Minggu, 05 Juni 2011

71-2010. Syair Sesal

71-2010. Syair Sesal

               Oleh
               Hamdi Akhsan

Bertengkar terus
Syair bertutur tentang sesal berbagai katagori, penyebab dan akibatnya. moga manfaat!

I
Bismillah pada Allah yang satu,
pencipta makhluk sepanjang waktu,
pemutus taqdir sudahlah tentu,
segala peristiwa Dia yang restu.

Syair sesal berisi nasehat,
tentang segala yang telah dilihat,
tentang yang baik ataupun jahat,
tentang yang cepat ataupun lambat.

Banyak peristiwa telah terjadi,
baik petang ataupun pagi,
orang beruntung atau yang rugi,
melalui syair daku berbagi.

II
Syair berkisah jenisnya sesal,
oleh akibat ataupun asal,
semoga jadi satu permisal,
supaya kelak tidak menyesal.

Ada yang hanya sebentar sesal,
seperti pedas memakan sambal,
belumlah ganti haripun bakal,
tak ada sambal bak hilang akal.

Sesal sebentar cepat hilangnya,
baru sebentar hilang bekasnya,
tak perlu pula banyak biayanya,
tak pula banyak jadi korbannya.

III
Ada pula sesal tahunan,
rumah dibuat tiada rancangan,
sok tahu pula seni urusan,
setelah selesai jadi sesalan.

Karena tidak ahli yang bahas,
rumah ditunggu terasa panas,
belumlah hujan semua tampas,
dilihat muka belakang tak jelas.

Orang yang lihat banyak mencibir,
menjadi pula buah bibir,
uang telah habis dan capek mikir,
terpaksa menunggu untuk diukir.

IV
Nasehat bijak orang yang pintar,
tanyalah dulu walau sebentar,
kepada ahli yang memang pakar,
atau mereka yang telah ditatar.

Sesal tahunan ada obatnya,
uang dikumpul rubah bentuknya,
tetapi kalau bagus caranya,
tidaklah perlu tambah biayanya.

Dalam berfikir ada yang ahli,
hendaklah suka dinasehati,
tanya disampai jawab diberi,
niscaya pilihan tak disesali.

V
Sesal ketiga lain jenisnya,
seumur hidup itu masanya,
memilih pasangan itu bentuknya,
setelah mati baru hilangnya.

Kalaulah salah pilih pasangan,
rumah tangga tiada ketenangan,
mau bercerai banyak turunan,
terpaksa jalani walaupun sungkan.

Sebelum nikah seperti malaikat,
tertutup semua sifat yang bejat,
setelah berputra baru terlihat,
sifat yang lemah dan sifat jahat.

VI
Demikian juga yang jadi istri,
sayangnya cuma pada materi,
ketika susah mencaci maki,
kebaikan yang sudah tiada arti.

Rumah tangga bagai neraka,
terpaksa bersama juga mereka,
tetapi dihati sangat tak suka,
tetapi bercerai tak mau maka.

Sesal berkeluarga akan berakhir,
ketika nafas berhenti mengalir,
setelah tiada yang baik terfikir,
cerita pada anak tiada getir.

didalam kubur sunyi sendiri, gelap, dan sesal.

VII
Adapun sesal yang paling dalam,
durhaka pada penguasa alam,
didalam kubur takut mencekam,
sesal tak putus siang dan malam.

Kepada diri hamba berpesan,
patuhlah selalu sebagai insan,
sesal diakherat tiada ampunan,
disiksa malaikat ribuan tahunan.

Anak dan harta pasti ditinggal,
hanya membawa kafan sepenggal,
pastilah dalam nantinya sesal,
tatkala datang sedikit bekal.

VIII
Sesal dunia karena nafsu,
pendeknya akal serta terburu,
ketika peristiwa telah berlalu,
tinggallah diri terdiam pilu.

Para sahabat hambanya Tuhan,
dalam berfikir mari matangkan,
agama jangan disepelekan,
supaya segala upaya diberkatkan.

Kalaulah dapat perkara sulit,
bertanya tiga orang  paling sedikit,
pakar dan ulama masalah diungkit,
terakhir keluarga yang tidak rumit.

IX
PENUTUP
Syairku ini berakhir sudah,
bicara sesal didalam dada,
moga berguna bagi ananda,
jalani hidup bagaikan roda.

Diakhir syair kusampai salam,
memohon maaf hati terdalam,
mohon ampun Penguasa Alam,
bersujud hamba di malam kelam.

Al Faqir

Hamdi Akhsan

0 komentar:

Posting Komentar