Minggu, 12 Juni 2011

181-2011. Pelita Jelang Padam

181-2011. Pelita Jelang Padam

                Oleh
                Hamdi Akhsan

kekejaman zionis pada anak-anak palestina
I
Betapa senja peradaban telah kaburkan cahaya kebenaran.
Bak pelita menjelang hilangnya sinar dalam keremangan.
Membuat tertatih para pencinta dalam keterasingan.
Dan manusia kini pun telah kehilangan pegangan.

Bagai perjalanan  tanpa arah peradaban berpusar.
Bagaikan umat Musa di lembah Tih 40 tahun tersasar.
Bagai kedurhakaan  putra Nuh kalau  badai menggelegar.
Sungguh sejarah tidak menjadi tempat umat manusia belajar.

II
Adalah kesombongan ilmu arsitektur telah memberi gambaran.
Tatkala awan panas  menyapu umat Nabi Hud diturunkan.
Tatkala kota Pompey sekejap mata dibumi hanguskan.
Dan ketika bala tentara firaun pun ditenggelamkan.

Kepada siapakah lagi umat manusia perlu kesaksian?
Agar mata hati dan telinganya  terbuka pada kebenaran.
Hidup selalu  berusaha  untuk  taat  kepada  perintah Tuhan.
Dan menyadari pertanggungjawaban berat kelak di akhir zaman.

III
Sungguh kebaikan dan kedurhakaan  masa lalu kini  telah hilang.
Tinggalkan jasad-jasad berdebu yang tinggal tulang-belulang.
Kebaikan yang terpancar telah sisakan warisan cemerlang.
Dan kedurhakaan pun  berakhir dengan  nasib malang.

Kini, redup  peradaban  berdasarkan kebaikan  ruhani.
Yang jadi ukuran keberhasilan hanya materi dan teknologi.
Keagungan moralitas dan nilai-nilai agama sudah dianggap sepi.
Bahkan secara mendunia para penegak agama sekarang dimusuhi.

IV
Api Tauhid penerang peradaban akan padam hanya menunggu waktu.
Manakala para penganut dan pencinta-Nya hanya diam terpaku.
Bahkan sebahagian  dengan musuh pun ikut  bersekutu.
Untuk padamkan cahaya agama-Nya Yang Satu.

Dimana engkau wahai para pemuda yang tekun?
Dimana engkau putra-putri pengamal syarat dan rukun.
Tegakkan harga  dirimu agar kemenangan  kelak terhimpun.
Rapatkan shaffmu dalam barisan pejuang yang rapi dan tersusun.

V
Hari-hari yang suram dalam sekaratnya  peradaban kini telah hadir.
Tentara Dajjal dengan berbagai kecanggihan seakan menyihir.
Kedurhakaan dan  kebejatan  seolah menjadi  biasa hadir.
Dan para pencita Ilahi  menjadi  golongan  yang faqir.

Dimana kini  pemegang  panji-panji  suci berada.
Dengarlah panggilan iman bercampur linangan airmata.
Tegakkan kebenaran  dan kekuatan  Ilahiah  dengan izzah.
Dan ikuti tawaran transaksi dengan Ilahi yang berhadiah surga.

Al Faqiir


Hamdi Akhsan

0 komentar:

Posting Komentar