Minggu, 05 Juni 2011

81-2010. BETAPA INGIN AKU MENCINTAI-MU

81-2010. BETAPA INGIN AKU MENCINTAI-MU
                (Bagian ke dua : Mahabbatullah)
      
                Oleh
                Hamdi Akhsan


I
Betapa ingin aku mencintai-Mu.
Bagaikan gemetarnya jari ditiap nada seruling bambu.
Atau desiran badai menyapu pasir gurun selama ribuan tahun berlalu,
Tiada saksi dan tiada bekas, hanya ada waktu yang membisu.
Sedang nyanyianku sumbang, parau dan pilu.

Betapa ingin aku mencintai-Mu.
Bagaikan ombak menderu bertemu pantai,
Atau bagai usapan embun dihelai daun yang membelai.
Atau derunya ombak samudera menerpa pantai.

Betapa ingin aku mencintai-Mu.
Bagai bunda Musa menahan pedih kala hanyutkan putra tercinta demi kehidupan.
Atau tegaknya cinta Halimatus Syakdiah pada-Mu dalam minyak membara yang menyejukkan.
Atau padamnya api namrudz yang membakar Ibrahim dalam ketegaran.

II
Betapa mempesona kidung Daud atas nama cinta.
Harumnya darah Imam Husein yang syahid di padang karbala.
Lelapnya tidur Ashabul Kahfi dalam lembut dan indahnya belaian cinta.
Serta Airmata rindu Rabiatul adawiyah yang tersedu dalam kerinduan yang membara.

Cinta-Mu telah membakar pasukan Tarikh bin Ziad seberangi  samudera ganas taklukkan eropa.
Menggigilkan jasad Zainal Abidin As-Sajjad dalam munajad yang menggetarkan angkasa.
Atau bagaikan cinta Laksamana Ceng Ho arungi tujuh benua dan tujuh samudera.
Rindu yang membakar api cinta Al-Bara bin Malik  taklukkan Kisra di Persia.
Bak kidung  Hassan bin Sabbit yang wujud dalam sholawat badariah,

III
Tatkala kutatap bintang-bintang diujung Jagat raya nan jauh bertasbih pada-Mu.
hamba tangisi kekerdilan dan ketaksyukuran diri atas nikmat-Mu.
Wahai, bagaimana akan kudapatkan cinta-Mu.
diriku tak berharga sebutir debu.

Ditengah heningnya fajar.
Ada bibir tak henti beristighfar.
Tadahkan tangis ke langit dengan gemetar,
Sambil memohon Ridho pada-Nya yang Maha Ghoffar.


Al Faqir


Hamdi Akhsan

0 komentar:

Posting Komentar