Kamis, 23 Juni 2011

199-2011. Kidung Malam untuk Anak


199-2011. Kidung Malam untuk Anak
            Oleh
            Hamdi Akhsan

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
I
Anakku sayang.
Engkau kini bukan lagi putri kecilku yang dulu.
Yang bila bersedih menangis tersedu dipangkuanku.
Yang merengek-rengek bila inginkan sesuatu.
Sungguh bagai kilat berlalunya waktu.

Dalam masa yang berubah engkaupun berubah.
Tumbuh mekar bagai sekuntum bunga.
Harum mewangi dan indah di pandang mata.
Itulah sunnah Ilahi untuk masa muda.
 
II
Dalam keindahan dan keharuman jadilah mawar berduri.
Santun,lembut,dan sederhana namun punya harga diri.
Tak biarkan kumbang bertindak sekehendak hati.
Karena sekali layu,bunga yang indah akan mati.
...
Anakku.
Tataplah dunia terbentang luas.
Jalani hari-harimu jangan lengah dan tetap awas.
Waspadai tatapan dingin yang sembunyikan hati yang buas.
Karena tak mungkin lagi menangkap burung yang telah lepas.

III
Di hari-hari yang tersisa kusampaikan pesan.
Sungguh hidup ini adalah panggung permainan.
Torehkan karya indahmu bak sebuah lukisan.
Yang setelah mati kelak akan jadi kenangan.
...
Wahai anak.
Bunga mekar itu hanya sekali.
Didalamnya tersimpan pesona dan kekuatan energi.
Gertakkan gigimu dan kuatlah nyali.
Agar engkau menjadi hamba kebanggaan Ilahi.

IV
Jadilah engkau bahagian dari mereka yang sederhana dalam kata.
Namun tinggalkan torehan yang agung dalam karya.
Banyak berfikir dan bekerja namun sedikit kata.
Agar usia mudamu menjadi masa yang bermakna.
...
Tak perlu rendah diri dalam kesederhanaan.
Karena kebesaran bukan pada kepemilikan.
Apalah lagi milik orang tua yang dibanggakan.
Sungguh bukan sifat yang layak untuk ditampilkan.

V
Kepakkan sayapmu bagai kepakan sayap elang di angkasa.
Jangan bak anak ayam mengkirik takut dibawah naungan induknya.
Terbanglah jelajahi bumi nan luas kemana saja.
Agar kelak engkau hidup dengan penuh bangga.
...
Anakku.
Ambillah pesanku ini sebagai pelajaran.
Untuk jalani hidup yang penuh tantangan.
Hiduplah selalu dalam kebenaran.
Agar dirimu kelak mendapat ridho Tuhan.

Al Faqiir

Hamdi Akhsan

0 komentar:

Posting Komentar