujud kepeloporan pada perubahan.
...
Didalam tubuhmu mengalir darah pejuang sejati.
Yang takkan menyerah pada kehinaan walau harus mati.
Jadilah putraku yang hidup dengan harga diri.
Agar kelak jadi kebanggaan ayah dihadapan Ilahi.

III
Dengarlah pesanku agar kelak tak kau sesali.
Karena lalaikan masa keemasan yang telah pergi.
Bagai merubah nasi jadi beras yang tak mungkin lagi.
Dan jadilah engkau generasi yang rugi.
...
Anakku.
Tiada masa terbaik selain masa muda.
Kekuatan dan kecerdasan semua ada disana.
Dengan semangat pantang menyerah akan kau dapatkan berlipat ganda.
Dan engkau pun akan menjadi hamba Tuhan yang berharga.

IV
Anakku.
Kusampaikan pesan ini dengan cinta.
Karena musuh Ilahi menyesatkanmu dengan sepenuh tenaga.
Melalui permainan-permainan yang membuatmu terlena.
Yang membuat masa emasmu akan tersia-sia.

Dalam kecemasan rapuhnya peradaban ayah berpesan.
Jelajahi dunia melalui tekunnya engkau pada bacaan.
Baca sejarah agar tak kehilangan kebanggaan.
Pelajari muslihat musuh agar mereka tak mampu menyesatkan.

V
Kini, dipenghujung waktu yang tinggal sedikit.
Sadarilah bahwa umat pilihan ini sedang sakit.
Tanpa terasa musuh telah mengoyak-ngoyak dan mengigit.
Dan segala segi kini diluluhlantakkan morat-marit.
...
Padamu, kuembankan amanah masa depan.
Padamu kutitipkan segumpal harapan.
Untuk membawa generasimu kembalikan kebanggaan.
Dan dunia kembali berada dalam rahmat Tuhan.

Al Faqiir

Hamdi Akhsan

0 komentar:

Posting Komentar