Kamis, 09 Juni 2011

179-2011.Yang Pasti Akan Datang

179-2011.Yang Pasti Akan Datang

                Oleh
                Hamdi Akhsan

I
Kini tanganku tak lagi  tengadah  gemetar  ditengah malam sunyi.
Seperti  kala rindu  dan cinta  begitu  dalam  bersemayam  dihati.
Jasad tak lagi kurus  karena  banyak  berpuasa  seperti dulu lagi.
Dan kala memandang jauh ke bintang tak lagi airmata menemani.

Betapa tangis sesenggukan kadang masih sesakkan dada.
Mengingat  betapa hidup  ini kelak pasti  berakhir fana.
Bagai musafir yang  rindu kembali  pulang kerumah.
Namun tiada bekal yang cukup untuk dibangga.

II
Kekasih, betapa hamba  rindukan jalan pulang.
Dalam  lindungan cahaya-Mu yang  cemerlang.
Yang mampu mengalahkan  mentari benderang.
Dan  senyum  malaikat-Mu menyambut datang.

Terkadang sadar jiwa ini masih berlumur  nista.
Dalam  kata masih  mengandung  seribu dusta.
Pesona duniawi yang menipu pandangan mata.
Walauruh  yang suci tetap  menangis  meronta.

III
Kekasih, betapa berat jalan yang akan ditempuh.
Bekal ini sangat sedikit sedang perjalanan masih jauh.
Bagai  musafir di kegelapan  sunyi yang kehilangan suluh.
Dan tanpa sadar sudah ditepi bibir jurang menjelang runtuh.

Hamba tak tahu kapan malaikat-Mu akan datang sesuai janji.
Segala kecintaan dan kebanggaan dunia akan  ditinggal pergi.
Sebagai  bahagian dari  kefanaan hidup makhluk adalah mati.
Dan segala  harta benda  yang telah didapat  tiada guna lagi.

IV
Kekasih, betapa banyak  peringatan yang telah engkau beri.
Tentang  kesakitan para  pendurhaka saat menjelang mati.
Matanya mendelik-delik menatap liar ke kanan dan kiri.
Mencari  pertolongan  atas  kepedihan  melanda diri.

Betapa  kekasih-Mu tercinta  telah  bersabda.
Tentang sakitnya sekarat berpisah nyawa.
Tiada satu pun yang akan jadi pembela.
Dan penderitaan  sampai akhir masa.

V
Kekasih, jelang  hari itu tiba.
jelang jasad hamba berpisah jiwa.
sebelum tak mampu menutup mata.
Pada-Mu ampun dan ridha hamba pinta.

Jelang kematian pemutus nikmat itu datang.
Jelang  sang  musafir  kehidupan  akan pulang.
Sebelum  malaikat penjemput dak bisa dihalang.
beril kami kesempatan  taubat wahai Penyayang.

VI
Tak guna sejauh  apapun insan berlari  menghindar.
Sang Malaikat maut  pasti  akan mampu mengejar.
Tak guna insan sembunyi di bumi yang  terhampar.
Ilmu Ilahi sangat tinggi dan tiada yang lebih  pintar.

Dalam masa yang tersisa, pada-Mu hamba minta.
Berikan  kesadaran ini melalui dilihat  oleh mata.
Kebaikan dan bimbingan-Mu selalu didamba.
Dan  mendapat ridho-Mu lah tertinggi cita.


Al Faqiir

Hamdi Akhsan

0 komentar:

Posting Komentar