Kamis, 30 Juni 2011

211-2011. R E S E P S I

211-2011. RESEPSI
            Oleh
            Hamdi Akhsan
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 





 
I
Betapa sibuk di pagi hari,
orang bersiap pergi resepsi,
baju dipilih yang paling asri,
para wanita cantik sekali.
 
Berbagai makanan dihidangkan,
minuman juga manis-manisan,
daging dan sayur disajikan,
tinggal pilih yang disukakan.
 
Wah, anak-anak banyak yang ikut,
pilih makanan tak takut-takut,
bahkan yang enak dulu direbut,
bahkan tak malu terkentut-kentut.
 
II
Hati-hati pilih makannya,
bisa mencret setelah pulangnya,
jadi urusan orang rumahnya,
ke rumah sakit nanti jadinya.

Kasihan kakek nenek yang antri,
sampai gemetar ia punya kaki,
harusnya tak usah mengantri lagi,
atau tak usah mengantri lagi.

Hai hai, hati-hati termakan tulang,
bisa semaput setelah pulang,
repotnya bukan alang-kepalang,
rasa sakitnya tak hilang-hilang.

III

Di depan pengantin senyum-senyum,
menebar ke depan bau harum,
itu memang yang sudah umum,
undangan juga pada maklum.

Dikiri kanan orang tua,
duduknya keren penuh wibawa,
kadang tersenyum kadang tertawa,
begitu bahagia suasana terbawa.

Protokol resepsi mulai bicara,
bacakan semua susunan acara,
coba ciptakan suasana gembira,
seperti harapan undangan para.

IV
Yang kurang bagus biduannya,
tak lihat dulu siapa undangannya,
supaya bisa pilih lagunya,
dan diatur rapi pakaiannya.

Nyanyinya banyak lagu dangdut,
kadang bunyinya berdebut-debut,
jogetnya juga sudah tak patut,
waduuuh, kadang sampai nyebut.

Tapi itulah kebiasaan,
yang sudah dianggap kemestian,
padahal enak pakai nasyidan,
ataupun lagu nostalgiaan.

V
Ada yang sibuknya ngobrol saja,
tak tahu acara sampai dimana,
yang penting tiba waktu makannya,
maju dahulu keantriannya.

Yang bawa anak juga banyak,

ayaknya cari makanan enak,
tapi sesungguhnya kurang layak,
kasihan dengan ibu dan bapak.

Kadang ada makanan kurang,
yang terakhir tak dapat rendang,
gerutu sendiri setelah pulang,
malah kecewa orang diundang.

V
Hati-hati yang darah tinggi,
daging kambing silah hindari,
daging yang lain cukup cicipi,
supaya makanan bisa rasai.

Yang sambutan coba diringkas,
tak usah panjang-panjang diulas,
kalimat yang keluar harus jelas,
supaya undangan merasa puas.

Acara panjang membuat bosan,
baik tamu maupun besan,
orang pergi banyak alasan,
perut lapar menunggu makan.

VI
Syair resepsi sampai disini,
jangan tersinggung uda dan uni,
atau merasa nina dan nini,
karena kalimat sungguh berani.

Bagi yang akan ada resepsi,
sederhana saja nikah pestai,
jauhkan sifat pamer dan iri,
sesuai kemampuan baiknya jadi.

Uang yang banyak silah tabungkan,
bekal berdua tuk masa depan,
hadapi hidup penuh tantangan,
sertai jalani perintah Tuhan.

Al Faqiir

Hamdi Akhsan

0 komentar:

Posting Komentar