Sabtu, 11 Juni 2011

187-2011. Mengapa engkau lupakan mutiaramu?

187-2011. Mengapa engkau lupakan mutiaramu?

                 Oleh
                 Hamdi Akhsan

I
Dihari ini  keruntuhan  peradaban  besar tinggal  menunggu  titik-titik kematian.
Karena Pemenjaraan jiwa  dalam pusaran  syahwat birahi yang dipertuhankan.
Kidung ruhani yang mengawal  bumi selama  tujuh ratus  tahun disembunyikan.
Serta jiwa yang rindukan tegaknya kebaikan dan kebenaran  tak didengarkan.

Mengapa engkau lupakan mutiara indah dalam perbendaharaan.
Bagaikan seekor kambing yang terpesona dengan auman.
Dan bercita-cita  untuk  menjadi sang raja hutan.
Engkau tak sadar ototmu dibedakan Tuhan.

II
Dalam perenungan panjang menjelang subuh,
Mengalir keindahan untuk memahami bumi yang telah rapuh,
Mengapa tulip hanya mekar di negeri yang dinginnya membekukan tubuh.
Dan mengapa pohon kurma berjaya di tengah teriknya sahara yang tak pernah teduh.

Wahai mereka yang telah dimuliakan-Nya  dengan anugrah hidayah.
Mengapa ingin  kau paksa  satukan dua jenis mutiara yang  berbeda,
Dalam sebuah kesatuan janggal yang saling membuatnya jadi lemah.
Sedangkan  engkau  memiliki  mutiara asli  yang tak pernah berubah.

III
Peradaban yang bersendikan nafsu birahi dan Firman Ilahi tak mungkin dipersatukan.
Bila dipaksa, ia bagaikan mencampur air dengan minyak didalam nampan.
Antara karya Pencipta dan yang dicipta dan bisa dicampurkan.
Karena manusia hanyalah budak yang diciptakan.

Sesungguhnya, segala ilmu  dan  kebanggaan  duniawi  hanya titipan.
Kelak  segala  laku hamba  sebesar debu   dipertanggung jawabkan.
Di Pengadilan-Nya tiada amalan baik dan buruk   akan disia-siakan.
Tinggall si hamba yang akan berakhir fana harus mempertimbangkan.

IV
Di hari ini, bumi ciptaan Ilahi berada dalam dominasi tentara syaitan dan sekutunya.
Dalam segala lini mampu menggiring manusia pada peradaban yang durhaka.
Tanpa menyadari bahwa jalan yang ditempuh makin kauh dari Allah.
Dan semua akan disesali manakala kelak hidup berakhir fana.

Padamu wahai  putra zaman yang  menjadi  harapan  umat di masa depan.
Kebanggaan dan kejayaan Peradaban bersendi agama Ilahi daku titipkan.
Tapi semuanya  membutuhkan kerja keras, kesabaran,  dan pengorbanan.
Dan kejayaan dunawi serta surga Ilahi yang maha luaslah sebagai balasan.


Al Faqiir

Hamdi Akhsan

0 komentar:

Posting Komentar