Minggu, 05 Juni 2011

15-2011. Gugatan Sang Demonstran

15-2011.  Gugatan Sang  Demonstran

                  Oleh
                  Hamdi Akhsan
I
Wahai Tuan...
Kelak di depan Mahkamah Ilahi engkau akan tertegun.
Kami akan menagih uang yang engkau kumpulkan bejibun,
Kami akan tuntut darah saudara kami yang ditembak dengan tentara satu garnisun,
dan menuntut segala kebohongan yang dengan rapi telah engkau susun.

Kami muak...
Dengan kata-kata indah berselimut dusta,
Pergi kesana kemari habiskan ratusan milyar uang negara.
Bungkus kegagalan demi kegagalan dengan menyalahkan situasi dunia,
dan mempermainkan nilai mata uang sehingga menjadi semakin tak berharga.

Belum  lagi, hebatnya  korupsi  makin hari makin besar laksana  tumor ganas.
Menghisap darah rakyat kecil dengan sangat rakus dan trengginas,
Masuk ke rekening mereka yang rakus melebihi binatang buas.
Dan atas semua jeritan kaum papa yang selalu tergilas.
Kelak di akherat engkau akan dibalas.
dan...pasti impas.

III
Tuan...
Didesaku begitu banyak  perempuan yang menjadi  tenaga kerja wanita  ke luar negeri,
Karena dengan gaji dan kemewahan  fasilitasmu, lapangan kerja tidak bisa engkau beri,
Pintar benar engkau, arahkan media dan pakar sibuk dengan penganiayaan yang bikin ngeri.
Sedikit yang tahu kalau itu cara yang paling murah untuk keluar dari ketakmampuan diri.

Tuan...
Katanya negeri tuan adalah negeri orang-orang yang taat ibadah.
Bahkan kadang  secara menyolok orang bersama-sama istighosah,
Setiap tahun ratusan ribu haji dan jutaan yang pulang dari umrah,
Rumah ibadah dari segala  agamapun tumbuh  bagai  air tercurah,
Tapi mengapa kehidupan semakin sulit dan rakyat makin sengsara.

Tuan...
Suaraku sudah serak dari tadi  tak henti teriak-teriak  sampaikan  apa yang jadi kehendak.
Dibelakangku hanya  mereka yang memang berani atau belum kebagian kue yang banyak.
Sebahagian besar kawan-kawanku telah dibeli dan  sekarang ikut  juga mengkoyak-koyak.
Dan percayalah...sebentar lagi aku akan diambil dan dituduh telah berbuat yang tak layak.
Tuan...
Sebelum aku beranjak  pergi,
terakhir kusampaikan satu kalimat lagi,
Sehebat-hebatnya dirimu, kelak pasti akan mati,
dan dituntut ratusan juta orang didepan Mahkamah Ilahi.

Inderalaya, Februari 2011
al Faqir

Hamdi Akhsan. 


0 komentar:

Posting Komentar