Oleh
Hamdi Akhsan.
I
Kekasih...
Merdunya gesekan daun ditengah rimba kini telah menghilang,
Berganti kebun sawit luas sejauh mata memandang,
tak ada lagi pekikan elang perkasa yang terbang,
dan indahnya belibis yang pulang petang.
Bumi sekarat, kehancuran menjelang.
Kini, kicau burung telah berganti dengan tiruan rangkaian elektronik,
Gemericiknya ikan di air bening berganti dengan walpaper komputer yang unik.
Sejuknya udara pagi karena embun didedaunan pun digantikan alat pendingin elektrik.
Bahkan...dihadapan teknologi ciptaan sendiri manusia diperbudak dan tak mampu untuk berkutik.
II
Kekasih...
Rahmat-Mu telah pergi bersama kosongnya spiritualitas manusia,
Wali-wali Allah telah tergantikan oleh televisi,komputer, dan alat elektronika,
Kidung-kidung suci-Mu hanya terdengar disaat-saat berduka dan perayaan tertentu saja,
dan...tentara-Mu telah ditebar melalui banyaknya musibah yang berturut-turut datang melanda.
Kini...
Ayat-ayat-Mu lebih banyak bergaung di pelosok lereng-lereng dan gunung-gunung sunyi yang damai,
Para pencinta-Mu dikota-kota sibuk dengan perlombaan menjadi selebriti ditempat ramai.
Tangisan yang tercipta bukan karena perasaan bersalah yang banyak tersemai,
Tetapi karena kondisi yang sengaja dicipta dengan skenario yang lihai.
III
Ketika rahmat-Mutelah pergi, sawah dan ladang pun menjadi gersang tak bisa ditanam padi lagi,
Antara anak dan orang tua tiada cinta sebagaimana pula pengkhianatan suami istri.
Sesama teman kerja dan rekan sejawat saling mencurigai,
Kekasih, rahmat-Mu telah pergi.
Jiwa manusia merana,
Terik mentaripun kian panas merona.
Sedangkan kebudayaan Dajjal makin hari makin mempesona,
dan semua berbuah dengan kehidupan yang kaya materi namun jauh dari rahmah.
IV
Akankah lahir teransformasi?
Kekuatan Spiritual mampu memimpin modernisasi,
Menjadikan agama sebagai sumber nilai yang tak pernah basi.
Yang membuat kekuatan akal berimbang dengan dada yang berisi.
Kekasih...hamba sangsi.
Kekasih,...kini, diujung madah,
hamba memohon dengan dua tangan gemetar tertadah,
Jauhkan kami dari derita dan pahitnya hantaman musibah.
Engkau dekatkan kami pada perasaan sebagai hamba,
agar Rahmat-Mu kembali ada.
Al Faqiir
Hamdi Akhsan.
0 komentar:
Posting Komentar