Kamis, 02 Juni 2011

36-2011. Bumi Yang Merana

36-2011. Bumi Yang Merana

                 Oleh
                 Hamdi Akhsan

I
Dengarlah olehmu ratapan sebatang  pohon di rimba.
Yang berkisah tentang apa  yang telah disaksikannya.
Melihat kerakusan tak  tertahankan di dunia manusia.
Yang  memetik banyak  malapetaka  karena  ulahnya.

Ia pun berkisah,dahulu hutan ini segalanya seimbang.
Di pohon-pohon tinggi burung burung bersarang.
Namun  tiba-tiba pohon  menjadi  tumbang.
Karena tanpa dipilih lagi ia pun ditebang.

Ketika pepohonan rimbun tiada.
Burung-burung  berpindah.
Tanah kering merekah.
Dan banjir pun tiba.
Habiskan segala.

II
Kini, tatkala  hujan  datang air mengalir sangat keruh.
Tanpa  penghalang air  bah pun  datang  bergemuruh.
Menjadikan rumah,  sawah, dan ladang  hancur luluh.
Dan alam yang baik pun kini berubah menjadi musuh.

Sungguh rakus.
Rimba  diberangus.
Simetri alam   terputus.
Hilang juga sifat yang halus.
Oleh serakah  yang  membius.

Manakala  keseimbangan  terganggu.
Keindahan  hutan  jadi  bagian  masa lalu.
Suara alam pun hilang dan kini diam membisu.
Menjadi  musuh  manusia  dengan  aturan   kaku.

III
Tinggallah kini generasi yang kehilangan pijakan.
Yang habiskan biaya menata hutan  buatan.
Hutan yang  tersisa pun tak  dilestarikan.
Sungguh keanehan membingungkan.

Petaka  di hari ini  terus terjadi.
Karena alam tak ramah  lagi.
Terjadi petang atau pagi.
Rahmat Ilahi tlah pergi.

IV
Ingatlah!  tatkala  hukum  Ilahi  telah  terganggu.
Akan muncul padang  pasir  dan tanah  berbatu.
Kesejukan dan Kesuburan akan hilang dari situ.
Ampunilah  kami  wahai  Pemelihara Yang Satu.

Bumi  yang  diberkati kini  tinggal  dongengan.
Hutan yang hijau lestari tinggal kenangan.
Binatang liar dihutan tinggal  pajangan.
Sungguh berat akibat keserakahan.

Al Faqiir


Hamdi Akhsan

0 komentar:

Posting Komentar