Minggu, 26 Juni 2011

213-2011. Kemana Malu Ini Harus Kubawa?

213-2011.  Kemana Malu Ini Harus Kubawa?

                     Oleh
                     Hamdi Akhsan

I
Kekasih,
Setiap datang pada-Mu yang kubawa hanya lah airmata.
Ibadah khusuk dan tekun manakala  sedang menderita.
Banyak mengingat kuasa-Mu  manakala saat meminta.
Terhadap bagitu banyak nikmatmu terkadang dusta.

Tangan ini!lebih banyak menunjuk  daripada berzikir.
Betapa banyak perintah-Mu yang belum mampu kuukir.
Terhadap dunia kecerdasan yang Engkau berikan berfikir.
Sungguh hamb-Mua yang lemah mengaku bila masih mangkir.

II
Kekasih,  betapa  hamba-Mu  sangat  malu  untuk  mengaku.
Tentang  perbuatan-perbuatan dosa dan buruknya  laku.
Tentang  betapa  gersangnya jiwa  menangis tersedu.
Tentang  kebesaran-Mu  yang kadang  lupa diseru.

Dusta, bila  kukatakan  dekati jalan-jalan Taqwa.
Terhadap hidup sedikit tangisan dan  banyak tawa.
Mata kadang tak  terbuka saksikan  banyak peristiwa.
Sungguh pada-Mu  hamba mohon  berilah halusnya jiwa.

III
Kekasih...
Bagaimana mata ini kelak akan hamba pertanggungjawabkan.
Bila ia digunakan  melihat hal-hal  yang tak  diperbolehkan.
Kaki melangkah melangkar perintah yang Kau gariskan.
Serta mulut ini berbicara apa yang  tak dikerjakan.

Kemana rasa malu ini kelak akan hamba hadapkan.
Bila begitu banyak larangan dari-Mu yang disepelekan.
Begitu banyak  anjuran  baik-Mu yang  tak hamba lakukan.
Sungguh betapa  malang  diri ini bila kelak tak Kau selamatkan.

IV
Kekasih,
Bagaimana  hamba kelak akan tegar hadapi  kegelapan kubur.
Bila dalam jalani hidup ini begitu kurang manifestasi syukur.
Terhadap  banyaknya nikmat-Mu terkadang masih kufur.
Ampuni hamba  yang lemah  wahai Ilahi Maha Ghofur.

Tak tahu  nasib diri  kelak dengan  modal yang sedikit.
Sedangkan  pukulan  malaikat-Mu sungguh  sangat sakit.
Betapa berat menghadap-Mu membawa dosa sebesar bukit.
Jauhkan hamba  siksa yang  membuat para pendusta menjerit.


Al Faqiir


Hamdi Akhsan

0 komentar:

Posting Komentar