Senin, 06 Juni 2011

184-2011. Raudhah Mesjid Nabawi

184-2011. Raudhah Mesjid Nabawi

                 Oleh
                 Hamdi Akhsan

I
Dimalam itu kusaksikan sebuah keajaiban.
Ribuan tangan  tengadah  dalam  tangisan.
Bak seorang kekasih rindukan pertemuan.
Sungguh pemandangan itu  menakjubkan.

Takut, rindu, cinta, dan harapkan surga berhimpun.
Doa  bercampur  airmata  begitu  saja mengalun.
Kata-kata yang pasrah begitu indah tersusun.
Pemandangan  yang  sama  ribuan  tahun.

II
Di Taman-taman  surga  yang ada  dibumi.
Dosa dan kesalahan hidup sang insan diratapi.
Bermohon   ketakpatuhan  pada-Nya  diampuni.
Serta  sisa-sisa usia yang masih diberi akan diberkati.

Tiada  perbendaan antara si miskin dan kaya.
Larut dalam tangisan manusia  segala bangsa.
Tak peduli  yang  berusia tua  ataupun muda.
Semua menangis pada-Nya harapkan Ridha.

III
Itulah perlambang dari kesetaraan para hamba Allah.
Yang dalam  kehidupan dunia  berderajat beda.
Yang kadang lalai pada-Nya saat berkuasa.
Atau  hidup  tertipu oleh godaan harta.

Di Raudhah, tak  malu tiap  hamba menangis.
Kalimat  diseling sedu sedan tak habis-habis.
Meminta kebaikan pada-Nya bak pengemis.
Sungguh  sebuah suasana yang  begitu magis.

IV
Disana, begitu banyak  airmata yang tertumpah.
Bagai  mengalir doa terucap dari mulut tiap hamba.
Namun  sesungguhnya  semua itu bukan  untuk Allah.
Tapi demi kebaikan dunia akherat bagi diri dan keluarga.

Sungguh, setiap yang pernah datang akan berkata.
Mereka begitu rindu untuk menangis disana.
Di salah satu taman-taman surga-Nya.
Sebelum tinggalkan dunia fana.

al Faqiir


Hamdi Akhsan

0 komentar:

Posting Komentar