Minggu, 12 Juni 2011

189-2011. Kepada Kubur Yang Membisu Aku Bertanya

189-2011. Kepada Kubur Yang Membisu Aku Bertanya

                 Oleh
                 Hamdi Akhsan

I
Kepada kubur yang membisu aku bertanya.
Kemana dulu penghuni bumi yang gagah perkasa.
Kemana dulu mereka yang kaya raya bergelimang harta.
Dimana kini mereka yang dulu dipuja-puja sebagai penguasa.

Kepada kubur yang diam dalam senyap  daku ingin bertanya.
Dimana dulu wajah-wajah yang cantik dan penuh pesona.
Dimana mereka yang pernah mengguncang dunia.
Dimana kini mereka yang dulu sangat durhaka.

II
Apakah ada kecantikan abadi dalam kematian?
Atau daging  yang tidak habis  terpisah dari tulang?
Atau tengkorak rapuh masih cantik dan indah dipandang?
Dan dimanakah harta yang dulu dimlikinya bergudang-gudang?

Kepada kubur  yang bisu ribuan  tahun hamba ingin  bertanya.
Adakah  beda  tulang-belulang  mereka yang  miskin dan kaya?
Adakah beda kuburan kaum yang papa dan bergelimang harta?
Adakah beda tengkorak  yang dulu berkuasa dan rakyat jelata?

III
Kepada kubur yang diam menyayat dalam sepi kutitip renungan.
Apakah perbedaan golongan duniawi disana ada kesamaan.
Yang dahulu  bermandikan  harta dapat  keistimewaan.
Sedang mereka yang biasa tetap dalam kesusahan.

Betapa hukum duniawi membuat manusia berbeda.
Dengan harta  dapatkan kemuliaan mereka yang berada.
Orang yang miskin akan  mendapat hinaan tak sudah-sudah.
Bahkan  terkadang kuburannya pun tetap  dizalimi setelah tiada.

IV
Kepada kubur yang membisu hamba ingin tanyakan tentang ulat.
Adakah bedanya dalam menikmati daging orang baik dan jahat.
Adakah perbedaan caranya  memutuskan mili  demi mili urat.
Sungguh setiap jiwa perlu renungkan nasibnya di akherat.

Kepada kubur yang panas hamba ingin tanyakan sesuatu.
Apakah  daging akan hancur lebur dalam  pendeknya waktu.
Apakah bisa mendapat pembelaan mereka yang bertuhan nafsu.
Atau  menjerit keras  dihantam gada  malaikat seperti  masa dahulu.

V
Kepada kubur yang jadi saksi derita para pendurhaka sepanjang masa.
Beratnya siksaan disana tak  terbayangkan oleh manusia di dunia.
Kesakitan yang berulang-ulang akan datang tak sudah-sudah.
Sebagai balasan atas pembangkangan para pendurhaka.

Wahai Raja Dunia Akherat yang  berkuasa atas kubur.
Berilah hamba hati yang senantiasa  pandai bersyukur.
Atas segala kejadian sadarkan  hamba untuk tafakkur.
Dan tak lalai atas seluruh nikmat-Mu yang tak terukur.

Al Faqiir


Hamdi akhsan

0 komentar:

Posting Komentar