222-2011. Senandung Pagi (1)
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Pagi yang indah dalam hijaunya dedaunan basah.
Pagi yang indah dalam hijaunya dedaunan basah.
Burung-burung pun berkicau aneka nada.
Sambut sang mentari yang bersinar cerah.
Seolah di dunia ini tiada makhluk yang sengsara.
Hati? Seiring berlalunya malam kepedihanpun tersembunyi.
Nanti, bila kegelapan datang yang tersembunyi muncul lagi.
Mengonyak dan meluluhkan kekuatan dan ketegaran diri.
Serta memunculkan sisi yang terdalam dari sifat manusiawi.
II
Pintu rumah dan jendela-jendela terbuka sambut sang surya.
Seolah dari rumah yang semalam ada tangis telah terusir duka.
Para penghuni mengawali kehidupan dalam canda dan tawa.
Sebuah permainan waktu silih berganti dalam aneka peristiwa.
Banyak rahasia terpendam di dalam malam.
Tak terlihat karena bercampur gelap nan hitam.
Mata tertutup rapat namun muncul gambaran suram.
Dan lintasan peristiwa yang perih bagai luka yang disiram.
III
Mengapa ada misteri yang selalu muncul dalam dekapan malam?
Kenangan perih dan manis muncul dari memori yang terpendam.
Luka jiwa begitu sulit terhapus dari susunan ingatan terdalam.
Dan saat tertidur airmata pun jatuh bak beningnya pualam.
Dalam terangnya siang akal jadi pemimpin.
Menyusuri tiap jengkal bumi sebagai musafirin.
Ada bagian sendiri untuk yang kaya dan miskin.
Tak tertukar takdir yang telah tertulis haqqul yakin.
IV
Ada dua wilayah pergantian waktu matahari.
Tatkala tiba petang dan saat munculnya pagi.
Waspadalah manusia di garis perbatasan ini.
Karena makhluk ghaib memasuki nafsu yang tak diberkati.
Adalah penting bagi jiwa untuk selalu dipertajam.
Melalui tafakkur atau berfikir dalam diam.
Berzikir diujung lidah atau hati di dalam.
Agar terhindar dari bencana yang ada di alam.
V
Dalam doa kepada pemilik semesta.
Dalam doa kepada pemilik semesta.
Keselamatan dan bimbingan yang hamba pinta.
Jauhkan hidup ini dari perihnya derita.
Tetapkanlah hidayahmu sampai kelak menutup mata.
Wahai pemilik segala yang di langit dan di bumi.
Berilah hamba kebaikan disaat petang dan pagi.
Berilah hamba iman dalam istiqamahnya hati.
Untuk senantiasa hidup di bawah tuntunan Ilahi.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar