193-2011. Kepada Bumi Yang Diam Aku Bertanya
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Kepada bumi yang membisu dalam diam aku bertanya?
Mengapa dari tempat yang sama muncul buah bermacam warna?
Mengapa dari tanah yang hitam muncul daun hijau dan buah yang merah?
Dan mengapa daun yang semula hijau perlahan hancur kala telah gugur ke tanah?
Kepada bumi yang menjadi saksi bangkit dan hancurnya peradaban aku bertanya?
Mengapa dari tanah yang lembut menjadi bata merah yang amat kerasnya.
Mengapa pisang yang dikubur berubah lembut dan masak jadinya.
Mengapa tanah lempung jadi karang setelah waktunya.
II
Kepada bumi yang membisu dalam diam aku bertanya.
Bagaimana nasib para penguasa yang dahulu zalim dalam kuburnya.
Bagaimana proses detik demi detik dagingnya luluh dimakan cacing tanah.
Bagaimana kecantikan dan kegagahan yang dahulu dibanggakan di tengkoraknya.
Mengapa engkau tak bercerita tentang nasib para pendurhaka dialam kuburnya.
Mengapa tak kau kisahkan ketakberdayaan penguasa tanpa tentaranya.
Mengapa tak kau sampaikan cambuk malaikat membelah kulitnya.
Agar manusia sadar tentang kepastian Mahkamah-Nya.
III
Wahai bumi yang didalamnya menyimpan banyak kisah.
Yang didalammu tersimpan tangis kepedihan manusia yang disiksa.
Yang menjadi asal dan tempat kembali manusia setelah jasadnya binasa.
Yang kelak akan dibentangkan sebagai sebuah hamparan kala telah berakhir masa.
Ceritakan pada kami peristiwa demi peristiwa pembunuhan yang darahnya tumpah.
Sampaikan pada kami tentang bayi-bayi tak berayah dikubur tanpa dosa.
Atau mereka yang dizalimi dan dibunuh dengan cara yang aniaya.
atau tentang kebahagiaanmu menerima jasad para syuhada.
IV
Kepada bumi yang membisu banyak yang ingin kutanyakan.
Mengapa gunung meletus sebagai azab namun tak menyadarkan.
Mengapa sejarah pembangkangan umat yang telah terkubur tak dii'tibarkan.
Dan manusia sebagai khalifah Ilahi sebahagian besar asyik hidup dalam kedurhakaan.
Wahai bumi yang diciptakaan sebagai cobaan dan ujian untuk mereka yang beriman.
Betapa segala peristiwa yang terjadi dipermukaanmu adalah suatu gambaran.
Yang menunjukkan bahwa semua yang dicipta kelak akan dikembalikan.
Dan tak ada yang akan lepas dari janji datangnya sebuah pengadilan.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan
0 komentar:
Posting Komentar