Jumat, 24 Juni 2011

206-2011. Rindu Pulang


206-2011. Rindu Pulang
            Oleh
            Hamdi Akhsan

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
I
Senja usia merayap memakan jasad yang kian rapuh.
Jalan yang dilalui bak bangau putih terbang di awan jauh.
Ribuan kilo jarak telah ditempuh.
Kini, rindu bunda sambil menangis bersimpuh.

Ibu,
Betapa waktu telah luluhlantakkan kesombonganku.
Kehebatan akal sudah tak bermakna dimataku.
Ketinggian ilmu dibanding kitabnya hanya sebutir debu.
Sungguh hati kian terbuka pada-Nya yang satu.
 
II
Ibu,
izinkan anakmu pulang.
Tuk kenang indahnya masa-masa yang telah hilang.
Susuri kembali jalan kita pernah ke ladang.
Dan sempatkan diri menyendiri amati terbangnya bunga ilalang.

Kurindukan rumah kita yang penuh gelak tawa.
Kurindukan mendiang ayah yang tegas penuh wibawa.
Kurindukan dongeng-dongeng nenek yang membentuk halusnya jiwa.
Ibu, betapa airmata ini menetes dibalik tawa.

III
Kurindukan sungai yang jernih membelah Ladang.
Sampai menggigil dingin tatkala mencari udang.
Dihuma menunggu padi sambil berdendang.
Sungguh keindahan masa kecil yang selalu terkenang.

Kuingat jalan setapak yang sering kita lalui.
Dahulu hutan begitu senyap dan sepi.
Entahlah sekarang apa masih ada lagi.
Atau semua telah hilang dikalahkan kepentingan industri.

IV
Teringat anak-anak kecil bermain di derasnya hujan.
Di pepohonan kera-kera menggigil karena kedinginan.
Jelang matahari terbit burung-burung berkicauan.
Sungguh sebuah masa yang sangat kurindukan.
...
Rindu pulang.
Setelah puluhan tahun bagai anak hilang.
Tanpa kabar bagai Yusuf yang terbuang.
Walaupun kini masa tua telah menjelang.

V
Setelah peristiwa demi peristiwa kujalani.
Setelah kaki melangkah jauh dan ingin kembali lagi.
Dihari-hari tersisa hanya rindu pulang yang diingini.
Sebelum kelak selamanya harus pergi.

Rindu pulang.

Bandung,23/6/2011
Al Faqiir

Hamdi Akhsan

0 komentar:

Posting Komentar